[list_indonesia] [ppiindia] Pemerintah jangan Cuma Beri 'Angin Surga'

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 18 Mar 2005 22:10:44 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

      MEDIA INDONESIA
      Sabtu, 19 Maret 2005

      DIKBUD

      Pemerintah jangan Cuma Beri 'Angin Surga'
     
      Rencana pemerintah untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa sekolah 
dasar negeri (SDN) ditanggapi 'dingin' oleh sejumlah orang tua siswa maupun 
guru.

      Anan, misalnya, agak kesal mendengar berita ini. Menurutnya, janji 
seperti itu sudah berulang kali didengarnya, tapi faktanya anaknya yang menimba 
ilmu di SDN Bojong Kulur II, Gunung Putri Bogor, Jawa Barat, setiap bulan 
selalu ditarik biaya.

      Bukan cuma uang sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP), tetapi juga 
biaya-biaya lainnya. Mulai dari membeli buku, uang untuk ulangan, uang untuk 
kegiatan olahraga, uang untuk membetulkan sekolah yang memang sudah mulai 
keropos dimakan usia, dan juga biaya-biaya lainnya.

      "Paling sedikit, saya harus mengeluarkan biaya anak saya sebesar Rp10.000 
per bulan untuk keperluan sekolah anak yang duduk di kelas IV," papar dia.

      Bagi seorang Anan yang pekerjaan sehari-harinya sebagai penjaga perumahan 
dengan honor Rp300.000 sebulan, jumlah itu tentu saja amat memberatkan. Itu 
sebabnya, ketika mendengar janji pemerintah akan menggratiskan biaya pendidikan 
bagi siswa SD, justru membuatnya sewot. "Ah, pemerintah paling cuma janji 
doang. Dari dulu juga biasanya begitu, cuma kasih 'angin surga'. Nyatanya kita 
juga harus tetap bayar. Mendingan nggak usah janji. Kirim aja duit itu ke 
sekolah diam-diam, lalu sekolah bilang kita kalau anak saya tidak usah bayar," 
kata Anan dengan nada tinggi.

      Hal serupa dilontarkan Sigit. Lelaki paruh baya yang menyekolahkan salah 
satu anaknya di SDN Jati Asih Bekasi ini kurang yakin jika pemerintah akan 
menggratiskan biaya pendidikan untuk siswa SD.

      "Paling juga cuma omong doang. Saya setiap bulan mesti bayar Rp15.000 
untuk sekolah anak. Itu pun belum termasuk biaya lainnya yang hampir setiap 
bulan juga harus dibayar. Memang gila sekolah sekarang, masa setiap bulan 
rata-rata kita harus keluar duit hampir Rp25.000 untuk anak SD," katanya.

      Ketika diketahui bahwa untuk menggratiskan biaya pendidikan itu 
pemerintah akan memberi subsidi sebesar Rp60.000 setahun, Anan yang 
sehari-harinya juga nyambi sebagai tukang ojek itu kontan mencibir. "Tuh apa 
gua bilang, pemerintah cuma main-main. Duit segitu mana cukup. Untuk biaya 
sekolah saja paling sedikit saya mengeluarkan Rp120.000 per tahun, belum lagi 
untuk biaya lainnya seperti uang perpisahan, uang untuk ulang tahun gurulah. 
Uang untuk pikniklah, pokoknya banyak deh,"kata dia.

      Sigit lebih geram lagi. "Lucu juga, bagaimana ngitungnya dengan uang 
segitu mau gratisin sekolah, di desa saja uang segitu udah nggak cukup, apalagi 
kalau di kota atau pinggiran kota seperti saya ini. Mestinya pemerintah turun 
ke kampung, biar tahu kondisi rakyat sebenarnya. Jangan cuma duduk di kantor 
saja," kata Sigit.

      Guru pun Sangsi

      Tak hanya orang tua murid seperti Sigit dan Anan, Ani (bukan nama 
sebenarnya) seorang guru SDN Jati Asih, Pondok Gede, Bekasi pun hanya tersenyum 
mendengar pemerintah akan menggratiskan biaya pendidikan untuk sekolah dasar 
negeri se-Indonesia.

      Dia tidak percaya kalau pemerintah memiliki dana yang dibutuhkan. 
Kesangsian ini timbul karena yang sering ia baca di koran, pemerintah tidak 
punya banyak anggaran untuk membiayai pendidikan. "Kalau tidak salah Mendiknas 
pernah bilang untuk bangun SDN rusak saja dibutuhkan dana sedikitnya Rp10 
triliun. Dulu memang ada beberapa siswa SD yang diberi beasiswa, tapi hanya 
sebagian kecil saja. Itu pun jumlahnya tidak mencukupi untuk biaya sekolah, 
artinya siswa tersebut tetap harus keluar uang," papar dia.

      Ani juga menyebutkan di sekolahnya terpaksa dilakukan penarikan biaya 
tambahan, sebab dana yang diberikan oleh pemerintah tidak cukup. ''Di sekolah 
ini misalnya, ada guru honorer yang terpaksa direkrut karena siswa cukup 
banyak. Mereka (guru honorer) kan perlu digaji. Begitu juga untuk biaya 
kegiatan lain seperti les komputer, pramuka serta pelajaran bahasa Inggris. 
Belum lagi biaya tambahan untuk sarana dan prasarana lainnya.''

      Selain itu, kata Ani, uang pemeliharaan gedung yang diberikan pemerintah 
juga tidak mencukupi, apalagi untuk tambahan biaya listrik, air, dan telepon. 
Jadi, terpaksa menarik biaya tambahan dari orang tua siswa. Diakuinya biaya di 
luar SPP itu justru lebih tinggi jumlahnya.

      Menanggapi rencana pemerintah ini, Ade Irawan dari Indonesia Corruption 
Watch (ICW) berpendapat memang seharusnya pemerintah menggratiskan biaya 
sekolah, bukan cuma SD tetapi juga untuk pendidikan wajib belajar. "Amanat 
undang-undang kan memang menyatakan demikian. Akan tetapi, jangan sampai uang 
yang ada cuma jadi barang rebutan untuk dikorupsi,'' tegasnya.

      Ia mencontohkan seperti yang selama ini terjadi pemerintah sudah 
mengatakan bahwa sekolah dasar gratis, tetapi pungutan jalan terus, bahkan 
makin merajalela. Karena itu, lanjut Ade, pemerintah sebaiknya lebih menekankan 
kebijakannya untuk meniadakan pungutan-pungutan itu, sebab selain menjadi 
sumber korupsi di sekolah, pungutan-pungutan itu jumlahnya kerap lebih besar 
dan memberatkan orang tua siswa."

      (Heru Prihmantoro/X-11)
     


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Pemerintah jangan Cuma Beri 'Angin Surga'