[list_indonesia] [ppiindia] Mega Tak Ngerti AD/ART

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 15 Mar 2005 23:10:20 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=161882

Rabu, 16 Mar 2005,

Mega Tak Ngerti AD/ART

Suko: Kita Siap Melawan Kelompok Status Quo 

JAKARTA - Sikap Ketua Umum PDIP Megawati yang mengabaikan tuntutan para pendiri 
PDIP agar menghapuskan hak prerogatif, formatur tunggal, dan calon tunggal, 
direaksi keras oleh Gerakan Pembaruan PDIP. Tokoh Gerakan Pembaruan Sukowaluyo 
Mintoharjo mengatakan, dengan bersikap seperti itu Mega berarti tidak mengerti 
prinsip dasar anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) PDIP.

Menurut Suko, secara prinsipiil hak prerogatif seharusnya direvisi dan 
dikembalikan kepada dewan pimpinan pusat (DPP) secara kolektif sebagai lembaga 
kepartaian. 

"Kenapa Mbak Mega heran. Ini kan tuntutan untuk memperbaiki proses demokrasi. 
Memangnya, ketua umum itu lembaga sehingga harus terus dipertahankan memiliki 
hak prerogatif? Ketua umum itu beda dengan presiden. Kalau presiden, kan memang 
disebutkan sebagai kelembagaan," ujarnya. 

Menurut Suko, seharusnya Mega tidak mempertanyakan lagi tuntutan kader partai 
soal penghapusan hak prerogatif. Alasannya, jelas-jelas ketua umum bukan sebuah 
lembaga yang harus dipertahankan. Karena itu, fungsi hak prerogatif tersebut 
harus dikembalikan pada kelembagaan partai secara kolektif, yaitu dewan 
pimpinan pusat. 

Secara tegas dia menyebutkan bahwa kepemimpinan partai tidak hanya dijabat oleh 
ketua umum. Mereka terdiri atas beberapa fungsi, seperti sekjen, wakil sekjen, 
dan fungsi ketua-ketua bidang. Dengan begitu, kepemimpinan partai harus 
dikembalikan kepada fungsi-fungsi yang ada kepengurusan di tingkat DPP 
tersebut. 

"Tidak ada kepemimpinan ketua umum. Yang ada adalah kelembagaan partai di 
tingkat nasional, yaitu DPP," tegasnya.

Soal pencalonan tunggal Mega, Suko mengakui bahwa putri sulung Bung Karno itu 
bukan satu-satunya tokoh PDIP yang harus kembali menakhodai partai berlambang 
Banteng Gemuk itu untuk periode berikutnya melalui Kongres PDIP 28 Maret 
mendatang di Bali.

"Era Mbak Mega sudah habis. Coba kita lihat tokoh macam Amien Rais, Akbar 
Tandjung, Gus Dur. Bahkan, era SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) dan 
Jusuf Kalla (Wapres Muhammad Jusuf Kalla) mulai saat ini mulai menurun. Jadi, 
tidak realistis jika Mega tetap dipaksakan. Kalau tetap mau memimpin, PDIP akan 
menjadi partai kecil nanti. Perlu darah segar dari para kader muda," tegas 
Suko. 

Dalam konteks itu, Suko mengakui pihaknya siap memperjuangkan persoalan yang 
kini menjadi perdebatan di internal partai berjuluk Moncong Putih itu dengan 
menyiapkan dua skenario. Yaitu, Mega tetap diposisikan sebagai ketua dewan 
pengarah. Selain itu, hak prerogatif dan formatur tunggal yang selama ini 
dimiliki ketua umum terpilih ditiadakan. 

Suko menjelaskan, pihaknya akan melakukan perlawanan atas keinginan kelompok 
status quo di internal PDIP. Yaitu, kelompok yang menginginkan Mega menjadi 
ketua umum serta mempertahankan hak prerogatif dan formatur tunggal. 

"Keinginan itu akan kita lawan dalam kongres nanti. Kita juga tidak menghendaki 
Mega dicalonkan menjadi capres 2009. Sekarang eranya untuk para kader muda 
partai," tandasnya.

Soal tudingan adanya rekayasa atas hasil konfercabsus, Suko menyatakan ada 
benarnya bila hal itu terjadi. Apalagi, dalam SK bernomor 425 Tahun 2004, 
(Juklak tentang penetapan pelaksanaan konfercabsus dalam memilih utusan ke 
kongres Bali, Red), daerah sebetulnya hanya diminta menyebutkan unggulan. 

Dia membenarkan pernyataan Roy B.B. Janis yang mengatakan adanya intimidasi 
kelompok status quo terhadap daerah dengan mengirimkan berita acara hasil 
konfercabsus. Dia mencontohkan kasus yang dilakukan Ketua DPD PDIP Jabar Rudi 
Harsya Tanaya. Menurut dia, Rudi sudah mengancam jajaran pengurus di Jawa Barat 
untuk tetap memilih Mega. 

"Bila tidak memilih Mega, para pengurus itu akan dipecat. Nah, ini kan salah 
satu bentuk intimidasi dan ancaman. Apa itu bukan salah satu bentuk rekayasa. 
Kami tetap berharap, di kongres nanti jangan sampai ada calon tunggal. Mega 
boleh terpilih, asalkan harus melalui mekanisme yang demokratis di kongres dan 
bukan rekayasa," ujarnya.

Dia menandaskan, DPP PDIP saat ini sudah gagal dalam menjalankan misi dan visi 
partai. Kepemimpinan pada periode ini, kata Suko, sama sekali tidak mampu 
melaksanakan sepenuhnya program partai yang sudah diprogramkan. 

"Program ini dikenal sebagai panca program utama yang mencakup lima butir 
strategi yang harus dilaksanakan pusat maupun daerah. Pemantapan ideologi, 
konsolidasi organisasi, program kaderisasi, program pengabdian, maupun program 
pemenangan pemilu. Tidak semua program ini dijalankan partai. Berarti 
kepengurusan sekarang gagal," tandasnya.

Struktur kepengurusan partai yang ada saat ini juga diakuinya sangat rancu dan 
terbukti tidak dapat berjalan dengan baik. Salah satu kelemahan mendasar adalah 
posisi sekjen yang tidak tepat. Praktis, selama lima tahun, 
departemen-departemen tidak terbentuk. Kondisi ini diperparah dengan tidak 
adanya persidangan majelis pertimbangan partai. "Apa ini yang harus 
dipertahankan?" kilahnya. (azh)




[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Mega Tak Ngerti AD/ART