** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=161882 Rabu, 16 Mar 2005, Mega Tak Ngerti AD/ART Suko: Kita Siap Melawan Kelompok Status Quo JAKARTA - Sikap Ketua Umum PDIP Megawati yang mengabaikan tuntutan para pendiri PDIP agar menghapuskan hak prerogatif, formatur tunggal, dan calon tunggal, direaksi keras oleh Gerakan Pembaruan PDIP. Tokoh Gerakan Pembaruan Sukowaluyo Mintoharjo mengatakan, dengan bersikap seperti itu Mega berarti tidak mengerti prinsip dasar anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) PDIP. Menurut Suko, secara prinsipiil hak prerogatif seharusnya direvisi dan dikembalikan kepada dewan pimpinan pusat (DPP) secara kolektif sebagai lembaga kepartaian. "Kenapa Mbak Mega heran. Ini kan tuntutan untuk memperbaiki proses demokrasi. Memangnya, ketua umum itu lembaga sehingga harus terus dipertahankan memiliki hak prerogatif? Ketua umum itu beda dengan presiden. Kalau presiden, kan memang disebutkan sebagai kelembagaan," ujarnya. Menurut Suko, seharusnya Mega tidak mempertanyakan lagi tuntutan kader partai soal penghapusan hak prerogatif. Alasannya, jelas-jelas ketua umum bukan sebuah lembaga yang harus dipertahankan. Karena itu, fungsi hak prerogatif tersebut harus dikembalikan pada kelembagaan partai secara kolektif, yaitu dewan pimpinan pusat. Secara tegas dia menyebutkan bahwa kepemimpinan partai tidak hanya dijabat oleh ketua umum. Mereka terdiri atas beberapa fungsi, seperti sekjen, wakil sekjen, dan fungsi ketua-ketua bidang. Dengan begitu, kepemimpinan partai harus dikembalikan kepada fungsi-fungsi yang ada kepengurusan di tingkat DPP tersebut. "Tidak ada kepemimpinan ketua umum. Yang ada adalah kelembagaan partai di tingkat nasional, yaitu DPP," tegasnya. Soal pencalonan tunggal Mega, Suko mengakui bahwa putri sulung Bung Karno itu bukan satu-satunya tokoh PDIP yang harus kembali menakhodai partai berlambang Banteng Gemuk itu untuk periode berikutnya melalui Kongres PDIP 28 Maret mendatang di Bali. "Era Mbak Mega sudah habis. Coba kita lihat tokoh macam Amien Rais, Akbar Tandjung, Gus Dur. Bahkan, era SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) dan Jusuf Kalla (Wapres Muhammad Jusuf Kalla) mulai saat ini mulai menurun. Jadi, tidak realistis jika Mega tetap dipaksakan. Kalau tetap mau memimpin, PDIP akan menjadi partai kecil nanti. Perlu darah segar dari para kader muda," tegas Suko. Dalam konteks itu, Suko mengakui pihaknya siap memperjuangkan persoalan yang kini menjadi perdebatan di internal partai berjuluk Moncong Putih itu dengan menyiapkan dua skenario. Yaitu, Mega tetap diposisikan sebagai ketua dewan pengarah. Selain itu, hak prerogatif dan formatur tunggal yang selama ini dimiliki ketua umum terpilih ditiadakan. Suko menjelaskan, pihaknya akan melakukan perlawanan atas keinginan kelompok status quo di internal PDIP. Yaitu, kelompok yang menginginkan Mega menjadi ketua umum serta mempertahankan hak prerogatif dan formatur tunggal. "Keinginan itu akan kita lawan dalam kongres nanti. Kita juga tidak menghendaki Mega dicalonkan menjadi capres 2009. Sekarang eranya untuk para kader muda partai," tandasnya. Soal tudingan adanya rekayasa atas hasil konfercabsus, Suko menyatakan ada benarnya bila hal itu terjadi. Apalagi, dalam SK bernomor 425 Tahun 2004, (Juklak tentang penetapan pelaksanaan konfercabsus dalam memilih utusan ke kongres Bali, Red), daerah sebetulnya hanya diminta menyebutkan unggulan. Dia membenarkan pernyataan Roy B.B. Janis yang mengatakan adanya intimidasi kelompok status quo terhadap daerah dengan mengirimkan berita acara hasil konfercabsus. Dia mencontohkan kasus yang dilakukan Ketua DPD PDIP Jabar Rudi Harsya Tanaya. Menurut dia, Rudi sudah mengancam jajaran pengurus di Jawa Barat untuk tetap memilih Mega. "Bila tidak memilih Mega, para pengurus itu akan dipecat. Nah, ini kan salah satu bentuk intimidasi dan ancaman. Apa itu bukan salah satu bentuk rekayasa. Kami tetap berharap, di kongres nanti jangan sampai ada calon tunggal. Mega boleh terpilih, asalkan harus melalui mekanisme yang demokratis di kongres dan bukan rekayasa," ujarnya. Dia menandaskan, DPP PDIP saat ini sudah gagal dalam menjalankan misi dan visi partai. Kepemimpinan pada periode ini, kata Suko, sama sekali tidak mampu melaksanakan sepenuhnya program partai yang sudah diprogramkan. "Program ini dikenal sebagai panca program utama yang mencakup lima butir strategi yang harus dilaksanakan pusat maupun daerah. Pemantapan ideologi, konsolidasi organisasi, program kaderisasi, program pengabdian, maupun program pemenangan pemilu. Tidak semua program ini dijalankan partai. Berarti kepengurusan sekarang gagal," tandasnya. Struktur kepengurusan partai yang ada saat ini juga diakuinya sangat rancu dan terbukti tidak dapat berjalan dengan baik. Salah satu kelemahan mendasar adalah posisi sekjen yang tidak tepat. Praktis, selama lima tahun, departemen-departemen tidak terbentuk. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya persidangan majelis pertimbangan partai. "Apa ini yang harus dipertahankan?" kilahnya. (azh) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **