** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/21/b1.htm Warung global Kehidupan kian Terhimpit Pemerintah tidak Tergelitik? Masyarakat sudah sangat dibebani dengan kenaikan harga BBM yang berdampak pada kenaikan harga-harga kebutuhan lainnya. Beban itu bertambah jika saja rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pun menyusul. Kehidupan ini kian terhimpit saja oleh pembayaran-pembayaran yang meningkat terus, padahal seharusnya di tengah perekonomian yang kurang mendukung tidak ada kenaikan-kenaikan tarif. Apakah keluhan rakyat tidak membuat pemerintah tergelitik? Kalau rencana kenaikan TDL adalah akibat dari kenaikan harga BBM yang sudah berlaku sejak 1 Maret lalu, maka penerintah harus juga memberikan penyeimbangan dengan serius menuntaskan masalah korupsi dan menangkap koruptor, sehingga masyarakat mengetahui ke mana saja uang rakyat yang telah dicuri para maling berdasi itu. Kemudian PLN sendiri diharapkan bisa meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan kalau TDL naik, dan ada transparansi dalam keuangannya. Demikian antara lain terungkap dalam Warung Global interaktif, Sabtu (19/3) lalu. Acar a ini disiarkan langsung Radio Global FM Bali 96,5 Kinijani, juga dipancarluaskan Radio Genta Swara Sakti Bali dan Radio Singaraja FM. Berikut rangkuman selengkapnya. ------------------------------------ Kadek Mako di Kedewatan mengatakan rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) ini sangat erat kaitannya dengan kinerja PLN yang harus ditingkatkan. Kalau di Bali dia menyatakan sudah merasakan ada peningkatan pelayanan yang diberikan oleh PLN. Terbukti dari mulai berkurangnya keluhan masyarakat. Namun, bukan berarti dia setuju dengan kenaikan harga BBM dan TDL ini. Dia hanya bisa berharap pemerintah janganlah selalu berkaca pada negara maju karena kita sebagai negara yang dikatakan sedang berkembang tidak bisa berpatokan seperti itu. Mengapa tidak mulai dengan melakukan pembenahan dari dalam dulu? Menurutnya, TDL tidak pantas dinaikkan meskipun ada toleransi 7%. Sementara itu, Made Satrya mengatakan tidak bisa kita mungkiri kalau setelah harga BBM naik, akan ada kenaikan tarif lainnya. Kini dengan adanya rencana kenaikan TDL sungguh membuat kepala kita pusing. Belum lagi harga barang-barang kebutuhan pokok turut naik, lalu ditambah dengan biaya-biaya yang merupakan pengeluaran tetap setiap bulannya. Dia pun bertanya, apakah keluhan kita ini tidak membuat mereka tergelitik? Goatama dari Tampaksiring menambahkan, apa pun dalihnya, entah itu berorientasi kepada nasib anak cucu kita, dia tetap tidak setuju kalau setelah kenaikan harga BBM ini TDL pun akan dinaikkan. Semasih menjadi wacana, mari kita perjuangkan, kepetingan rakyat kecil rupanya sudah dilupakan. Dia mengaku sangat merasakan ada perubahan, tetapi perubahan yang membuat rakyat kecil susah. Pendapat Trimakna, kini semua sudah kentara sekali. Setelah kenaikan harga BBM, ada rencana kenaikan TDL, jangan-jangan besok ada rencana kenaikan tarif air dan lain-lain. Sampai detik ini dia menyatakan tidak merasakan adanya perbaikan, kita hanya diperdayai, kapan rakyat diutamakan kepentingannya? Dewa Pacung mengaku hanya bisa pasrah menghadapi kenaikan tarif-tarif. ''Apa daya saya sebagai rakyat kecil?'' ujarnya. Yang terjadi di lapangan, tambahnya, adalah perubahan harga yang terus saja meningkat. Mulai dari wacana harga BBM naik harga barang lainnya sudah mulai meningkat, apalagi setelah ada kenaikan harga BBM. Tidak cukup sampai di situ, sekarang kita sudah dipusingkan lagi oleh rencana kenaikan TDL ini. Kata dia, toleransi untuk angka 7% dari pemerintah jangan sampai terjadi, yang harus dilakukan pemerintah bukanlah memberikan toleransi, namun buatlah TDL ini tidak naik. Setia di Tabanan merasakan kehidupan ini kian terhimpit saja oleh pembayaran-pembayaran yang meningkat terus, padahal seharusnya di tengah perekonomian yang kurang mendukung tidak ada kenaikan-kenaikan tarif. Dia menyatakan, selama ini yang didapatkannya dari pembayaran yang dia lakukan sangat kurang. Ia mencontohkan, ketika di rekening listrik tercantum iuran untuk lampu penerangan jalan, padahal dia tidak bisa menikmati. Kalau sekarang TDL dinaikkan otomatis iuran LPJ naik, namun terangnya LPJ tidak dia rasakan sementara dia harus mengeluarkan biaya. Lalu apa yang dia terima? Setia pun menyarankan, cobalah ada transparansi dan penjelasan kepada masyarakat apa yang terjadi, terutama soal keuangan. Jangan melakukan kebohongan publik, yang masyarakat inginkan ada keterbukaan. Made Karya di Sembung, Mengwi pun turut kecewa dengan adanya rencana kenaikan tarif ini. Dia berharap, mudah-mudahan saja tidak betul naik karena sekarang ini rakyat sudah diberatkan dengan kenaikan harga BBM. Daya beli masyarakat akan menurun sehingga semua sektor perekonomian akan tambah lemah. Soal kebijakan rencana kenaikan TDL ini, Gus Rai di Sanur optimis, di Bali tidak akan terlalu berpengaruh karena kita masih ditunjang dengan sektor pariwisata. Tetapi bagaimana dengan wilayah lain di Indonesia? Dia juga berharap, semoga saja kondisi PLN baik sehingga tidak perlu mengambil keputusan menaikkan TDL. Wayan Suastawa, warga Gianyar, malah mempertanyakan ini adalah sebuah mekanisme pasar. Dia berkata, biarkan saja naik, dengan catatan harus ada yang mengimbangi yaitu uang rakyat yang telah dikorupsi harus kembali. Bagi Arta Jaya Astawa di Buleleng, yang terpenting adalah pengawasan harga-harga di lapangan, perlu ada standar baku. Pemerintah dan PLN harus memberikan penjelasan dan pelayanan yang baik atas konsekuensi dari kenaikan tarif, apa pun itu, termasuk kenaikan tarif dasar listrik ini. Sebagai pengunjung terakhir Warung Global, Agung Adnyana di Denpasar mengatakan kebijakan kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu adalah sebuah kebijakan yang spektakluler yang pada akhirnya berpengauh pada kenaikan harga barang dan kenaikan tarif lainnya. Tetapi, mengapa hanya kebijakan tarif yang kita dengar tanpa pernah kita dengar ada penjelasan dari pemerintah ke mana saja uang rakyat yang telah diambil para koruptor? Agung mengatakan masih ingin ada keseriusan pemerintah menangani korupsi ini. Kepada PLN, dia berharap kalau toh TDL ini dinaikkan mohon memberikan transparansi tentang keuangan, pengeluaran dan pemasukan PLN. Namun, dia sadar kenaikan TDL merupakan siklus dari kenaikan harga BBM. * deva [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **