[list_indonesia] [ppiindia] Kehidupan kian Terhimpit Pemerintah tidak Tergelitik?

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 20 Mar 2005 20:26:17 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/21/b1.htm

Warung global
Kehidupan kian Terhimpit Pemerintah tidak Tergelitik?

Masyarakat sudah sangat dibebani dengan kenaikan harga BBM yang berdampak pada 
kenaikan harga-harga kebutuhan lainnya. Beban itu bertambah jika saja rencana 
kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pun menyusul. Kehidupan ini kian terhimpit 
saja oleh pembayaran-pembayaran yang meningkat terus, padahal seharusnya di 
tengah perekonomian yang kurang mendukung tidak ada kenaikan-kenaikan tarif. 
Apakah keluhan rakyat tidak membuat pemerintah tergelitik? Kalau rencana 
kenaikan TDL adalah akibat dari kenaikan harga BBM yang sudah berlaku sejak 1 
Maret lalu, maka penerintah harus juga memberikan penyeimbangan dengan serius 
menuntaskan masalah korupsi dan menangkap koruptor, sehingga masyarakat 
mengetahui ke mana saja uang rakyat yang telah dicuri para maling berdasi itu. 
Kemudian PLN sendiri diharapkan bisa meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan 
kalau TDL naik, dan ada transparansi dalam keuangannya. Demikian antara lain 
terungkap dalam Warung Global interaktif, Sabtu (19/3) lalu. Acar
 a ini disiarkan langsung Radio Global FM Bali 96,5 Kinijani, juga 
dipancarluaskan Radio Genta Swara Sakti Bali dan Radio Singaraja FM. Berikut 
rangkuman selengkapnya.

------------------------------------

Kadek Mako di Kedewatan mengatakan rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) 
ini sangat erat kaitannya dengan kinerja PLN yang harus ditingkatkan. Kalau di 
Bali dia menyatakan sudah merasakan ada peningkatan pelayanan yang diberikan 
oleh PLN. Terbukti dari mulai berkurangnya keluhan masyarakat. Namun, bukan 
berarti dia setuju dengan kenaikan harga BBM dan TDL ini. Dia hanya bisa 
berharap pemerintah janganlah selalu berkaca pada negara maju karena kita 
sebagai negara yang dikatakan sedang berkembang tidak bisa berpatokan seperti 
itu. Mengapa tidak mulai dengan melakukan pembenahan dari dalam dulu? 
Menurutnya, TDL tidak pantas dinaikkan meskipun ada toleransi 7%.

Sementara itu, Made Satrya mengatakan tidak bisa kita mungkiri kalau setelah 
harga BBM naik, akan ada kenaikan tarif lainnya. Kini dengan adanya rencana 
kenaikan TDL sungguh membuat kepala kita pusing. Belum lagi harga barang-barang 
kebutuhan pokok turut naik, lalu ditambah dengan biaya-biaya yang merupakan 
pengeluaran tetap setiap bulannya. Dia pun bertanya, apakah keluhan kita ini 
tidak membuat mereka tergelitik?

Goatama dari Tampaksiring menambahkan, apa pun dalihnya, entah itu berorientasi 
kepada nasib anak cucu kita, dia tetap tidak setuju kalau setelah kenaikan 
harga BBM ini TDL pun akan dinaikkan. Semasih menjadi wacana, mari kita 
perjuangkan, kepetingan rakyat kecil rupanya sudah dilupakan. Dia mengaku 
sangat merasakan ada perubahan, tetapi perubahan yang membuat rakyat kecil 
susah. 

Pendapat Trimakna, kini semua sudah kentara sekali. Setelah kenaikan harga BBM, 
ada rencana kenaikan TDL, jangan-jangan besok ada rencana kenaikan tarif air 
dan lain-lain. Sampai detik ini dia menyatakan tidak merasakan adanya 
perbaikan, kita hanya diperdayai, kapan rakyat diutamakan kepentingannya? 

Dewa Pacung mengaku hanya bisa pasrah menghadapi kenaikan tarif-tarif. ''Apa 
daya saya sebagai rakyat kecil?'' ujarnya. Yang terjadi di lapangan, tambahnya, 
adalah perubahan harga yang terus saja meningkat. Mulai dari wacana harga BBM 
naik harga barang lainnya sudah mulai meningkat, apalagi setelah ada kenaikan 
harga BBM. Tidak cukup sampai di situ, sekarang kita sudah dipusingkan lagi 
oleh rencana kenaikan TDL ini. Kata dia, toleransi untuk angka 7% dari 
pemerintah jangan sampai terjadi, yang harus dilakukan pemerintah bukanlah 
memberikan toleransi, namun buatlah TDL ini tidak naik.

Setia di Tabanan merasakan kehidupan ini kian terhimpit saja oleh 
pembayaran-pembayaran yang meningkat terus, padahal seharusnya di tengah 
perekonomian yang kurang mendukung tidak ada kenaikan-kenaikan tarif. Dia 
menyatakan, selama ini yang didapatkannya dari pembayaran yang dia lakukan 
sangat kurang. Ia mencontohkan, ketika di rekening listrik tercantum iuran 
untuk lampu penerangan jalan, padahal dia tidak bisa menikmati. Kalau sekarang 
TDL dinaikkan otomatis iuran LPJ naik, namun terangnya LPJ tidak dia rasakan 
sementara dia harus mengeluarkan biaya. Lalu apa yang dia terima? Setia pun 
menyarankan, cobalah ada transparansi dan penjelasan kepada masyarakat apa yang 
terjadi, terutama soal keuangan. Jangan melakukan kebohongan publik, yang 
masyarakat inginkan ada keterbukaan.

Made Karya di Sembung, Mengwi pun turut kecewa dengan adanya rencana kenaikan 
tarif ini. Dia berharap, mudah-mudahan saja tidak betul naik karena sekarang 
ini rakyat sudah diberatkan dengan kenaikan harga BBM. Daya beli masyarakat 
akan menurun sehingga semua sektor perekonomian akan tambah lemah.

Soal kebijakan rencana kenaikan TDL ini, Gus Rai di Sanur optimis, di Bali 
tidak akan terlalu berpengaruh karena kita masih ditunjang dengan sektor 
pariwisata. Tetapi bagaimana dengan wilayah lain di Indonesia? Dia juga 
berharap, semoga saja kondisi PLN baik sehingga tidak perlu mengambil keputusan 
menaikkan TDL.

Wayan Suastawa, warga Gianyar, malah mempertanyakan ini adalah sebuah mekanisme 
pasar. Dia berkata, biarkan saja naik, dengan catatan harus ada yang 
mengimbangi yaitu uang rakyat yang telah dikorupsi harus kembali.

Bagi Arta Jaya Astawa di Buleleng, yang terpenting adalah pengawasan 
harga-harga di lapangan, perlu ada standar baku. Pemerintah dan PLN harus 
memberikan penjelasan dan pelayanan yang baik atas konsekuensi dari kenaikan 
tarif, apa pun itu, termasuk kenaikan tarif dasar listrik ini.

Sebagai pengunjung terakhir Warung Global, Agung Adnyana di Denpasar mengatakan 
kebijakan kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu adalah sebuah kebijakan yang 
spektakluler yang pada akhirnya berpengauh pada kenaikan harga barang dan 
kenaikan tarif lainnya. Tetapi, mengapa hanya kebijakan tarif yang kita dengar 
tanpa pernah kita dengar ada penjelasan dari pemerintah ke mana saja uang 
rakyat yang telah diambil para koruptor? Agung mengatakan masih ingin ada 
keseriusan pemerintah menangani korupsi ini. Kepada PLN, dia berharap kalau toh 
TDL ini dinaikkan mohon memberikan transparansi tentang keuangan, pengeluaran 
dan pemasukan PLN. Namun, dia sadar kenaikan TDL merupakan siklus dari kenaikan 
harga BBM.

* deva


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Kehidupan kian Terhimpit Pemerintah tidak Tergelitik?