** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/7/o4.htm Senin Pon, 7 Maret 2005 Mimbar Agama Buddha Jangan Berbuat Jahat JANGAN berbuat jahat, perbanyak perbuatan baik, sucikan hati dan pikiran. Inilah ajaran para Buddha, bukan hanya Buddha Gotama namun juga Buddha di masa silam dan juga Buddha yang akan datang. Pesan ini mudah untuk diingat dan seringkali diingatkan kembali oleh para bhikkhu; setidak-tidaknya pada perayaan Maghapuja. Namun, pesan ini tentu bukan hanya waktu Magha puja saja. Ini adalah pesan untuk selamanya. Ungkapan ''tidak berbuat jahat'' ternyata tidak semudah mengucapkan. Dalam kehidupan ini, terutama di zaman sekarang, berita kejahatan seakan-akan tidak pernah habis. Setiap hari, berbagai berita kejahatan ada di media. Itu belum termasuk berbagai tindak kejahatan yang tidak pernah diungkap media dan tidak dilaporkan ke yang berwajib, misalnya kekerasan dalam rumah tangga. Perbuatan buruk, apa pun bentuknya, tidak akan menimbulkan kebahagiaan dalam kehidupan ini. Setidak-tidaknya, demikianlah yang digambarkan dalam kisah berikut. Di sebuah kota kecil, tinggal seorang pemuda, seorang pengusaha yang kaya raya. Karena kekayaan dan keberuntungan yang berpihak padanya, akhirnya dia menjadi orang yang sombong dan sering melakukan perbuatan kurang terpuji kepada orang lain. Akibatnya, masyarakat di kota tersebut tidak senang. Orang enggan bergaul dengannya. Pemuda tersebut mempunyai hubungan sosial yang kurang harmonis. Suatu hari, pemuda tersebut menyadari kesalahan yang telah dilakukan. Namun, dia tidak tahu, apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi yang ada. Akhirnya, dia pergi ke seorang guru bijak. Guru ini mengajurkan pemuda tersebut untuk menancapkan sebuah paku ke pintu rumahnya setiap melakukan sebuah perbuatan buruk. Kelak, kalau pintu rumah tersebut sudah penuh, dia diminta untuk datang kembali. Tidak sampai satu bulan kemudian, pemuda tersebut telah datang. Dia menjelaskan bahwa pintu rumahnya telah penuh dengan paku. Apa yang harus dilakukan sekarang? Guru tersebut memberikan pesan baru, mencabut sebuah paku setiap melakukan satu perbuatan baik. Kelak, kalau semua paku sudah tercabut, silakan datang kembali. Lebih dari satu bulan kemudian, pemuda tersebut datang kembali. Dan menjelaskan kondisinya. Dia sudah berusaha untuk berbuat baik semaksimal mungkin kepada semua orang yang pernah disakiti dan mencabut paku-paku yang sudah ada. Sang guru menjelaskan, bagaimana pun cara kita untuk melakukan perbuatan baik kepada orang lain, orang-orang yang pernah kita sakiti, tetap akan menimbulkan bekas yang sulit untuk dihilangkan. Pintu tersebut tetap ada bekas paku ketika pakunya sudah dicabut. Berbuat buruk lebih mudah dilakukan, semudah menancapkan paku. Berbuat baik lebih sulit untuk dilakukan, seperti mencabut paku yang harus dilakukan dengan tenaga yang lebih besar. Berbuat baik diibaratkan seperti berenang melawan arus sungai. Sedangkan berbuat buruk seperti mengikuti arus sungai. Sungguh mudah mengikuti arus liar dari pikiran buruk, yang tentu saja akan mendatangkan kondisi yang tidak baik dalam kehidupan mendatang. Umat Buddha dapat menjaga dirinya untuk tidak berbuat jahat dengan menjaga sila, mempraktekan dalam kehidupan ini semaksimal mungkin. Seorang umat awam hanya perlu melakukan lima sila, lima latihan dalam kehidupan ini. Berusaha untuk tidak membunuh; tidak mengambil harta milik orang lain; tidak berbuat asusila; tidak berbohong, berkata kasar, dan ucapan yang tidak bermanfaat; dan berusaha untuk menjaga kesadaran pikiran dengan tidak mengkonsumsi minuman dan makanan yang dapat melemahkan kesadaran. Di waktu tertentu, tidak ada salahnya untuk melatih sila yang lain atau melatih meditasi. Meditasi merupakan cara untuk menguatkan pikiran baik. Pikiran baik akan memberikan pengaruh pada ucapan dan perbuatan baik. Dengan demikian, peluang untuk melakukan perbuatan buruk akan semakin tipis, semakin sedikit. Cara lain yang bisa dipergunakan untuk tidak melakukan kejahatan adalah dengan merenungkan akibat perbuatan yang akan dilakukan. Hukum kamma bersikap adil dan memberikan akibat dalam kehidupan mendatang, baik dalam alam manusia atau dalam kehidupan yang lainnya setelah kematian. Berusahalah untuk tidak berbuat jahat. Berusaha untuk terus berbuat baik. Jangan menancapkan paku karena tetap akan menimbulkan luka. Dengan demikian tidak ada luka dan duka dalam kehidupan ini. ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **