[list_indonesia] [ppiindia] Jakarta Terkorup, "Siape" Peduli?

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 21 Mar 2005 10:12:47 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/21/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Tajuk Rencana

Jakarta Terkorup, "Siape" Peduli?
RANSPARENCY International Indonesia (TII) beberapa waktu lalu mengeluarkan 
hasil survei tentang korupsi di Indonesia. Di antaranya disebutkan bahwa 
Jakarta merupakan kota terkorup. Disebutkan, korupsi terbesar terjadi di 
pemerintah daerah, badan usaha milik negara, dan departemen-departemen yang 
juga berbasis di Ibukota. 

Sayangnya, berita itu dianggap angin lalu saja. Ini terjadi karena berita 
seperti itu bisa jadi "basi." Siapa yang tidak tahu bahwa Jakarta juga ibukota 
bagi para koruptor? Cerita korupsi di Indonesia sudah menjadi cerita umum, 
modus operandinya juga sudah terang-terangan. Penegak hukum bukan tidak tahu, 
tetapi banyak juga yang menjadi bagian dari mereka. 

Berita itu dianggap sepi juga karena pemerintah sendiri tampaknya sudah tidak 
peduli. Ya memang begitu, kalau korupsi ada di tubuh pemerintah, dan 
orang-orang di pemerintahan menikmati uang haram itu, sangat biasa kalau mereka 
juga tidak peduli. Kalau ada berita bahwa pimpinan di pemerintahan tengah 
gencar memberantas korupsi, baru birokrat mulai peduli (baca: menyelamatkan 
diri), bahkan caranya bisa terus korupsi untuk menyogok pengejar koruptor. 

SAMA halnya terjadi ketika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan 
pembebasan retribusi untuk berbagai urusan. Masyarakat juga menanggapinya 
dingin, kalau pun ada berkomentar, justru bernada sinis. Mestinya ini berita 
besar yang menyenangkan. Sikap masyarakat tak bisa disalahkan. Kenyataannya, 
ketika disebutkan mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP) tanpa biaya (gratis), 
pungutan jalan terus, dan Pemprov juga tidak peduli keputusan itu dijalankan 
atau tidak. 

Pekan lalu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta juga merencanakan 
untuk membebaskan berbagai jenis retribusi seperti pencatatan kelahiran, 
kematian, izin usaha untuk pedagang kecil, izin bangunan untuk rumah kelas 
tertentu (Pembaruan, Jumat, 18/3, hal 18). Ini hanya untuk menyebut beberapa 
yang akan digratiskan. Daftar itu masih cukup panjang, dan yang jelas, masih 
berupa rencana. Sekali lagi, gagasan ini tidak membuat warga Jakarta juga bisa 
tersenyum senang. Jangankan yang masih rencana, yang sudah menjadi keputusan 
saja tidak dijalankan. 

Penghapusan sejumlah retribusi patut diperkirakan tidak akan mempunyai efek 
positif apa-apa, juga sebagai upaya untuk menekan biaya ekonomi tinggi, atau 
membantu kelompok masyarakat ekonomi kembang kempis. Sebab, biang kerok masalah 
ekonomi yang semrawut ini adalah korupsi di kalangan birokrasi pemerintahan, 
dan tidak adanya kepastian hukum. Yang kedua ini selalu dipertahankan agar 
korupsi selalu mempunyai atmosfir yang nyaman untuk tumbuh. 

SEMUA itu merupakan penyakit serius karena yang diserang adalah fungsi 
pemerintahan. Tidak akan mudah bagi Pemprov DKI Jakarta membuat keputusan yang 
dikeluarkan, ditaati dan dilaksanakan, karena justru yang mendorong 
pembangkangan adalah koruptor di dalam tubuh pemerintahan sendiri. Demikian 
juga DPRD kehilangan fungsinya sebagai lembaga legislasi dan pelaksana 
pengawasan terhadap pemerintah dalam melaksanakan undang-undang dan peraturan. 
Sebab, di lembaga ini korupsi juga bercokol leluasa. 

Apa maknanya jika pemerintahan kehilangan fungsinya? Jawaban pertanyaan ini 
sangat mungkin membawa kita pada masalah yang lebih mendasar dari eksistensi 
negara. Sayangnya, sampai sekarang di kalangan pemerintahan terlalu sedikit 
yang mau peduli pada masalah ini. Apakah akan dibiarkan Jakarta sebagai Ibukota 
negara hanya akan dikenang keistimewaannya karena juga sebagai ibukota 
koruptor? Siape peduli? 



--------------------------------------------------------------------------------
Last modified: 21/3/05 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: