[list_indonesia] [ppiindia] Indonesia Punya Bukti Kuat Pemilik Sah Wilayah Ambalat

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sat, 5 Mar 2005 13:20:00 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/04/Utama/ut01.htm

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Indonesia Punya Bukti Kuat Pemilik Sah Wilayah Ambalat
JAKARTA - Pakar hukum laut internasional, Prof Dr Hasyim Djalal, menegaskan, 
secara hukum serta berdasarkan konsensus Mahkamah Internasional, Indonesia 
pemilik sah wilayah Ambalat. Jika kasus ini kembali diajukan ke Mahkamah 
Internasional, Indonesia memiliki alat bukti kuat mengenai kepemilikan kawasan 
tersebut sebagai bagian dari wilayah Nusantara. 

"Saya mendengar bahwa Pemerintah Malaysia dalam hal ini perdana menterinya 
akhirnya melunak dan menawarkan langkah diplomasi atau merundingkan kembali 
persoalan ini. Saya rasa ini adalah langkah yang baik bagi kedua negara untuk 
menentukan kebijakan strategis mengenai Ambalat," ujar Hasyim kepada Pembaruan 
di Jakarta, Jumat (4/3). 

Menurut Hasyim, akar persoalan kasus sengketa Ambalat ini terjadi akibat tidak 
adanya kesepakatan garis batas landas kontinen antara Indonesia dan Malaysia di 
Laut Sulawesi. 

Sedangkan kesepakatan garis batas antara Indonesia dan Malaysia, yaitu mengenai 
Selat Malaka dan Laut Cina Selatan sehingga dalam kesepakatan itu jelas kawasan 
apa saja yang menjadi kepemilikan Indonesia. 

Dikatakan, Indonesia adalah negera kelautan yang memiliki bukti dan dokumen 
sejak peninggalan pemerintah Belanda yang sangat kuat mengenai Nusantara yang 
memuat hukum laut dan batas garis pangkal nusantara dan batas laut dasar sampai 
pantai dasar serta di mana posisi perairan Indonesia berada sampai 200 mil dari 
Zona Ekonomi Eksklusif. 

"Sementara mereka baru menetapkan hukum laut dan mengklaim kepemilikan Ambalat 
tahun 1979. 



Dengan demikian mereka secara hukum tidak mempunyai hak cukup kuat sebagai 
bukti kepemilikan Ambalat," ujarnya. 


Ketegangan Meningkat 

Sementara itu, ketegangan di perbatasan Malaysia dan Indonesia meningkat. 
Pesawat pengintai udara Malaysia jenis Super King telah dua kali melintasi 
wilayah udara RI di sekitar perairan Tarakan, Kalimantan Timur. 

Pesawat pengintai itu bahkan terbang melintas di atas kapal perang TNI Angkatan 
Laut yang tengah patroli di perbatasan RI - Malaysia, khususnya di sekitar 
Ambalat. 

Berkaitan dengan kondisi itu, Presiden Susilo Bambang Yudoyono mengatakan, 
persoalan atas perbatasan Indonesia-Malaysia di kawasan Kalimantan bagian utara 
itu akan diselesaikan dengan solusi terbaik. Presiden tidak menginginkan 
langkah ekstrem dalam menyelesaikan persoalan tersebut. 

Penjelasan Presiden itu disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi di 
Kantor Presiden, Kamis (3/3) petang, seusai pertemuan mendadak dengan Panglima 
TNI Jenderal Endriartono Sutarto, Kasad Letjen Djoko Santoso, Kasal Laksamana 
Madya Slamet Soebijanto, dan Kasau Marsekal Madya Djoko Suyanto. Hadir Menteri 
Perhubungan Hatta Radjasa dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo 
Yusgiantoro. 

Menteri ESDM diundang mengikuti pertemuan tersebut karena di kawasan itu 
terdapat kilang minyak yang sangat potensial. Beberapa titik di kawasan itu 
selama ini telah dieksplorasi, baik oleh Malaysia maupun Indonesia, antara lain 
yang ditangani Petronas dan Shell (Malaysia) serta Unocal (Indonesia). 

Pihak Malaysia, sebagaimana penjelasan Kepala Angkatan Bersenjata Malaysia, 
Jenderal Tan Sri Mohd Zahidi Zainuddin, akan tetap melanjutkan pengawasan dan 
penjagaan di daerah perairannya yang terdapat minyak, termasuk daerah 
perbatasan yang bersebelahan dengan negara tetangga. 

Dia menerangkan hal itu setelah menutup pelatihan National Service yang diikuti 
410 peserta di Desaru Gerak Khas, Kota Tinggi, Malaysia, Kamis. 

Dia mengatakan, penjagaan di perusahaan minyak milik Petronas, Malaysia, akan 
diperketat dan perusahaan minyak yang berasal dari negara lain menjadi tanggung 
jawab aparat keamanan negara tersebut untuk memastikan bahwa negara mereka 
tetap aman. 

Menurut Kepala Staf Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Timur 
(Armatim), Kol Laut (P) Marsetio, kepada wartawan di atas KRI Wiratno yang 
tengah berlabuh di Tarakan, Jumat (4/3), pesawat Super King milik Malaysia 
sudah dua kali melewati batas wilayah udara Indonesia. Terakhir, pesawat 
pengintai tersebut terbang di atas tiga kapal perang Indonesia yang tengah 
berpatroli, Kamis, sekitar pukul 15.20 Wita. 

Menurut dia, pesawat tersebut telah melanggar peraturan pelayaran 
internasional. Bahkan, terbang selama 10 menit berputar-putar di atas kapal 
perang Indonesia. Padahal, menurut Marsetio, tiga kapal perang Indonesia yakni 
KRI Nuku, KRI Wiratno, dan KRI Rencong saat itu tengah berpatroli membentuk 
suatu gugus tugas. Namun, tak lama kemudian pesawat Super King melintas di atas 
tiga kapal itu. 

Sejauh ini kapal-kapal perang Indonesia tidak melakukan tindakan provokasi, 
karena masih diperintahkan untuk bersiaga saja. Marsetio berharap agar 
pemerintah, khususnya Mabes TNI, memberikan bantuan kekuatan udara. 

Setiap kekuatan militer asing yang melanggar perbatasan Indonesia, menurut dia, 
seharusnya segera diusir. Hal itu telah diatur dalam Undang Undang (UU) No 17 
Tahun 1985 tentang ratifikasi Konvensi PBB tentang Hukum Laut. 

Dikemukakan, saat ini Malaysia mengklaim 12 mil laut yang berada di sekitar 
Pulau Karang Ambalat. Itu artinya, menurut Marsetio, batas wilayah laut 
Malaysia jika dihitung dari Pulau Sipadan dan Ligitan sudah sejauh 70 mil. 

Dikatakan, saat ini sekitar 12 pulau di wilayah Indonesia yang memiliki 
masalah-masalah perbatasan. Di perbatasan Malaysia, selain di sekitar Ambalat, 
juga ada potensi bermasalah di Pulau Berhala. Lalu Pulau Rondo, wilayah barat 
Indonesia berbatasan dengan negara India. 

Pulau-pulau lain, Pulau Nipah berbatasan dengan Singapura, Pulau Sekatung 
dengan Vietnam, Pulau Marore, Miangas dan Pulau Marampit dengan Filipina, Pulau 
Beras, Fani, Fanilda dengan Republik Palau (sebelah utara Irian), lalu dengan 
Timor Leste ada Pulau Bate, dan Pulau Dana yang berbatasan dengan Australia. 


Patok Perbatasan 

Lebih lanjut Sudi mengatakan, Presiden Yudhoyono meminta Menhub menentukan 
patok perbatasan di wilayah terluar Indonesia, yakni di Pulau Karang Unarang. 
Selain itu, Departemen Perhubungan diminta segera membangun mercu suar di pulau 
yang diklaim Malaysia, setelah sebelumnya mengklaim Sipadan - Ligitan. 

Kepada Panglima TNI, menurut Sudi, Presiden Yudhoyono meminta untuk tetap 
menaati hukum internasional tanpa mengurangi kewaspadaan. Panglima TNI dan 
jajarannya diharapkan tetap melaksanakan tugas mempertahankan wilayah NKRI. 

Panglima TNI menyatakan siap menjaga kedaulatan NKRI. Lima KRI yang disiagakan 
di sana, menurut dia, adalah bagian dari kewajiban TNI menjaga kedaulatan NKRI. 
Panglima berharap persoalan saling klaim ini tidak menjadi konflik terbuka. 

Menurut dia, selama ini sudah ada dialog dengan Menteri Pertahanan Malaysia. 
Termasuk pengiriman lima KRI sudah diberitahukan kepada pihak Malaysia. 


Dipermainkan 

Rentetan masalah dengan Malaysia, terutama kepastian batas wilayah, membuktikan 
Indonesia selalu dipermainkan. Untuk itu pemerintah harus segera menuntaskan 
persoalan yang beberapa kali telah dibicarakan pada periode pemerintahan 
sebelumnya. 

Wakil Ketua Komisi I Effendi Choiri, Jumat (04/3), di Jakarta, kepada 
Pembaruan, mengatakan, Indonesia seakan-akan dikucilkan oleh Malaysia sehingga 
pemerintah seharusnya lebih tegas lagi menyelesaikan masalah perbatasan 
tersebut. 

"Sudah beberapa kali kita dikerjai Malaysia, tetapi pemerintah sepertinya tidak 
memberikan ketegasan kepada mereka. Ini yang seharusnya segera diselesaikan 
baik dengan Malaysia maupun negara-negara tetangga lainnya," katanya. 

Seperti diberitakan, Malaysia telah beberapa kali melanggar batas negara dengan 
membiarkan kapal patroli ataupun kapal lainnya melintasi perairan Indonesia. 
Bahkan, terakhir, sekalipun telah diprotes Indonesia terkait dengan pemberian 
konsensi minyak dari Laut Sulawesi yang masuk dalam wilayah Indonesia. Pihak 
Departemen Luar Negeri Malaysia, sebagaimana dikutip media massa setempat, 
mengatakan bahwa konsensi yang diberikan tersebut oleh Petronas Malaysia kepada 
perusahaan Shell, masih berada dalam wilayah Malaysia. 

Choiri menambahkan, terkait dengan perbatasan tersebut maka Indonesia 
seharusnya mempercepat penyelesaian dengan semua negara tetangga, seperti 
Singapura, Malaysia, Filipina, Timor-Timur dan Australia. Pada akhirnya akan 
dibuat dalam satu Undang Undang (UU) Perbatasan RI, yang sampai saat ini belum 
dimiliki. (E-5/WD/O-1/Y-3/H-12) 


Last modified: 4/3/05

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Indonesia Punya Bukti Kuat Pemilik Sah Wilayah Ambalat