[list_indonesia] [ppiindia] Balada Bunuh Diri

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 11 Mar 2005 21:57:14 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.indomedia.com/bpost/032005/12/opini/opini1.htm
Sabtu, 12 Maret 2005 01:08

Balada Bunuh Diri
Oleh: RE Nadalsyah*

Mengawali Tahun Ayam 2005, cerita bunuh diri di Kalsel menjadi fenomena 
menarik. Betapa tidak, dalam tiga bulan terakhir --Desember 2004 sampai 
akhir Februari 2005-- tercatat 12 kasus bunuh diri, tiga di antaranya 
berhasil diselamatkan. Terakhir gadis ABG usia 19 tahun mencoba mengakhiri 
hidup dengan menyilet pergelangan tangan, namun keburu diketahui keluarga. 
Nyawanya pun tertolong.

Yang menarik, pelaku meliputi segenap golongan usia, antara 14 sampai 65 
tahun. Latar belakang beragam, mulai soal asmara, pekerjaan, cekcok rumah 
tangga, ekonomi, hingga perasaan malu lantaran terlilit utang. Bunuh diri, 
suatu tindakan mencabut nyawa sendiri dengan sengaja, tentu ada penyebab 
yang mendorong orang melakukan jalan pintas yang dikutuk Tuhan itu.

Psikolog dari Benefit Strategic HRD Hj Rooswita SPsi Msi seperti dituturkan 
Metro Banjar mengatakan, depresi berat menjadi penyebab utama. Depresi 
timbul, karena pelaku tidak kuat menanggung beban permasalahan yang menimpa. 
Karena terus menerus mendapat tekanan, permasalah kian menumpuk dan pada 
puncaknya memicu keinginan bunuh diri.

Tidak ada yang dominan laki-laki dan perempuan, tuturnya. Ia mengatakan, 
perlu ada dukungan dari lingkungan. Istilah ngetopnya sharing atau curhat, 
sehingga membantu meringankan beban yang menerpa. Salah satu solusi yang 
ditawarkan, selain mengontrol emosi, lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha 
Kuasa.

Pernyataan senada juga dilontarkan Dosen IAIN Antasari Drs H Dahli Khairi. 
Menurut ia, bunuh diri sebagai gejala tipisnya iman atau kurang begitu 
memahami ilmu agama. Dalam ajaran Islam, bunuh diri termasuk perbuatan haram 
dan dianggap mendahului ketentuan Tuhan. Azab perbuatan ini menyeramkan 
sekali. Meski beban hidup teramat berat, janganlah seseorang sampai 
melakukan jalan pintas. Sebab semua itu termasuk ketentuan Tuhan. Memperkuat 
keimanan dan pendalaman masalah keagamaan, menurut Dahli, salah satu jalan 
ke luarnya.
Kelompok Berisiko
Bunuh diri tampaknya telah menjadi bagian tingkah laku manusia sejak zaman 
prasejarah. Di negara Paman Sam Amerika Serikat, tindakan bunuh diri setiap 
tahun mencapai 25.000 orang. Ia merupakan penyebab kematian ke sebelas. 
Konon, negara di Eropa Timur dan Eropa Utara menempati ranking tertinggi. 
Sedang terendah di Mediterania dan Amerika Latin.

Menurut kriminolog/antropolog dari FISIP UI TB Ronny Nitibaskara, penyebab 
cara mengakhiri hidup itu dapat diklasifikasi menjadi empat dasar yang 
dikombinasikan menjadi NASH (Natural Accident Suicide and Homicide). 
Homicide atau pembunuhan, termasuk dalam disiplin Ilmu Kniminologi. 
Sedangkan suicide (bunuh diri), adalah ilmu yang mempelajari latar belakang, 
jenis, teknik bunuh diri dan upaya pencegahannya secara ilmiah dan 
manusiawi.

Di negara tergolong maju seperti AS, bunuh diri ditemukan di berbagai 
kalangan sosial ekonomi, namun paling dominan dari kalangan atas. Uniknya, 
pria melakukan bunuh diri secara efektif. Artinya, tidak mengharapkan hidup 
lagi. Pada wanita kesempatan hidup itu masih terbuka. Karena itu wanita 
selalu memilih cara untuk memberi peluang menyelamatkan dirinya sendiri, 
atau diselamatkan orang lain. Seiring dengan itu, keberhasilan pria bunuh 
diri tiga kali lebih banyak ketimbang wanita.

Mengapa orang memilih bunuh diri? Secara umum, stres muncul karena kegagalan 
beradaptasi. Ini dapat terjadi di lingkungan pekerjaan, keluarga, sekolah, 
pergaulan dalam masyarakat dan sebagainya. Demikian pula bila seseorang 
merasa terisolasi, kehilangan hubungan atau terputusnya hubungan dengan 
orang yang disayangi. Padahal hubungan interpersonal merupakan sifat alami 
manusia. Bahkan keputusan bunuh diri juga bisa dilakukan karena perasaan 
bersalah. Suami membunuh isteri, kemudian dilanjutkan membunuh dirinya 
sendiri, bisa dijadikan contoh kasus.

Di Benua Asia, Jepang dan Korea termasuk negara yang sering diberitakan 
media melakukan bunuh diri. Di Jepang, harakiri menikam atau merobek perut 
sendiri sering dilakukan oleh bawahan untuk melindungi nama baik atasan. 
Sekretaris pribadi mantan Perdana Menteri Takeshita bunuh diri, ketika 
skandal suap perusahaan Recruits Cosmos terbongkar pada 1984. Atau yang 
paling terkenal bunuh dirinya sopir pribadi mantan Perdana Menteri Tanaka, 
ketika skandal suap Lockheed terbongkar. Sang sopir menusuk perutnya, demi 
menjagi kehormatan pimpinannya.

Porak Poranda

Sarana bunuh diri di Indonesia terkesan sederhana, namun hasilnya tokcer. 
Cukup melilitkan tali di leher atau dengan minum cairan pembunuh serangga. 
Di luar negeri, lebih separo kasus bunuh diri menggunakan senjata api jenis 
pistol, racun, menghirup gas coke yang mengandung karbon monoksida. Kepala 
dimasukkan ke dalam tunggu perapian yang berisi gas coke. Karena itu, 
pemerintah Inggris mengganti persediaan isi gas coke dengan gas alam yang 
muatan karbonnya lebih rendah.

Dengan alasan apa pun dan di agama mana pun, bunuh diri dipandang dosa besar 
dan mengingkari kekuasaan Tuhan. Di Eropa, Swiss, negara yang tergolong 
paling makmur itu, bunuh diri menempati urutan ke tiga dibanding kematian 
yang disebabkan kanker. Ironisnya, pelaku lebih banyak dari kalangan 
terdidik ketimbang awam. Secara global, jumlah angka bunuh diri terus 
meningkat.

Kenyataan tingginya angka bunuh diri di negara maju itu menyiratkan, dengan 
kehidupan spiritualis yang porak poranda, kasus bunuh diri sangat 
signifikan. Di Jerman Barat, kematian lewat bunuh diri mencapai 6.000 orang 
setiap tahun. Begitulah nuansa kehidupan di kalangan orang yang tidak 
mempercayai adanya Tuhan sebagai pengatur seluruh alam semesta dan hidup 
ini.

Yang menarik, di kalangan mahasiswa perguruan tinggi di AS, angka bunuh diri 
penyebab kemarian ke dua. Pemicunya, adalah selfidea yang terlalu tinggi, 
tugas akademik yang banyak menyita waktu, persaingan ketat antarmahasiswa, 
kecemasan akan kegagalan dan kehilangan penghargaan kasih sayang dari 
orangtua. Mereka juga menenggak alkohol sebagai pelarian dari tekanan hidup 
sehari-hari. Dengan cara itu, mereka merasa happy, hidup lebih enteng dan 
stres bisa dihilangkan. Namun pengaruh alkohol yang luar biasa terhadap 
ketahanan tubuh, berbuah kematian yang misterius. Mati karena bunuh diri 
atau kecelakaan, sering sulit dibuktikan.

Beberapa penulis Atheis yang digolongkan materialis di Eropa seperti 
Nietzsch, Schopenhauer, Machiavelli dan Karl Marx, dalam tulisannya pun 
lebih banyak melihat sisi buruk kehidupan itu. Mereka menyikapi hidup ini 
sangat pesimis dan tidak melihatnya dari konsep yang jernih dan segar 
sebagaimana dinyatakan agama. Nietzsch dalam sepucuk surat kepada saudara 
perempuannya menulis: "Setiap waktu berlalu, bagi kehidupan ini terasa 
semakin mahal. Sejak beberapa tahun belakangan ini, aku menderita penyakit 
yang membuatku betul-betul sesak nafas, kedinginan dan begitu menyakitkan. 
Tapi aku belum pernah mengalami kecemasan dan hilangnya harapan seperti yang 
kualami saat ini."

Hampir serupa, Schopenshauer menulis: "Pada dasarnya prinsip kehidupan ini 
adalah siksaan dan penderitaan. Sedangkan kelezatan adalah hilangnya 
penderitaan, bukan sesuatu yang positif, melainkan sesuatu yang negatif."

Demikian pula Karl Marx yang dijuluki 'nabi' kaum proletar itu dalam bukunya 
Das Kapital mengatakan: "Agama-agama tua seperti Kristen misalnya, 
mengajarkan supaya kita menerima dengan pasif nasib kita dalam kehidupan, 
memuji penyerahan, kelembutan dan kerendahan hati. Karena itu ia bekerja 
seperti 'candu bagi rakyat'.

Tidak aneh bila salah seorang pengeritiknya mengatakan: "... seorang Yahudi 
yang diilhami oleh iblis, yang meramukan kehancuran peradaban." Pengeritik 
lainnya dengan getir mengatakan: "Atas nama kemajuan manusia, mungkin sekali 
Marx lebih banyak mengakibatkan kematian, kejatuhan dan keputusan dari siapa 
pun yang pernah hidup di dunia ini."

Untungnya, kasus bunuh diri di Indonesia relatif rendah. Jakarta sebagai 
kota metropolitan yang terpadat, menurut keterangan, angka bunuh dirinya 2,3 
per 100.000 penduduk. Jika disuruh memilih, sebaiknya hidup ini diisi dengan 
karya, ibadah dan doa. Syukur-syukur, bisa berakhir dalam keadaan khusnul 
khatimah.

*Wartawan, tinggal di Banjarmasin 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Balada Bunuh Diri