[list_indonesia] Laksamana di PDIP Pembaruan - Re: [ppiindia] Masa Depan PDI-P---PDI-P Maunya seperti Apa?

  • From: A Nizami <nizaminz@xxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Sun, 27 Mar 2005 17:50:35 -0800 (PST)

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

Melihat nama Laksamana Sukardi yang banyak menjual
perusahaan negara di jajaran PDIP Pembaruan, saya
lihat tak ada yang istimewa dari PDIP Pembaruan.

Bisa jadi, ini manuver SBY-JK untuk menguasai PDIP
sebagaimana Golkar sudah ditake-over oleh JK.

--- Ambon <sea@xxxxxxxxxx> wrote:

>
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/28/p5.htm
> 
> Masa Depan PDI-P---  PDI-P Maunya seperti Apa?
> Oleh I Ketut Putra Erawan, Ph.D 
> Masa depan partai politik di Indonesia oleh banyak
> pihak dianggap kurang menjanjikan. Partai dikritik
> hanya aktif berfungsi dalam aktivitas merebut,
> mempertahankan, dan membagi kekuasaan. Dinamikanya
> kentara pada saat pemilu, kongres, munas, pembagian
> jatah kabinet, dan yang pasti pilkada langsung
> nanti. Partai dikritik tidak banyak berperan dalam
> menjalankan fungsi utama sebuah kekuatan politik
> yaitu mempersiapkan pejabat publik (bukan hanya
> merekrut saja), memberi arah bagi jalannya
> pemerintahan dan menjadi suluh bagi masyarakat
> (ketika muncul isu-isu yang kontroversial). Fungsi
> ini bahkan telah banyak diambil alih oleh kelompok
> sosial kemasyarakatan yang ada, baik itu lembaga
> swadaya, media massa, kampus, dan lain-lainnya.
> Partai jarang menawarkan solusi tetapi
> mempertontonkan intrik, manipulasi dan perpecahan.
> Partai menjadi kekuatan nyata yang kurang relevan
> bagi pendukung, masyarakat maupun proses
> demokratisasi. Partai sepertinya ada, namun tiada.
> Bagaimana dengan PDI-P yang berkongres di Bali mulai
> Senin ini sampai Sabtu depan?
> 
> INI ironis mengingat betapa banyaknya harapan yang
> dibebankan pada partai pascakejatuhan rezim orde
> baru. Apakah dengan demikian eksistensi partai sudah
> obsolete atau kedaluwarsa? Ia bukan lagi solusi
> tetapi problema bagi proses demokrasi? Tulisan ini
> berpendapat tidak sepesimis itu. Seberapa pun
> situasi partai saat ini, partai tetap merupakan aset
> utama politik. Partai adalah darah bagi hidupnya
> proses politik, pemerintahan dan demokrasi. Dengan
> demikian, salah satu tantangan terbesar bagi proses
> politik dekade ini, menurut saya, adalah membantu
> partai-partai politik yang ada menemukan jati
> dirinya dan kemudian tumbuh dewasa. Tantangan itu
> termasuk membantu partai mendemokratisasikan dirinya
> dan selanjutnya mendinamisasi sistem. Dalam bahasa
> jargonnya, menjadikannya partai "modern".
> 
> Tulisan ini adalah upaya awal ke arah tersebut.
> Fokus pembahasan kali ini adalah Partai Demokrasi
> Indonesia Perjuangan (PDI-P). Tulisan ini akan
> membahas tiga pilihan masa depan bagi PDI-P.
> Masing-masing pilihan mensyaratkan penajaman arah
> reformasi dalam tubuh PDI-P. Di samping itu,
> masing-masing pilihan mengandung konsekuensi bagi
> partai ini selanjutnya. 
> 
> 
> 
> Kondisi Kini
> 
> Tulisan ini hendak membahas persoalan eksistensial
> partai, mau menjadi partai seperti apakah PDI-P
> sepuluh tahun lagi? Alasan memilih sepuluh tahun
> adalah pertimbangan strategis bahwa partai perlu
> cukup waktu untuk menata masa depannya. Kalau kita
> mengacu pada argumen Katz and Mair (1992), bahwa ada
> tiga wajah partai: partai pada akar rumput, partai
> pada level pemerintahan, dan partai pada tingkat
> pusat. Katakanlah fokus penataan pada masing-masing
> level memerlukan waktu dua tahun, maka untuk semua
> level dibutuhkan enam tahun. Sedangkan untuk
> pengorganisasian dan penataan hubungan antartiga
> level itu dibutuhkan paling sedikit dua tahun. Kalau
> partai harus mengkonsentrasikan diri setahun untuk
> menghadapi pemilu lima tahunan, maka partai
> membutuhkan waktu dua tahun selama satu dekade. Jadi
> total waktu yang dibutuhkan untuk menata tiga level
> partai, hubungan antarlevel, serta mempersiapkan
> pemilu adalah sepuluh tahun.  
> 
> Pembahasan terhadap tema-tema di atas untuk PDI-P
> yang tengah menyelenggarakan kongresnya di Bali
> mulai 28 Maret hingga 2 April adalah relevan untuk
> beberapa alasan. Pertama, partai ini adalah salah
> satu partai terbesar di Indonesia yang ikut
> menentukan konstelasi politik nasional dan daerah,
> sehingga konsekuensi dinamikanya akan berpengaruh
> terhadap proses politik dan pemerintahan secara
> umum. Kedua, adanya dinamika baru dalam kongres kali
> ini yang mengisyarakatkan perlunya demokratisasi
> internal partai. Persoalannya adalah belum
> tercapainya kesepakatan tentang siapa formaturnya
> (Megawati, Guruh, dan lain-lainnya), bentuk
> formaturnya (tunggal atau jamak), dan aturan main
> prerogatif atau tidak ada prerogatif (prosedur
> pengambilan kebijakan). Tetapi dalam banyak
> pertemuan, kalangan partai sendiri masih menyadari
> perlunya perubahan-perubahan dalam tubuh partai.
> Kekalahan dalam pemilu legislatif dan presiden 2004,
> misalnya, adalah pemicu kesadaran baru itu. Ketiga,
> persoalan-persoalan yang dihadapi oleh PDI-P juga
> dihadapi oleh partai-partai lainnya. Upaya PDI-P,
> misalnya dalam mengurangi personalitas/figur, money
> politics, premanisme, intimidasi, dan lainnya akan
> mudah dicontoh oleh partai-partai lainnya.  
> 
> Momentum kongres adalah wahana untuk menentukan
> kepemimpinan terpilih yang representatif. Terlebih
> lagi pertemuan besar dan seserius kongres mestinya
> juga menjadi momen refleksi bagi partai ini untuk
> merenungkan eksistensi dirinya. Mau menjadi partai
> seperti apakah PDI-P sepuluh tahun lagi?
> Kepemimpinan terpilih, menurut saya, bisa menjadi
> figur-figur transisional yang akan membawa partai
> ini ke masa depan. Energi besar yang dimiliki oleh
> partai ini jangan sampai dihabiskan untuk
> memperdebatkan siapa yang layak menjadi pemimpin
> saat ini. Tetapi lebih penting lagi, bagaimana
> mengkonsolidasikan internal partai untuk bisa
> melangkah ke masa depan. Lalu, apakah pilihan masa
> depan yang tersedia bagi partai ini? Ada tiga
> pilihan politik bagi PDI-P: menjadi partai massa,
> partai kader, dan partai catch-all.  
> 
> Partai Massa
> 
> Pilihan politik sebagai partai massa adalah sangat
> relevan bagi PDI-P karena partai ini memiliki banyak
> pendukung setia (Marhaenis, Soekarnois, Nasionalis,
> dan mungkin juga kelompok populis). Sebagai partai
> massa maka keunggulan PDI-P adalah jumlah
> pendukungnya yang besar yang menjadi sumber utama
> politiknya. Dibutuhkan suatu sistem pengorganisasian
> yang kompleks dan rumit untuk memelihara loyalitas
> pendukung ini. 
> 
> Oleh karena tekanannya lebih pada jumlah
> dibandingkan dengan kualitas, maka partai ini
> seringkali kekurangan kader-kader yang siap untuk
> jabatan publik tertentu. Direkrutnya kader-kader
> yang dinilai belum cukup "bekerja" bagi partai untuk
> jabatan publik menimbulkan kontroversi bahkan
> perpecahan dalam tubuh partai.  
> 
> Karakteristik kedua dari partai massa adalah sumber
> keuangannya. Secara teoretik sumber keuangan partai
> massa adalah sumbangan dari para pendukungnya yang
> lebih besar dibandingkan dengan penyumbang kaya.
> Upaya menggali dana dari pendukung membutuhkan
> aktivitas pekerja partai pada level akar rumput.
> Pola pendanaan yang demikian juga akan menuntut arah
> kebijakan yang memperhatikan kepentingan pendukung.
> Di samping itu, akuntabilitas pejabat politik yang
> mewakili partai menjadi persoalan yang penting bagi
> upaya mempertahankan dukungan.
> 
> Karakteristik ketiga adalah munculnya
> pengorganisasian yang solid pada level partai di
> pusat.  Partai di pusat bukan hanya menjadi payung
> bagi aktivitas partai pada level pemerintahan,
> tetapi juga menjadi pendukung aktivitas pekerja
> partai dan koordinator berbagai kepentingan. Apa pun
> kebijakan yang diambil harus dikomunikasikan kepada
> partai pada level akar rumput dan pada partai di
> pemerintahan.
> 
> Kalau demikian halnya, PDI-P cocok disebut sebagai
> partai massa. Secara teoretik PDI-P sudah berada
> pada jalur partai massa sejak awal berdirinya.
> Namun, ada banyak manuver yang dilakukan oleh
> elite-elite partai yang mengaburkan identitas partai
> massa. Belum ada upaya sistematis untuk menjaring
> aspirasi pendukung secara rutin yang menjadi agenda
> pengambilan keputusan. Banyak calon pejabat publik
> yang populer di masyarakat tidak direstui pusat.
> Pertimbangan strategis pusat tidak dikomunikasikan
> dengan baik. Pola koalisi beberapa elite hanya
> didasari oleh pertimbangan strategis semata.
> Ideologi belum difungsikan sebagai perekat massa dan
> pemimpinnya. Kebijakan yang diperjuangkan kelihatan
> reaktif dan tidak sistematis serta tidak ada sistem
> insentif bagi pekerja-pekerja partai yang telah
> berjasa. 
> 
> Dengan kata lain, dalam sepuluh tahun ke depan masih
> banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh
> partai. Siapa pun yang menjadi pengurus PDI-P yang
> terpilih dalam kongres, mereka membutuhkan lebih
> banyak bantuan. Sangatlah berat bagi hanya seorang
> formatur dengan prerogatifnya untuk menjamin
> aspirasi pendukung dan memfungsikan partai pada
> pemerintah serta pada saat yang sama melaksanakan
> koordinasi dalam berbagai aktivitas partai pada
> semua level. Lalu cocokkah PDI-P menyandang pridikat
> sebagai partai kader/elite. Tulisan kedua besok akan
> membahasnya dengan tuntas.
> 
> Penulis, Ketua Program Pascasarjana Ilmu Politik
> Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
> 
=== message truncated ===


Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org


                
__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
Yahoo! Small Business - Try our new resources site!
http://smallbusiness.yahoo.com/resources/ 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] Laksamana di PDIP Pembaruan - Re: [ppiindia] Masa Depan PDI-P---PDI-P Maunya seperti Apa?