[UntirtaNet] Re: Rahasia 11 September

  • From: Dedi juanda <dewa99@xxxxxxxxx>
  • To: untirtanet@xxxxxxxxxxxxx
  • Date: Mon, 16 Sep 2002 18:13:41 -0700 (PDT)

Subhanallah,...
hanya Allah yang Maha tahu,...
/dedi
--- yayantea@xxxxxxxxxxxxx wrote:
> Rahasia 11 September
> Oleh Ivan A Hadar
> 
> DALAM penerbangan pulang ke Indonesia dari Berlin,
> saya membaca sebuah buku
> Verschwoerungen, Verschwoerungstheorien und
> Geheimnisse des 11.9.
> (Konspirasi, Teori Konspirasi dan Rahasia 11
> September).  Terbit awal
> September 2002, buku ini diduga akan menjadi best
> seller, tidak hanya di
> Jerman. Penulisnya, Andreas Broeckers, yang dikenal
> sebagai penulis ilmiah,
> wartawan, dan mantan penanggung jawab rubrik budaya
> sebuah harian terkenal
> di Jerman berasumsi, "Tanggal 11 September 2001,
> bukan hanya hari ketika
> terjadi sebuah aksi teror yang sangat kejam dan
> mengerikan, tetapi juga
> menyimpan berbagai kejanggalan yang bizarre, latar
> belakang yang
> disembunyikan, kontroversi yang fantastik, dan
> cerita berbagai operasi
> strategis intelijen". Apa pasal?  Broeckers adalah
> seorang investigator.
> Dalam bukunya, ia "melawan" pendapat umum yang
> terbentuk lewat arus utama
> pemberitaan yang memperoleh pasokan data resmi.
> "Setelah aksi polisi
> terbesar sepanjang sejarah", demikian Broeckers pada
> akhir bukunya,
> "bukti-bukti yang dikumpulkan tentang keterlibatan
> Osama bin Laden dan Al
> Qaeda, beberapa jam setelah kejadian dan satu tahun
> kemudian masih sama,
> nyaris tidak ada".  Ia lalu bertanya, siapa yang
> memperoleh keuntungan dan
> patut diduga terlibat dalam aksi teror yang
> menewaskan ribuan jiwa itu.
> Bukan untuk mengedepankan sebuah teori konspirasi
> baru, tetapi agar cara
> berpikir konspiratif yang mewabah saat ini menjadi
> produktif lewat keraguan
> ilmiah. Karena, "Tanpa sebuah teori konspirasi yang
> balance, sulit memahami
> dunia saat ini yang sangat kompleks dan penuh
> konspirasi".  Sebagai bagian
> masyarakat dunia, menjadi penting bagi kita untuk
> bertanya seberapa jauh
> informasi dan asumsi "lain" tentang latar belakang
> aksi teror 11 September,
> bisa menjadi bahan pertimbangan dalam upaya memahami
> "nafsu perang" kelompok
> keras dalam Kabinet Bush untuk membasmi terorisme
> internasional.  *** KETIKA
> 7.12.1941, bagaikan terbangun dari "mimpi di siang
> bolong", pesawat tempur
> Jepang menyerang Pearl Harbor, seluruh rakyat AS
> bersatu padu dan amat marah
> (indignation) terhadap Kekaisaran Matahari Terbit.
> Saat ini, para ahli
> sejarah mengatakan, sebenarnya Presiden Roosevelt
> sejak awal mengetahui
> rencana penyerangan itu. Bahkan, konon, dialah yang
> memprovokasi Jepang.
> Roosevelt ingin terlibat Perang Dunia II, padahal,
> hingga Pearl Harbor,
> mayoritas rakyat AS (88 persen) tidak sepakat dengan
> maksud itu.  Ketika 11
> September 2001, bagaikan "mimpi di siang bolong",
> empat pesawat terbang
> sipil berpenumpang "menyerang" gedung kembar WTC
> (World Trade Center) dan
> Pentagon, komunitas masyarakat beradab AS dan
> seluruh dunia  amat marah atas
> perbuatan biadab itu. Pelaku dan musuh pun langsung
> diidentifikasi, Osama
> bin Laden dan kelompok Islam fundamentalis Al Qaeda.
> George W Bush
> mengumumkan Perang Dunia melawan "Terorisme
> Internasional". Tanpa 11
> September, aksi itu kurang mendapat dukungan. Kini
> cukup banyak indikasi,
> Pemerintah AS sebenarnya telah mempunyai informasi
> tentang rencana teror
> itu.  Sejak awal, Broeckers curiga terhadap
> penilaian seragam media massa
> (mainstream) atas kejadian itu. Serempak, termasuk
> media massa dengan
> reputasi internasional dan biasanya bersikap kritis,
> seakan menjadi "juru
> bicara" Gedung Putih. Dalam mencari informasi lebih
> luas dan alternatif,
> dari hari ke hari Broeckers melanglang buana di
> Internet sambil meluncurkan
> "mesin investigatif" yang bermuatan berbagai
> pertanyaan baru. Dalam
> pencariannya, selama berbulan-bulan ia menyediakan
> online magazine
> "telepolis" sebagai notulensi investigasi yang telah
> diklik oleh jutaan
> pengunjung serta memicu diskusi dan debat panas dan
> produktif.  Apakah sejak
> 11 September, dunia tidak seperti sebelumnya?
> Kenyataannya, banyak kejadian
> yang lain sama sekali. Ambil contoh, kakek Prescott
> Bush mendanai dan
> mendukung Hitler, sebelum Hitler digilas tentara AS.
> Anaknya, George Bush,
> saat menjadi orang nomor satu di CIA, mempersenjatai
> Saddam Husein, untuk
> kemudian sebagai Presiden AS menggempurnya dalam
> Perang Teluk. Perusahaan
> minyak pertama milik cucunya, George W Bush yang
> kini Presiden AS, ternyata
> memperoleh penghasilan dari dagang dengan keluarga
> besar Bin Laden.  Osamah
> bin Laden, demikian Broeckers, adalah produk
> intelijen AS yang didukung
> penuh sebagai kelompok teror melawan Uni Soviet.
> Pada Januari 2001,
> pemerintahan Bush yang baru dibentuk melarang FBI
> dan CIA menghentikan
> menyidikan terhadap klan Bin Laden. Menurut harian
> Perancis Le Figaro, pada
> Juli 2001, seorang utusan CIA menjenguk Bin Laden
> yang dirawat di rumah
> sakit AS di Dubai.  Lalu, simak data berikut.
> Jenderal Mahmud Ahmed, Kepala
> Dinas Intelijen Pakistan (ISI), yang berkolaborasi
> erat dengan CIA, pada
> Juli 2001 mentransfer uang sebesar 100 ribu dollar
> AS kepada "pilot teroris"
> Muhammad Atta. Selain itu, dari tanggal 4 hingga 19
> September 2001, Jenderal
> Mahmud Ahmed melakukan kunjungan resmi ke AS dengan
> tujuan "Pembicaraan
> tentang Taliban". Tanggal 11 September 2001, ia
> bersantai makan pagi di
> Capitol Hill dengan dua orang ketua divisi intelijen
> AS.  Pada hari itu,
> meski Komandan Angkatan Udara AS mengetahui
> pembajakan empat pesawat yang
> melaju mendekati daerah larang terbang (no fly 
> areas), toh dibutuhkan waktu
> lebih 75 menit sebelum pesawat pemburu diizinkan
> take off untuk
> menghalang-halangi. Terlambat.  Dari berbagai
> informasi yang diperoleh,
> Broeckers menjadi kian curiga, karena banyak
> menemukan bolong dan tidak
> sinkronnya detail dalam versi resmi peristiwa 11
> September. Ia bertanya,
> mengapa, misalnya, hubungan radio dengan tower dan
> informasi dari kotak
> hitam (flight recorder), tidak dipublikasikan? Lalu,
> mengapa nama 19
> pembajak tidak ditemukan dalam daftar penumpang? Dan
> lima tersangka pelaku
> pembajak bunuh diri itu ternyata sehat walafiat.
> Mengapa tidak ada foto atau
> video yang merekam bangkai pesawat yang dikabarkan
> menghunjam Pentagon?
> Mengapa bangkai pesawat lainnya berserakan dengan
> jarak puluhan mil satu
> dari lainnya? Apakah pesawat itu jatuh ditembak? Apa
> pula alasan pengunduran
> diri John O'Neill, ketua tim penyidik Bin Laden,
> delapan minggu sebelum 11
> September? Apa saja hubungan bisnis langsung
> keluarga Bush dan Bin Laden?
> Kepentingan bisnis apa yang dimiliki Halliburton,
> perusahaan milik Wakil
> Presiden Cheney dalam proyek pipa gas di Afganistan?
> Mengapa pada Juli 2001
> dilakukan perundingan rahasia dengan Pemerintah
> Taliban tentang pembangunan
> saluran gas itu? Mengapa penyidikan FBI terhadap
> beberapa murid sekolah
> penerbangan yang dicurigai, dihentikan oleh Gedung
> Putih? Mengapa Bush dan
> Cheney menekan pemimpin oposisi Dashley untuk
> menghindari rencana Kongres
> melakukan "penelitian mendalam" tentang peristiwa 11
> September?  Berbagai
> pertanyaan dan kecurigaan yang menggantung itu
> membutuhkan klarifikasi.
> Jawaban benar atasnya layak diketahui tidak hanya
> oleh keluarga puluhan ribu
> korban tak berdosa di New York dan di Afganistan,
> tetapi juga oleh dunia.
> Agar nanti tidak menjadi ganjalan dalam sejarah anak
> manusia.  Atau,
> kebenaran atasnya baru terungkap jauh di kemudian
> hari dan sekadar menjadi
> catatan buram sejarah peradaban. Bagi AS,
> klarifikasi atas semua pertanyaan
> dan kecurigaan itu kini amat penting, terutama untuk
> memperkuat legitimasi
> kepemimpinannya dalam memerangi terorisme
> internasional. Sesuatu yang,
> 
=== message truncated ===


__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! News - Today's headlines
http://news.yahoo.com
===============================================================
(C)opyright 1999-2002 UntirtaNet
Milis ini dikelola oleh alumni Universitas Tirtayasa Banten - Indonesia 
dan terbuka untuk semua Civitas Academica Universitas Tirtayasa Banten 
Untuk berlangganan, kirim email ke: untirtanet@xxxxxxxxxxxxx, 
dengan Subject 'Subscribe' atau lansung ke  
//www.freelists.org/cgi-bin/list?list_id=untirtanet 
Untuk kirim pesan: untirtanet@xxxxxxxxxxxxx
Please visit our Homepage: http://www.untirtanet.org

Other related posts: