** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.sinarharapan.co.id/berita/0601/27/opi01.html Korporasi Masa Kini: "Profit, People, Planet" Oleh Nasroen Yasabari Di sebuah media Menteri Negara BUMN Sugiharto menulis artikel berjudul "CSR sebagai Kewajiban, bukan Kesukarelaan". Artikel tersebut sebagai pesan moralnya bahwa dalam mengelola korporasi, corporate social responsibility (CSR) tidak bisa dilepaskan dari praktik good corporate governance (GCG). Ada 4 asas GCG, yaitu fairness, transparency, accountability, dan responsibility. Menteri yang mengelola 158 BUMN dengan aset Rp 1.100 triliun itu menyebut prinsip responsibility pada GCG itulah yang berimplikasi pada peran serta perusahaan dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya. Perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu kondisi keuangan saja. Tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Dua bottom lines lainnya adalah sosial dan lingkungan. Secara popular, triple bottom line itu diistilahkan sebagai 3P: "Profit, People, Planet". Para pengusaha tak perlu ragu menempatkan CSR sebagai core value karena dampak positif dari kesadaran itu akan kembali kepada perusahaan itu sendiri. Melaksanakan praktik-praktik yang bertanggung jawab terhadap masyarakat yang membutuhkan, lingkungan hidup, dan masalah sosial, akan meningkatkan nilai pemegang saham, dan berdampak pada peningkatan prestasi keuangan, serta menjamin sukses yang berkelanjutan. Sebaliknya, mengabaikan praktik CSR secara benar dan semestinya, dalam jangka panjang hanya akan mendatangkan persoalan-persoalan yang tidak perlu. Doktrin Subversif Apa yang dikemukakan Menneg BUMN Sugiharto mengenai CSR dalam bahasa yang agak berbeda tapi substansi yang sama diingatkan pula oleh A.W Clausen yang pernah menjadi Presiden Bank Dunia dan Presiden Bank of America. Clausen bilang untuk jangka panjang tak seorang pun dapat berharap mendapatkan keuntungan atau dapat memanfaatkan keuntungan secara berarti kalau seluruh struktur masyarakat tercabik-cabik. Pernyataan A.W. Clausen ini, yang pernah berkunjung ke Indonesia tahun 1982 sebagai Presiden Bank Dunia, bernada imbauan sekaligus peringatan agar pemimpin, pemilik dan pemuka-pemuka bisnis dalam skala lokal, nasional maupun transnasional yang beroperasi secara lintas regional dan lintas nasional mengkaji ulang semua kebijakan perusahaan. Dalam membuat kebijakan perusahaan profitabilitas dan tanggung jawab sosial perusahaan harus diramu dan menyatu dalam tubuh perusahaan. Harus diakui bukan hal mudah untuk mewujudkan pesan moral dari Sugiharto dan pikiran A.W. Clausen. Sebab seperti kata seorang ekonom terkemuka AS, Milton Friedman dalam bukunya "Capitalism and Freedom" tanggung jawab sosial itu pada intinya merupakan doktrin subversive. Dibutuhkan upaya luar biasa keras untuk merubuhkan pandangan yang telah membatu bahwa perusahaan hanya memburu dan bercumbu dengan keuntungan semata. Apa pula sangkut paut dan mengapa perusahaan diberi beban tambahan dengan sebutan tanggung jawab sosial. Meskipun akhir-akhir ini terdapat tren semakin banyak pemilik dan pemimpin perusahaan menyadari arti penting dari tanggung jawab sosial perusahaan. Begitu pentingnya arti tanggung jawab sosial perusahaan, John Humble, Direktur Urwick, Orr & Partners Ltd, London berilham menulis buku berjudul "Social Responsibility Audit, A Management tool for survival" (1973). Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh LPPM dengan judul "Audit Tanggung Jawab Sosial, Wahana Untuk Manajemen Hari Depan" (1981). LPPM menggoda dalam sambutannya, "ada baiknya sebelum semua terlambat seperti pengalaman pahit revolusi industri, Indonesia memulai dan memasukkan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai salah satu sasaran strategis". "Welfare State" John Humble memberi saran cara memulai, mencari makna kehadiran perusahaan di masyarakat dan lingkungannya. Perusahaan harus mendatangkan berkah, bukan bencana. Bentuk manajemen partisipatif yang berpijak atas semua kepentingan golongan harus dikembangkan. Masyarakat harus dapat menikmati secara langsung/tak langsung dari kehadiran dan kemajuan perusahaan. Tanggunga jawab sosial harus dijadikan salah satu sasaran strategis. Untuk itu beberapa kebijakan perusahaan harus dikaji ulang, seperti hubungan perusahaan dengan masyarakat, lingkungan hidup, konsumen, gaya manajemen, hubungan perburuhan, pendididkan dan latihan, kondisi kerja. Tak terkecuali bagaimana perlakuan terhadap golongan minoritas dan mereka yang tak mampu. Tanggung jawab sosial erat kaitannya dengan konsep welfare state. Konsep negara kesejahteraan ini sebagai suatu cita-cita negara modern berkehendak mensejahterakan seluruh rakyat dalam semangat kebersamaan. Dalam negara sejahtera bencana dan keberuntungan ditanggung dan dinikmati bersama pemerintah/masyarakat. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kewajiban karena perusahaan telah memperoleh kenikmatan dari warga untuk bisa hidup dan berkembang. Seperti kata A.W. Clausen dalam masyarakat yang tercabik-cabik mustahil perusahaan menggaet keuntungan berarti. Tiba saatnya bagi perusahaan-perusahaan untuk mengkaji ulang semua kebijakan dengan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Keuntungan dan tanggung jawab sosial harus manunggal dalam diri perusahaan. Harus dicamkan dalam benak setiap pemimpin, pemilik dan pemuka bisnis pesan moral Menneg BUMN Sugiharto: CSR sebagai kewajiban, bukan kesukarelaan. Penulis adalah Direktur Penjaminan Kredit Perum SPU dan Anggota Majelis Pakar Dekopin [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **