[nasional_list] [ppiindia] Korporasi Masa Kini: "Profit, People, Planet"

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 27 Jan 2006 14:35:20 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.sinarharapan.co.id/berita/0601/27/opi01.html

Korporasi Masa Kini: "Profit, People, Planet"
Oleh
Nasroen Yasabari



Di sebuah media Menteri Negara BUMN Sugiharto menulis artikel berjudul "CSR 
sebagai Kewajiban, bukan Kesukarelaan". Artikel tersebut sebagai pesan moralnya 
bahwa dalam mengelola korporasi, corporate social responsibility (CSR) tidak 
bisa dilepaskan dari praktik good corporate governance (GCG). Ada 4 asas GCG, 
yaitu fairness, transparency, accountability, dan responsibility.


Menteri yang mengelola 158 BUMN dengan aset Rp 1.100 triliun itu menyebut 
prinsip responsibility pada GCG itulah yang berimplikasi pada peran serta 
perusahaan dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya. Perusahaan tidak lagi 
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu 
kondisi keuangan saja. 


Tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Dua bottom 
lines lainnya adalah sosial dan lingkungan. Secara popular, triple bottom line 
itu diistilahkan sebagai 3P: "Profit, People, Planet". 


Para pengusaha tak perlu ragu menempatkan CSR sebagai core value karena dampak 
positif dari kesadaran itu akan kembali kepada perusahaan itu sendiri. 
Melaksanakan praktik-praktik yang bertanggung jawab terhadap masyarakat yang 
membutuhkan, lingkungan hidup, dan masalah sosial, akan meningkatkan nilai 
pemegang saham, dan berdampak pada peningkatan prestasi keuangan, serta 
menjamin sukses yang berkelanjutan. 


Sebaliknya, mengabaikan praktik CSR secara benar dan semestinya, dalam jangka 
panjang hanya akan mendatangkan persoalan-persoalan yang tidak perlu.

Doktrin Subversif 
Apa yang dikemukakan Menneg BUMN Sugiharto mengenai CSR dalam bahasa yang agak 
berbeda tapi substansi yang sama diingatkan pula oleh A.W Clausen yang pernah 
menjadi Presiden Bank Dunia dan Presiden Bank of America. Clausen bilang untuk 
jangka panjang tak seorang pun dapat berharap mendapatkan keuntungan atau dapat 
memanfaatkan keuntungan secara berarti kalau seluruh struktur masyarakat 
tercabik-cabik.


Pernyataan A.W. Clausen ini, yang pernah berkunjung ke Indonesia tahun 1982 
sebagai Presiden Bank Dunia, bernada imbauan sekaligus peringatan agar 
pemimpin, pemilik dan pemuka-pemuka bisnis dalam skala lokal, nasional maupun 
transnasional yang beroperasi secara lintas regional dan lintas nasional 
mengkaji ulang semua kebijakan perusahaan. 


Dalam membuat kebijakan perusahaan profitabilitas dan tanggung jawab sosial 
perusahaan harus diramu dan menyatu dalam tubuh perusahaan. Harus diakui bukan 
hal mudah untuk mewujudkan pesan moral dari Sugiharto dan pikiran A.W. Clausen. 
Sebab seperti kata seorang ekonom terkemuka AS, Milton Friedman dalam bukunya 
"Capitalism and Freedom" tanggung jawab sosial itu pada intinya merupakan 
doktrin subversive.


Dibutuhkan upaya luar biasa keras untuk merubuhkan pandangan yang telah membatu 
bahwa perusahaan hanya memburu dan bercumbu dengan keuntungan semata. Apa pula 
sangkut paut dan mengapa perusahaan diberi beban tambahan dengan sebutan 
tanggung jawab sosial. 


Meskipun akhir-akhir ini terdapat tren semakin banyak pemilik dan pemimpin 
perusahaan menyadari arti penting dari tanggung jawab sosial perusahaan. Begitu 
pentingnya arti tanggung jawab sosial perusahaan, John Humble, Direktur Urwick, 
Orr & Partners Ltd, London berilham menulis buku berjudul "Social 
Responsibility Audit, A Management tool for survival" (1973).


Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh LPPM dengan judul 
"Audit Tanggung Jawab Sosial, Wahana Untuk Manajemen Hari Depan" (1981). LPPM 
menggoda dalam sambutannya, "ada baiknya sebelum semua terlambat seperti 
pengalaman pahit revolusi industri, Indonesia memulai dan memasukkan tanggung 
jawab sosial perusahaan sebagai salah satu sasaran strategis".

"Welfare State" 


John Humble memberi saran cara memulai, mencari makna kehadiran perusahaan di 
masyarakat dan lingkungannya. Perusahaan harus mendatangkan berkah, bukan 
bencana. Bentuk manajemen partisipatif yang berpijak atas semua kepentingan 
golongan harus dikembangkan. Masyarakat harus dapat menikmati secara 
langsung/tak langsung dari kehadiran dan kemajuan perusahaan. 
Tanggunga jawab sosial harus dijadikan salah satu sasaran strategis. Untuk itu 
beberapa kebijakan perusahaan harus dikaji ulang, seperti hubungan perusahaan 
dengan masyarakat, lingkungan hidup, konsumen, gaya manajemen, hubungan 
perburuhan, pendididkan dan latihan, kondisi kerja. Tak terkecuali bagaimana 
perlakuan terhadap golongan minoritas dan mereka yang tak mampu.


Tanggung jawab sosial erat kaitannya dengan konsep welfare state. Konsep negara 
kesejahteraan ini sebagai suatu cita-cita negara modern berkehendak 
mensejahterakan seluruh rakyat dalam semangat kebersamaan. Dalam negara 
sejahtera bencana dan keberuntungan ditanggung dan dinikmati bersama 
pemerintah/masyarakat. 


Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kewajiban karena perusahaan telah 
memperoleh kenikmatan dari warga untuk bisa hidup dan berkembang. Seperti kata 
A.W. Clausen dalam masyarakat yang tercabik-cabik mustahil perusahaan menggaet 
keuntungan berarti. Tiba saatnya bagi perusahaan-perusahaan untuk mengkaji 
ulang semua kebijakan dengan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.


Keuntungan dan tanggung jawab sosial harus manunggal dalam diri perusahaan. 
Harus dicamkan dalam benak setiap pemimpin, pemilik dan pemuka bisnis pesan 
moral Menneg BUMN Sugiharto: CSR sebagai kewajiban, bukan kesukarelaan. 

Penulis adalah Direktur Penjaminan Kredit Perum SPU dan Anggota Majelis Pakar 
Dekopin


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Korporasi Masa Kini: "Profit, People, Planet"