[nasional_list] [ppiindia] Euforia Mengejek Bangsa Sendiri

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 1 Dec 2005 02:17:21 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **MEDIA INDONESIA
Kamis, 01 Desember 2005



Euforia Mengejek Bangsa Sendiri



REFORMASI, selain memunculkan perubahan kekuasaan, juga menghadirkan semangat 
tinggi mengoreksi diri sendiri. Hal-hal yang dulu tabu dan disembunyikan 
dalam-dalam, kini muncul ke ruang publik. Dulu para penguasa tabu dikritik, 
kini publik mungkin bosan melontarkan kritik.

Reformasi juga memunculkan spirit baru menertawakan diri, menertawakan bangsa 
sendiri. Euforia menertawakan diri memang penting sebagai katarsis agar ada 
ruang pelepasan yang menyehatkan. Namun, spirit mengolok-olok diri juga jangan 
sampai menjadi sugesti buruk dan akhirnya membuat kita tidak percaya diri.

Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika berpidato di hari ulang tahun PGRI (Persatuan 
Guru Republik Indonesia) di Solo (27/11) mengingatkan agar kita tidak mengejek 
diri sendiri. Konteks pernyataan Wapres adalah respons atas sajak yang 
dibacakan mantan Rektor Universitas Negeri Jakarta Prof Dr Winarno Surachmad. 
Sajak itu berbicara tentang kepedihan nasib guru karena minimnya gaji dan 
keadaan gedung sekolah yang tidak lebih baik daripada kandang ayam.

Lontaran spontanitas Wapres jangan mengejek bangsa sendiri harus kita maknai 
dalam konteks yang lebih positif. Bahwa harus ada takaran yang pas dalam 
menertawakan dan mengejek diri. Intinya, jangan sampai keasyikan menertawakan 
diri malah menjadikan kita lupa bagaimana harus membangun. Kita tetap harus 
menyediakan ruang untuk membangun kepercayaan diri yang telah hilang itu.

Betapa pun menyesakkan, reformasi harus kita syukuri. Keterbukaan informasi, 
misalnya, membuat kita kian mudah melihat wajah buruk diri. Implikasi 
pembangunan fisik di masa Orde Baru sungguh telah melahirkan bangsa yang rapuh: 
korup, berdisiplin rendah, dan meminggirkan kejujuran.

Tabiat buruk itu memang harus kita bongkar habis agar bisa melahirkan optimisme 
baru untuk membangun bangsa yang punya martabat. Dan, bangsa yang bermartabat 
akan memiliki kepercayaan diri untuk ambil bagian bersaing dalam persaingan 
global.

Namun, faktanya bangsa ini juga mengidap inferioritas yang amat serius. Kita 
terlalu mudah gandrung terhadap apa saja yang berbau asing. Asing kita pahami 
sebagai sesuatu yang hebat untuk hal apa saja, sedangkan lokal atau domestik 
adalah pecundang. Persepsi ini telah menjadi bawah sadar sebagian besar bangsa 
ini.

Karena itu, peran negara untuk membangun semangat baru amat menentukan. 
Pemerintahan yang bersih pastilah akan bermuara kepada kepercayaan publik. 
Trust inilah yang harus dibangun terus-menerus oleh para elite negara untuk 
menggerakkan bangsa ini menyongsong masa depannya. Sebab, kepercayaan adalah 
'lokomotif' yang bakal menarik seluruh gerbong yang berada di belakang.

Persoalannya ialah, apakah seluruh elite negeri ini menyadari bahwa mereka 
punya peran lokomotif?

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital.
http://us.click.yahoo.com/f4eSOB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts: