** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Sdr2 yg harus diperhatikan bukan hanya terasi tetapi semua makanan yg merah: Saya tidak begitu tahu apa authentic correct info dibawah ini dgn Rodhamine B- red Ini memang watersoluble tetapi saya kira belum banyak dipakai dalam food industry Apalagi didalam produksi trasi yg bisa ribuan ton. Ini chemical memang sudah dilarang tetapi jarang sekali ketemukan difood industry. Mungkin yg dimaksud penulis adalah Sudan red yg memang dulu diperbolehkan didalam food industry tetapi sekarang dilarang karena carcinogen. Ini Sudan type merah [1-4]dipakai utk banyak sambel2 yg datang dari China, Thailand, Vietnam etc dan macem2 masakan curry atau bumbu2 curry dari india incl. ump. chutney mereka. Ini lebih mungkin masuk kedalam trasie production utk mewarnai ikan yg lagi difermented. Malah sauce tomat bisa dikasih warna ini. Ini semua warna2 kimia made in India Mungkin ini warna merah juga dipakai diIndonesia - who knows. Memang Rhodamine B sudah dipakai tetapi masih agak mahal kalau dibandingkan dgn Sudan color. Selain ini juga ada sudan orange, para red, butter yellow. Kalau melihat budget dan kebiasaan kemungkinan besar sudan yg dipakai - tetapi terus terang saja saya kalau hanya melihat tulisan dibawah tidak dpt menarik kesimpulan. Andreas Ambon <sea@xxxxxxxxxx> wrote: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0511/09/humaniora/2192169.htm Awas Merahnya Terasi... Oleh EVY RACHMAWATI Bagi sebagian masyarakat di Tanah Air, menu makanan tidaklah lengkap tanpa sambal. Dan, sambal tidaklah lengkap tanpa terasi. Proses pengolahan terasi termasuk sederhana dan masih memakai teknologi tradisional. Para perajin biasanya memperoleh bahan baku produksinya -udang rebon dan ikan petet- dari tempat pelelangan ikan. Jika hasil tangkapan ikan dan udang sedang banyak, para perajin bisa memproduksi terasi hingga satu ton per hari. Setelah dibersihkan, ikan petet dijemur hingga tingkat kekeringan 80 persen. Selanjutnya, ikan dicampur dengan garam hingga rata. "Agar warna terasi merah, kami pakai anci yang biasanya dipakai sebagai pewarna kue, sebelum ikan digiling," tutur Arsam (50-an), perajin terasi asal Karawang yang sehari-hari memproduksi bahan makanan itu di Kawasan Muara Angke, Jakarta Utara. Hal serupa juga berlaku pada rebon. "Kalau tidak benar-benar kering, ikan dan udang sulit digiling dan tidak tahan lama. Jika proses penjemurannya benar, terasi bisa tahan setahun," kata Arsam yang jadi perajin terasi sejak 30 tahun silam. Berwarna tanah Terasi sebenarnya memiliki warna asli seperti tanah, yakni coklat kehitam-hitaman. Agar lebih memikat, pangan itu pun diwarnai. Ada anggapan makin merah warna terasi, makin tertarik calon pembeli. Sayangnya, banyak produsen nakal yang menggunakan rhodamine B sebagai pewarna lantaran harganya relatif murah dan warnanya mencolok. Rhodamine B bukan untuk makanan, tetapi untuk mewarnai tekstil dan kertas. Berdasarkan hasil uji laboratorium Sucofindo terhadap sampel terasi dari beberapa pasar tradisional dan pasar swalayan, ternyata sebagian sampel mengandung rhodamine B. Sampel terasi dari Pasar Jatinegara tercemar rhodamine B 0,72 persen. Sampel terasi dari Pasar Kebayoran Lama 1,04 persen, dan sampel dari Pasar Kramat Jati 1,04 persen. Memang tidak semua sampel terasi tercemar zat pewarna bukan untuk makanan. Hasil uji laboratorium menunjukkan tidak ditemukannya rhodamine B dalam sampel terasi dari Pasar Palmerah. Sampel bahan makanan dari sebuah hipermarket di Jakarta Selatan juga menunjukkan hasil negatif. Maraknya peredaran terasi yang mengandung rhodamine B itu juga diakui oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM). Menurut hasil survei Badan POM terhadap berbagai sampel makanan, ditemukan terasi yang mengandung rhodamine B di pasaran, terutama di pasar-pasar tradisional. Picu kanker Padahal, zat pewarna itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Apalagi jika dikonsumsi jangka panjang. Kepala Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan bahan Berbahaya Badan POM Dedi Fardiaz menuturkan, rhodamine B bisa memicu kanker jika dikonsumsi tahunan. "Karena bukan pewarna untuk makanan, maka rhodamine B tidak bisa larut dan dicerna oleh tubuh," tutur Dedi. Meskipun kadar rhodamine B dalam terasi sangat kecil, lambat laun akan terjadi penumpukan dalam tubuh manusia. Penggunaan rhodamine B dalam terasi, lanjut Dedi, disebabkan oleh ketidakpahaman produsen terhadap bahaya zat pewarna tersebut. Padahal, sebenarnya cita rasa bahan makanan itu tidak akan berubah tanpa zat pewarna itu. "Banyak produsen pakai rhodamine B karena harganya murah dan mencolok warnanya," tambahnya. Maka konsumen diminta waspada. Terasi yang mengandung zat pewarna berbahaya itu bisa dikenali melalui tampilan fisiknya yang berwarna merah mencolok dan berpendar. Untuk mengatasi pemakaian rhodamine B pada berbagai jenis bahan makanan seperti terasi, Badan POM terus memantau di berbagai tempat perbelanjaan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat. Jika ditemukan ada terasi dengan rhodamine B lewat uji laboratorium, bahan makanan itu disita dan dimusnahkan. Tata niaga "Kami juga akan memperbaiki tata niaga rhodamine B bekerja sama dengan Departemen Perdagangan," tutur Dedi. Selama ini rhodamine B banyak dijual secara eceran dalam kemasan plastik. Nantinya, zat pewarna itu hanya boleh dijual dalam satuan kilogram sehingga para produsen tidak bisa lagi memperoleh rhodamine B dengan mudah dan murah. Tentunya, hal itu tidak serta-merta mengatasi peredaran terasi yang mengandung rhodamine B. Penegakan hukum bagi para pelakunya perlu terus diupayakan disertai sosialisasi informasi kepada masyarakat dan pemberdayaan para perajin. Sayang, sejauh ini sosialisasi mengenai bahaya rhodamine B bagi kesehatan masih minim. Padahal, para perajin menghadapi tuntutan pasar untuk memproduksi terasi berwarna merah. Demi menghemat biaya produksi, banyak produsen memakai rhodamine B. Tanpa peduli dampaknya. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx --------------------------------- YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group "ppiindia" on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. --------------------------------- [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give at-risk students the materials they need to succeed at DonorsChoose.org! http://us.click.yahoo.com/Ryu7JD/LpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **