[nasional_list] [ppiindia] Awas Merahnya Terasi...

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 8 Nov 2005 23:49:13 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.kompas.com/kompas-cetak/0511/09/humaniora/2192169.htm


 
Awas Merahnya Terasi... 


Oleh EVY RACHMAWATI

Bagi sebagian masyarakat di Tanah Air, menu makanan tidaklah lengkap tanpa 
sambal. Dan, sambal tidaklah lengkap tanpa terasi.

Proses pengolahan terasi termasuk sederhana dan masih memakai teknologi 
tradisional. Para perajin biasanya memperoleh bahan baku produksinya -udang 
rebon dan ikan petet- dari tempat pelelangan ikan. Jika hasil tangkapan ikan 
dan udang sedang banyak, para perajin bisa memproduksi terasi hingga satu ton 
per hari.

Setelah dibersihkan, ikan petet dijemur hingga tingkat kekeringan 80 persen. 
Selanjutnya, ikan dicampur dengan garam hingga rata.

"Agar warna terasi merah, kami pakai anci yang biasanya dipakai sebagai pewarna 
kue, sebelum ikan digiling," tutur Arsam (50-an), perajin terasi asal Karawang 
yang sehari-hari memproduksi bahan makanan itu di Kawasan Muara Angke, Jakarta 
Utara.

Hal serupa juga berlaku pada rebon. "Kalau tidak benar-benar kering, ikan dan 
udang sulit digiling dan tidak tahan lama. Jika proses penjemurannya benar, 
terasi bisa tahan setahun," kata Arsam yang jadi perajin terasi sejak 30 tahun 
silam.

Berwarna tanah

Terasi sebenarnya memiliki warna asli seperti tanah, yakni coklat 
kehitam-hitaman. Agar lebih memikat, pangan itu pun diwarnai. Ada anggapan 
makin merah warna terasi, makin tertarik calon pembeli.

Sayangnya, banyak produsen nakal yang menggunakan rhodamine B sebagai pewarna 
lantaran harganya relatif murah dan warnanya mencolok. Rhodamine B bukan untuk 
makanan, tetapi untuk mewarnai tekstil dan kertas.

Berdasarkan hasil uji laboratorium Sucofindo terhadap sampel terasi dari 
beberapa pasar tradisional dan pasar swalayan, ternyata sebagian sampel 
mengandung rhodamine B.

Sampel terasi dari Pasar Jatinegara tercemar rhodamine B 0,72 persen. Sampel 
terasi dari Pasar Kebayoran Lama 1,04 persen, dan sampel dari Pasar Kramat Jati 
1,04 persen.

Memang tidak semua sampel terasi tercemar zat pewarna bukan untuk makanan. 
Hasil uji laboratorium menunjukkan tidak ditemukannya rhodamine B dalam sampel 
terasi dari Pasar Palmerah. Sampel bahan makanan dari sebuah hipermarket di 
Jakarta Selatan juga menunjukkan hasil negatif.

Maraknya peredaran terasi yang mengandung rhodamine B itu juga diakui oleh 
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM). Menurut hasil survei Badan POM 
terhadap berbagai sampel makanan, ditemukan terasi yang mengandung rhodamine B 
di pasaran, terutama di pasar-pasar tradisional.

Picu kanker

Padahal, zat pewarna itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Apalagi jika 
dikonsumsi jangka panjang. Kepala Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan 
bahan Berbahaya Badan POM Dedi Fardiaz menuturkan, rhodamine B bisa memicu 
kanker jika dikonsumsi tahunan.

"Karena bukan pewarna untuk makanan, maka rhodamine B tidak bisa larut dan 
dicerna oleh tubuh," tutur Dedi.

Meskipun kadar rhodamine B dalam terasi sangat kecil, lambat laun akan terjadi 
penumpukan dalam tubuh manusia.

Penggunaan rhodamine B dalam terasi, lanjut Dedi, disebabkan oleh 
ketidakpahaman produsen terhadap bahaya zat pewarna tersebut. Padahal, 
sebenarnya cita rasa bahan makanan itu tidak akan berubah tanpa zat pewarna 
itu. "Banyak produsen pakai rhodamine B karena harganya murah dan mencolok 
warnanya," tambahnya.

Maka konsumen diminta waspada. Terasi yang mengandung zat pewarna berbahaya itu 
bisa dikenali melalui tampilan fisiknya yang berwarna merah mencolok dan 
berpendar.

Untuk mengatasi pemakaian rhodamine B pada berbagai jenis bahan makanan seperti 
terasi, Badan POM terus memantau di berbagai tempat perbelanjaan bekerja sama 
dengan pemerintah daerah setempat.

Jika ditemukan ada terasi dengan rhodamine B lewat uji laboratorium, bahan 
makanan itu disita dan dimusnahkan.

Tata niaga

"Kami juga akan memperbaiki tata niaga rhodamine B bekerja sama dengan 
Departemen Perdagangan," tutur Dedi.

Selama ini rhodamine B banyak dijual secara eceran dalam kemasan plastik. 
Nantinya, zat pewarna itu hanya boleh dijual dalam satuan kilogram sehingga 
para produsen tidak bisa lagi memperoleh rhodamine B dengan mudah dan murah.

Tentunya, hal itu tidak serta-merta mengatasi peredaran terasi yang mengandung 
rhodamine B. Penegakan hukum bagi para pelakunya perlu terus diupayakan 
disertai sosialisasi informasi kepada masyarakat dan pemberdayaan para perajin. 
Sayang, sejauh ini sosialisasi mengenai bahaya rhodamine B bagi kesehatan masih 
minim.

Padahal, para perajin menghadapi tuntutan pasar untuk memproduksi terasi 
berwarna merah. Demi menghemat biaya produksi, banyak produsen memakai 
rhodamine B. Tanpa peduli dampaknya.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts: