[nasional_list] to Lina : Syariat Islam? Mukelu Jauh.. Re: [ppiindia] Re: Cartoon battle turns uglier

  • From: "Lina Dahlan" <linadahlan@xxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Thu, 09 Feb 2006 08:03:54 -0000

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Bobby:
   Mengenai pemisahan Islam dan Negara, masalahnya bukanlah 
penjungkirbalikkan pikiran tapi membuka mata apa adanya. Hati perlu 
jujur. Historical Fact yg diclaim oleh Prof Snock H sih boleh saja 
diterima
**********

Dear bung Bobby, saya kutip perkataan sampeyan diatas itu untuk 
mengingatkan bahwa saya juga mencoba utk membuka mata apa adanya. 
Ada historical fact claim lainnya yang akan saya kutip disini yang 
semoga juga bisa membuka mata dan hati:

 (Sir George Bernard Shaw in 'The Genuine Islam,' Vol. 1, No. 8, 
1936.)
   He was by far the most remarkable man that ever set foot on this 
earth. He preached a religion, founded a state, built a nation, laid 
down a moral code, initiated numerous social and political reforms, 
established a powerful and dynamic society to practice and represent 
his teachings and completely revolutionized the worlds of human 
thought and behavior for all times to come.
   "HIS NAME IS MUHAMMAD" May Peace of God Be Upon Him (pbuh)
   He was born in Arabia in the year 570 C.E. (common era), started 
his mission of preaching the religion of Truth, Islam (submission to 
One God) at the age of forty and departed from this world at the age 
of sixty-three.
   During this short period of 23 years of his Prophethood, he 
changed the complete Arabian peninsula from paganism and idolatry to 
worship of One God, from tribal quarrels and wars to national 
solidarity and cohesion, from drunkenness and debauchery to sobriety 
and piety, from lawlessness and anarchy to disciplined living, from 
utter bankruptcy to the highest standards of moral excellence. Human 
history has never known such a complete transformation of a people 
or a place before or since - and IMAGINE all these unbelievable 
wonders in JUST OVER TWO DECADES.

Bung Bobby,
Seperti yang saya pernah janjikan bahwa saya akan menulis (unek2) 
saya tentang Islam dan Negara dan hubungannya dengan 
penjungkirbalikkan pemikiran, saya akan mulai disini aja dengan 
bahasa yang apa adanya. Saya mau meniru gaya mbak Aris tapi kok 
rasanya aneh dan pegel...:-) jadi just the way I am aja deh. Here it 
is:

Mengenai Islam dan Negara, mungkinn yang perlu ditekankan adalah 
kata "Negara". Karena ada pendapat yang membedakan antara Negara 
dengan Masyarakat <Politik> sehingga mereka berpendapat tidak 
ditemukan dalam AlQur'an tentang konsep sebuah Negara. Yang ada 
ialah konsep tentang masyarakat (politik). Tapi saya orang yang 
tidak membedakan antara Negara dengan masyarakat politik. Oleh 
karena itu `unek-unek saya' ini, harap dimengerti sebagai pemahaman 
Islam dan Politik, yang apa adanya, dan lompat-lompat ...butuh 
editor...:-)

Saya juga yakin kalau di AlQur'an itu tidak ditemukan perintah 
mendirikan negara or masyarakat politik berdasarkan kekhalifahan 
atau apapun deh. Jadi kekhalifahan bukan dogma Islam. Hal politik 
ini diserahken kepada manusia, asal ada aturannya yang tidak boleh 
dilanggar secara umum dan secara khusus. Aturan mainnya ini yang 
disebut nilai2 moral universal-menurut kaum politik Liberalis 
(mungkin kalau bahasa kaum politik Fundamentalis adalah Hukum 
Tuhan). Rasulullah pernah bersabda bahwa tunggulah kehancurannya 
kalau suatu urusan tidak dipegang/ditangani oleh ahlinya (saya pikir 
inlah sekularisasi pekerjaan/jabatan). Banyak dalam kisah-kisah 
literature Islam sebetulnya yang menunjukkan bahwa orang yang 
meminta jabatan adalah orang yang tidak baik. Tapi system dalam 
politik kini yang ada adalah meminta-minta jabatan. Ini jungkir-
balik pemikiran.

Sekali lagi, Yang umum adalah nilai-nilai moral universal yang 
terdapat pada semua agama yang ada didalam kitab suci: jangan 
membunuh, jangan berbohong, jangan berzinah, jangan mencuri, etc?
Namun pada hal yang khusus, tidak semua agama dan kitab sucinya 
punya petunjuknya karena kitab suci terdahulu memang belum bicara 
soal hukum ini. Kitab suci terdahulu hanya melarang jangan begini 
dan begitu, tapi tidak memberi petunjuk apa konsekwensinya bila hal 
itu dilakukan? Kitab suci terdahulu juga telah memberi clue bahwa 
akan datang seseorang (yang bukan hantu/spirit) yang akan 
menjelaskan tentang hukum dan akan membawa syariat baru.

Bagaimana membangun sebuah masyarakat politik, Umat Islam seharusnya 
gak usah malu-malu untuk menggali dari literature Islam sejarah 
Rasulullah SAW sendiri ketika membangun Madinah. Kebanyakan kita 
sekarang ini hanya mengacu kepada Barat bagaimana membangun sebuah 
Negara yang baik. Cita-cita dan values yang dikandung oleh negara 
Madinah merupakan ideal sebuah negara "modern" di masa depan. 
Tentunya, ketika berbicara tentang negara Madinah, kita tidak 
berbicara tentang sistim transportasi dengan onta, atau situasi umum 
secara fisik. Tapi nilai-nilai dasar negara Madinah seharusnya 
sangat ideal menjadi acuan pembangunan negara yang menjadi cita-cita 
umat.

Kalau umat Islam masih saja mengacu kepada Barat sebagai ukuran 
membangun sebuah negara, inipun suatu jungkirbalik pemikiran karena 
orang Baratpun malah terkagum-kagum kepada Rasulullah SAW dalam 
keberhasilannya membangun Madinah. Bahkan mungkin orang Barat malah 
sudah mengapliaksikan value2 tsb, lalu umat Islam sekarang ini malah 
melihatnya dari negara Barat?

Jadi, dengan berbaik sangka kepada fundamentalis yang menurut saya 
ingin menjadikan contoh kota Madinah ini, dengan menawarkan system 
kekhalifahannya, membangun sebuah Negara harus berdasarkan AlQur'an 
dan Sunnah, untuk tidak diartikan sempit (karena makna yg terkandung 
dalam AlQur'an itu begitu luas nya), harusnya malah dibantu oleh 
umat Islam lainnya. Mungkin masih banyak kekurangan dan kekhilafan 
yang dilakukan, maka dari itu perlu dukungan termasuk saran dan 
kritik yang membangun.
Mungkin masalahnya memang sulit mencari seorang Khalifah/pemimpin 
seperti Rasulullah tersebut, makanya orang kini begitu bergantung 
kepada system. Diharapkan system bisa membuat seorang pemimpin 
menjadi tidak diktator (?) Diharapkan system bisa membuat Negara 
menjadi baik dan aman. Namun apa artinya juga kalau system yang baik 
dijalankan oleh pemimpin yang tidak baik? System dijadikan alat bagi 
penguasa juga?

Sampai sejauh ini mungkin bisa dimengerti mengapa sulit bagi 
sekularisme barat untuk memisahkan Islam dari Negara karena dalam 
Islam (berdasarkan AlQur'an dan Hadist-contoh hidup Muhammad SAW)
telah ada ajaran bagaimana membangun sebuah negara yang beradab. 
Bagaimana hukum harus dijalankan bila ada pelanggar. Hukum Ilahi 
yang harus dijadikan ukuran untuk kepatutan umum (bukan sebaliknya 
kepatutan umum yang dijadikan ukuran sebuah hukum)--ini juga 
penjungkirabalikkan pikiran.

Kalau Kristen di Barat di jaman dahulu bisa menerima sekularisme, 
itupun saya maklumi. Meski katanya pada jaman Kristen awal didalam 
The Holy Grail, ada Grail Code yang mengajarkan bahwa intinya 
sekularisme itu tertolak. Hanya saja karena ada konspirasi antara 
penguasa Gereja dan penguasa Negara (spt yang dihebohkan dalam 
Davinci Code), hal ini masih menjadi misteri, tetapi secara de facto 
sekarang ini Gereja telah menerima Sekularisme

Dalam wacana seperti ini saya akui saya bukan pendukung sekularisme 
(barat), tapi saya pendukung sekularisasi dalam hal 
kedudukan/jabatan karena saya masih terngiang-ngiang akan hadist 
Nabi SAW pernah bersabda bahwa tunggulah kehancurannya kalau suatu 
urusan tidak dipegang/ditangani oleh ahlinya (saya pikir inlah 
sekularisasi pekerjaan/jabatan). Banyak dalam kisah-kisah literature 
Islam sebetulnya yang menunjukkan bahwa orang yang meminta jabatan 
adalah orang yang tidak baik. Tapi system dalam politik kini yang 
ada adalah meminta-minta jabatan. Ini jungkir-balik pemikiran.

Bung Bobby,
Unek-unek yang saya ingin kemukakan disini juga adalah pendapat-
pendapat orang bahwa syariah Islam hanya terbatas 
pada "janggut", "Jilbab", atau mungkin hal-hal pidana; potong 
tangan, rajam, qishash, dll. Padahal sejujurnya, syariat itu jauh 
lebih luas dan dalam dari sekedar seperti itu. Sekali lagi, rajam, 
potong tangan, qishash, dan dll., adalah masalah yang kemudian 
timbul sebagai "akibat". Yaitu akibat yang ditimbulkan oleh 
kegagalan dalam menjalankan syariat Islam dalam masalah-masalah 
perekonomian dan sosial. Orang dipotong tangannya karena mencuri, 
dan biasanya (commonly) orang mencuri karena terdesak(??). Sehingga 
sesuai prosedur hukum, kalau memang seseorang mencuri karena 
terdesak yang pada umumnya disebabkan oleh "ketidak adilan", maka 
yang menjadi perhatian bukan potong tangannya, tapi 
masalah "ketidakadilan" perekonomian. Umar mencontohkan seorang 
perempuan mencuri, justeru tetangganya yang dimarahi.

Bung Bobby, sekian aja unek-unek saya ini. Saya tidak berani 
mengatakan ini tulisan karena saya tidak mengutipkan referensinya.  
Ini Cuma hasil bacaan dari milis-milis dan artikel yang bertebaran?:-
)..lalu terekam pada otak saya. 

Saya bingung karena rasanya masih banyak yang ingin saya keluarkan. 
Namun para netters mungkin dah muak. Tapi..terimakasih..namanya 
telah saya pinjam untuk mengeluarkan unek2...:-))

Ada yang bisa menyederhanakan pikiran saya yang berantakan inikarena 
ikut2an jungkir balik...:-))

salam jungkir balik,










***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts: