** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com ** At 10:50 AM 2/3/06 +0700, you wrote: >untuk masalah investasi ini perlu dibedakan pasar saham, pasar uang dan >pasar hutang/obligasi. > >1. yg dikritik an nabhani kan obligasi karena jual beli utang, yang jelas >jelas gak real, fyi, masyarakat ekonomi islam justru mengendorse obligasi >syariah ala malaysia, sekarang sudah ada sekitar 10 perusahaan yg >mengeluarkan obligasi syariah ini, antara lain indosat. padahal di timur >tengah obligasi syariah ini dilarang. > >kalau pasar saham justru di endorsed dimana mana, termasuk oleh yg islam. >akad jual belinya jelas kok, kan ada lembaga emiten, bursa saham juga >mencatat setiap transaksi jual beli. yg gak tercatat tuh yg OTC atau yg >bikin margin trading atau financial engineering lainnya. > >======== hehehe ada tuh yang tak mengendorsed, bahkan menganggapnya haram. orang bisnis perlu punya "nafsu serakah" selain rasa takut. keduanya berfungsi sebagai gas dan rem agar mobil bisa maju. kalau cuma menggas saja, mobil bisa masuk jurang. kalau cuma mengerem, mobil tak bergerak kemana-mana. agama bisa berperan membuat rem menjadi lebih pakem. jual beli saham dan obligasi kan biasa saja. itu transaksi bisnis yang terukur dan sama-sama menguntungkan. sedang untuk transaksi-transaksi derivatif dan future trading, kalau dianggap lebih banyak spekulasinya, ya hindari saja. toh, memang banyak contoh pemain-pemain pasar modal yang bangkrut karena terlalu serakah. >2. kalo konsep murobahah (cost plus) yg dianggap mas nug sama saja dengan >sistem riba, kita haru membuat beberapa skenario ekonomi untuk melihat >perbedaannya. > >eniwei, secara konseptual manusia manapun menghargai yg namanya opportunity >cost dan nilai manfaat ekonomi. karena itu masudul alam choudury dan >didukung adiwarman karim di indonesia mengajukan kosep economic value of >money untuk menggantikan konsep time value of money. > >konsep cost plus dalam ekonomi adalah ilmu lama, kita mengenal dengan sistem >ijon. jaman dulu kan orang gak kenal itung itungan bunga, jadi dia bikin >perkiraan resiko yg dikejawantahkan dalam satuan uang, pemanfaatan buah saat >ini dan dibedakan dengan kalau dipakai bulan depan misalnya. > >time value of maney melahirkan sistem bunga, intinya dalam kondisi ekonomi >apapun ada margin lebih yg harus dibayar untuk pemanfaatan sejumlah uang >tertentu. yg bermasalah kalau kondisi ekonominya payah seperti indonesia, >bunga jadi tinggi, dan pengusaha yg berutang kena bunga berbunga, yg kalo >meleng sedikit aja kena bunganya gede banget. > >sepintas memang tidak beda murobahah ini dengan sistem bunga, bedanya adalah >konsepsi bahwa penentuan cost plus seharusnya lebih ke risk secara ekonomi. >jadi ketika ekonomi stabil cost plus yg ditentukan juga bisa reduce gak >mahal kayak sekarang. di amerika, eropa jepang bunga juga rendah paling 4 >persen aja. > >bedanya memang kalau murabahah pakai cost plus secara lump sump (secara >built in system ada pembatasan maksimal jumlah hutang) sementara sistem >bunga tidak terbatas, hutang kita bisa terus menerus bertambah (bunga >berbunga pulak) kalo duitnya masih nyangkut, pokok dan cicilannya gak >dibayar bayar juga. > > >salam, >Ari Condro > >=============== saya berpendapat riba adalah usury. berbeda dengan bunga yang padanannya interest. riba cuma berlaku untuk kegiatan yang tak produktif. misalnya meminjamkan uang kepada orang yang menggunakannya untuk membeli makanan buat anak-isterinya. kalau seperti itu sumbangkan atau sedekahkan saja. jangan meminjamkan, apalagi dengan mengenakan bunga. tapi kalau pinjaman digunakan untuk kegiatan produktif yang menghasilkan uang, maka wajar ada "bagi-bagi berkat." time value of money itu sudah teruji. boleh saja ada konsep alternatif seperti economic value of money. tapi perlu diuji terlebih dahulu. bagaimana cara menghitungnya? kalau teruji, bisa dapat hadiah nobel tuh. begitupun dalam konsep time value of money tetap ada kebijaksanaan. bank-bank konvensional lazim memberikan pembebasan bunga dan denda, bahkan haircut (pemotongan utang pokok) kepada debitor yang kreditnya macet padahal bisnisnya masih punya prospek yang cemerlang. asalkan karakter si debitor bagus. dan terbukti kreditnya macet karena force majeur (kecelakaan, bencana atau krisis ekonomi yang terjadi tiba-tiba), bukan karena di debitor berbuat curang. semua dilakukan supaya bisnisnya kembali jalan, dan si debitor bisa lancar mengembalikan pinjamannya. bisnis yang jujur selalu mencari titik keseimbangan berupa win-win solution. salam, *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **