** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Surat Kembang Gunung Purei: SEBARIS RIWAYAT DUA ORANG PENULIS -- Kesejajaran Jalan Hidup Antara Imre Kertész dan Jorge Semprun 1. Ketika tentara Amerika Serikat memebebaskan kamp Buchenwald pada 11 April 1945, di dalamnya terdapat dua anak muda yang waktu itu belum saling mengenal walau pun sama-sama sebagai tahanan Nazi Hitler.Yang seorang pada waktu itu masih berusia 16 tahun. Seorang Yahudi Hongaria yang ditangkap kaum Nazi karena ia seorang Yahudi. Anak muda 16 tahun itu baru saja dipindahkan dari Hongaria ke Buchenwald,Jerman. Di kamp konsentrasi ini, anak muda Hongaria itu berada di satu kamp itu berada di satu kamp dengan mereka yang hidup dari kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau, Polandia. Sesudah masakre Auschwitz-Bierkenau ini, maka seorang pengarang Israel mengatakan bahwa "puisi telah mati". Dan kukatakan "puisi itu bangkit kembali di Viêt Nam".Pemuda Hongaria 16 tahun di Buchenwald itu tidak lain dari seorang sastrawan yang sekarang kita kenal dengan nama Imre Kertész. Di kamp konsentrasi yang sama, terdapat seorang pemuda lain yang waktu itu masih berusia 22 tahun. Ia ditangkap dan dikirimkan ke Buchenwald oleh Gestapo ketika ia tertangkap saat sedang melakukan kegiatan perlawanan menentang pendudukan Nazi di Perancis. Pemuda Republiken Spanyol ini bernama Jorge Semprun. Aku tulis dengan huruf miring usia kedua pemuda ini, sebagai bandingan kepada mereka yang masih mengatakan diri muda ketika berusia 30an bahan 40 tahun.Dan dengan pongah mengatakan angkatan pendahulu sebagai tua bangka, seakan tak lagi punya kegunaan.Padahal apa gerangan yang sudah mereka lakukan untuk memanusiawikan manusia dibandingkan dengan Jorge Semprun, Julius Fucik, Liu Hu Lan [16-an tahun], Nguyen Trai, atau Chang Cie, bahkan gitaris Victor Jara, yang sanggup menantang ajal tanpa tiarap dan menyerah atau menjual diri?! Imre dan Jorge sama-sama pernah terlibat dalam Partai Komunis negeri masing-masing. Karena Partai Komunis, ditambah dengan tradisi Komune Paris pada abad ke -18, pada waktu itu merupakan salah satu simbol perlawanan anti Nazi.Yang dilibas pertama oleh Hitler justru adalah orang-orang Komunis dan Partai Komunis Jerman[tanpa berbicara bagaimana perkembangan Partai Komunis selanjutnya setelah memegang kekuasaan].Karena itu sampai pada Revolusi Mei 1968, pengaruh Partai Komunis di Perancis masih sangat kuat. Mayoritas sastrawan-seniman Perancis, termasuk Jean-Paul Sartre, Paul Valery, Picasso, Paul Eluard, Aragon[raksasa seniman Perancis], dan lain-lain.... melihat Partai ini sebagai satu alternatif manusiawi.Apabila sekarang dalam pemilu, ia mendapatkan suara minimal, barangkali, hasil ini menunjukkan bahwa Partai Komunis Perancis [PKP], tidak bisa menjawab secara tanggap perkembangan masayrakat dan zaman. Hormat partai-partai kanan Perancis pada PKP nampak pada solidaritas kongkret partai-partai kanan ketika PKP dalam pemilu presiden 2002 mendapatkan suara di bawah 5% sehingga beaya kampanye tidak diganti oleh pemerintah. Untuk menyelamatkan PKP, partai-partai kanan memberikan bantuan finansil kepada PKP. Partai-partai kanan Perancis yang sekarang banyak menggunakan program kiri, sehingga sulit membedakan mana kiri dan kanan, masih tidak melupakan jasa PKP pada masa Perancis melawan pendudukan Perancis oleh Nazi Hitler pada Perang Dunia II. Demi kepentingan nasional Perancis, PKP membubarkan barisan partisannya dan menyokong Jenderal de Gaulle. Inti permasalahan bagi berkembang tumbuhnya suatu partai politik, kukira apakah dalam teori dan praktek serta programnya mereka memberi jawaban tanggap terhadap perkembangan zaman dan masyarakat.Mereka tidak bisa berbaring di atas "kasur lama", jika menggunakan istilah orang di Tiongkok. Dalam konteks ini, aku mempertanyakan: Apa gerangan yang bisa dibanggakan pada PKI di bawah pimpinan Politbiro D.N.Aidit, kalau pada Tragedi September 1965 [tanpa mempersoalkan apa bagaimana tragedi itu terjadi], jutaan nyawa telah terbantai, sekian ribu orang disiksa, dibuang, dipenjara dan hilang tanpa tentu rimba dan lautnya, dan dampak tragedi itu masih terasa sampai sekarang? Apakah ini tanda kebesaran dan keberhasilan? Pasti seperti kata Shakespeare dalam Hamlet-nya:"there is something wrong in the state of Denmark" yang di sini, kata Denmark itu tidak lain dari PKI pimpinan Politbiro D.N. Aidit. Berkata begini, tidak berarti aku menegasi peranan faktor-faktor luar lainnya yang mengakibatkan sejarah Indonesia mundur sedemikian jauh. Tapi sungguh membuat "neg" di hati, jika membaca tulisan-tulisan yang masih berusaha mengangkat tokoh ini sebagai pahlawan atau memistikkannya, serta tidak proposional, sementara sekian juta korban jatuh dan dampaknya masih terasa hingga detik ini. Apalagi jika dilakukan secara tanpa ketelitian berhitung. Kematian seseorang, entah tokoh atau bukan, tidak identik dengan kepahlawanan. Kematian mempunyai macam-macam makna. Tergantung bagaimana kematian itu datang dan hidup dilalui.Petinggi tidak otomatis memberi makna pada kematian. Terlalu sulitkah menempatkan seseorang pada tempatnya yang layak? Hiler sebagai Hilter, de Gaulle sebagai de Gaulle, Napoleon sebagai Napoleon, Mao Zedong sebagai Mao Zedong, Ho Chi Minh sebagai Ho Chi Minh.Tak usah dilebih-lebihkan.Berkata seadanya, termasuk keadaan "orang yang terhalang pulang" seadanya, jauh punya manfaat daripada mengucapkan yang "aeng-aeng" yang berdampak pada orang lain sehingga membayangkan kehidupan orang "klayaban" sebagai keadaan "mewah", sementara petaka demi petaka di Indonesia terus berlangsung. Dan kita di luar negeri kita berbicara tentang pesta yang sesungguhnya bukan pesta.Tapi sekedar pertemuan biasa, sekedar "kongkow-kongkow" demi memelihara hubungan antar anggota komunitas. Mengapa segi ini tidak diindahkan? Tolong hentikan omong kosong begini. Kalau mau mendagel, mendagellah sendiri. Kalau mau membanyol, membanyollah sendiri tapi jangan berikan dampak dagelan dan banyolan pada orang lain. Tidakkah ini termasuk bagian dari tanggungjawab penulis, jika merasa diri memang seorang penulis apalagi secara otoproklamasi menyebut diri pujangga? Apakah gerangan hakekat penulis dan pujangga itu sehingga sementara orang tanpa rikuh melakukan otoproklamasi kurang menghitung tanggungjawab?! Di sini aku kembali mendapatkan adanya gejala, adanya orang yang bisa berbicara tapi tak bisa berbahasa. Untuk bisa berbahasa orang harus punya otak dan bisa membaca. Tidak semua yang berkepala bisa menggunakan maksimal otaknya. Adanya tulisan-tulisan jenis begini, kukira tidak lain dari petunjuk ketidakmampuan mengambil jarak dari kejadian, hal-ikhwal dan peristiwa sebagaimana yang selalu diiingatkan oleh Prof. Dr. Denys Lombard alm. kepada para mahasiswanya. Kembali ke soal Imre dan Jorge. Dalam melawan Nazi, Jorge Semprun, setelah kekalahan kaum republiken Spanyol dalam Perang Saudara [civil war] melawan fasis Franco tahun 1936, sebagaimana halnya dengan banyak kaum republiken Spanyol, Jorge pun menyeberang ke Perancis dan turut ambil bagian dalam menyusun kembali kekuatan mereka dari Perancis.Dalam perlawanan inilah Jorge Semprun tertangkap dan dikirim ke Buchenwald, satu kamp dengan Imre Kertész. Setelah PD II usai, Imre kembali ke Hongaria dan bekerja di Budapest sebagai wartawan. Pada tahun 1951, harian di mana Imre bekerja dinyatakan sebagai "organ partai". Partai Komunis yang berkuasa. Dengan status baru ini, Imre jadi kehilangan pekerjaan karena agaknya ia tidak memenuhi patokan sebagai wartawan "organ partai". Untuk menyambung hidup, Imre bekerja sebagai penterjemah karya-karya Nietzsche, Canneti, Wittgenstein, ke dalam bahasa Hongaria. Bahwa Imre bisa hidup dari menterjemahkan karya-karya pemikir-pemikir ini, bagiku sudah mengatakan sesuatu.Ia menunjukkan bahwa Partai Komunis Hongaria, sesungguhnya tetap jauh lebih terbuka dibandingkan dengan Partai-partai Komunis Asia, lebih-lebih Asia Tenggara. Tak bisa kubayangkan bahwa Nietzsche, Canneti, Wittgenstein diterjemahkan di Asia Tenggara, seandainya Partai Komunis berkuasa. Waktu berada di Republik Rakyat Tiongkok [RRT] pada masa Revolusi Besar Kebudayaan Proletar, RBKP, [1965an ke atas], Beethoven, Shakespeare, dan lain-lain dianggap sebagai karya-karya borjuis. Yang dianggap bermutu hanya tinggal 7 karya [Sachiapang, Gerilya di Padang Datar, Merebut Gunung Harimau Dengan Akal, Lasykar Perempuan Merah, Lentera Merah, Danau Merah] yang direstui oleh Chiang Ching,tokoh utama dalam RBKP, yang oleh sementara pers Barat disebut sebagai ingin menjadi "Ratu Merah" [Red Queen]. Apalagi Nietzsche, Canneti, Wittgenstein. Mendengarkan radio Voice of America [VOA], dan radio asing lainnya pun dipandang sebagai suatu sikap anti rakyat dan kelas proletar. Intelektual dimasukkan sebagai salah satu unsur dari sembilan unsur busuk dan jahat dalam masyarakat setara dengan tuantanah dan pengkhianat bangsa. Belum lagi adanya teori "ulat sutera" yang memandang pernikahan dan pacaran sebagai mematikan seseorang sebagai "manusia revolusioner". Aku lebih baik menjadi unsur jahat dan busuk daripada mengingkari kemanusiaan diriku.Dan pasti juga pandangan serta sikap begini bukan sikap benar seorang Marxis.Ternyata semenjak Deng Xiaoping, ekstrimitas dogmatis dan tutup pintuisme ini telah dikoreksi setapak demi setapak.Secara umum juga dikoreksi dengan menyebut Tiongkok sekarang baru pada tahap "pra-sosialisme", bukan negeri sosialis. Tidak bisakah kita melihat Indonesia, sejarah dan persoalan-persoalannya secara berjarak sehingga bebas dari segala perasaan, suka dan tidak suka. Tapi melihatnya sebagai hal-ikhwal sebagaimana adanya hal-ikhwal? Barangkali, di sinilah terletak makna ucapan Deng Xiaoping bahwa tidak perduli kucing itu hitam atau putih, asal berguna bagi kemajuan memanusiawikan Tiongkok, jadi relevan bagi kita, dan kucing itu tetap diperlukan. Paris, Juli 2006. ---------------- JJ. Kusni [Bersambung....] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> See what's inside the new Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/3EuRwD/bOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **