** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** 01.02.2005 01.02.2005 Silang sengketa teori evolusi Darwin (Charles Darwin bapak teori evolusi) Charles Darwin yang diakui sebagai Bapak teori evolusi, sudah mengajukan gagasannya sejak tahun 1859 yang lalu, dalam bukunya The Origin of Species. Akan tetapi silang sengketa mengenai teori evolusi masih terus berlangsung hingga kini meski telah lewat satu abad. Dalam jajak pendapat di Amerika Serikat yang tergolong negara paling maju di dunia, sekitar 50 persen responden tetap menyangsikan adanya evolusi. Untuk bidang Sains dan Teknologi, hal ini tidak menjadi masalah, sebab penolakan atau pengakuan atas sebuah teori, secara keilmuan adalah hal yang wajar. Siapapun (termasuk saya) berhak mengajukan teori, namun harus siap-siap bila suatu waktu teorinya diruntuhkan. Sebab sebuah teori pada dasarnya merupakan asumsi yang berdasarkan pengamatan empirik, baik di lapangan maupun di laboratorium. Teori Darwin sama saja dengan teori relativitas, atau teori landas kontinen atau juga teori elektron, artinya teori dapat dipatahkan atau juga dikukuhkan. Tidak ada yang mutlak dalam ilmu pengetahuan. Juga teori relativitas umum dari Einstein misalnya, menunjukkan, sesuatu yang relatif dapat menjadi mutlak, atau sebaliknya. Namun silang sengketa mengenai teori evolusi Darwin, menjadi amat menarik, karena melibatkan tokoh berbagai agama besar di dunia. Begtupun Darwin sebagai manusia biasa, yang bisa salah. Sejumlah teorinya ternyata berhasil dipatahkan, alias keliru. Akan tetapi, teori mengenai asal-usul spesies, di mata para ilmuwan merupakan, gagasan yang terbukti masih berlaku hingga saat ini. Memang olok-olok atau sindiran ilmuwan yang kontra teori evolusi, yang mengibaratkan manusia berasal dari monyet, lebih banyak dimengerti orang awam sebagai kenyataan sebenarnya. Namun jika melihat hasil penelitian genome manusia, secara ilmiah, teori Darwin masih tetap berlaku. Pengamatannya di kepulauan Galapagos selama dua dekade, dituangkan oleh Darwin dalam apa yang disebutnya kesimpulan kasar setebal 490 halaman, yang diterbitkan sebagai buku berjudul "The Origin of Species". Pengamatannya, jika dirunut lebih lanjut, berlandaskan pada bidang keilmuan biogeografi, paleontologi, morfologi dan embryologi. Biogeografi adalah ilmu mengenai penyebaran makhluk hidup, paleontologi ilmu mengenai makhluk hidup yang telah musnah, morfologi adalah ilmu mengenai bentuk atau sosok makhluk hidup, dan embryologi adalah ilmu mengenai tahapan makhluk hidup pada saat janin. Dualisme sikap Yang juga amat menarik, adalah dualisme pada penerimaan teori evolusi. Jika menyangkut evolusi binatang atau tumbuh-tumbuhan atau bakteri, banyak yang menerimanya begitu saja. Tetapi, jika sudah berbicara evolusi manusia, tiba-tiba teori evolusi banyak lawannya. Misalnya saja ada tokoh agama yang tetap berpegang teguh pada keyakinan, alam semesta termasuk manusia diciptakan hanya dalam tujuh hari. Akan tetapi tidak dijelaskan, apa definisi hari alam semesta itu. Apakah pencipta alam semesta itu picik, dan mengambil acuan hari di Bumi, yang ibaratnya cuma sebutir debu di keluasan alam semesta yang seolah tanpa batas? Atau ada sekte tertentu, yang kukuh mengatakan, jenis makhluk hidup di Bumi dari awal hingga akhir, tetap berjumlah 8.400.400 spesies. Tapi tidak mampu menjelaskan, dari mana hitungan jumlah spesies itu? Apakah dinosaurus, atau burung Dodo atau harimau bergigi pedang, atau Mamut atau juga hominid purba yang sudah musnah terhitung dalam ajaran sekte tsb? Juga jika para penentang teori evolusi dihadapkan pada kennyataan, cukup banyak obat-obatan dibuat berdasarkan landasan teori tsb, mereka akan sulit menyampaikan argumentasinya. Penjelasan resistensi Jika tidak dengan teori evolusi, dengan teori apa harus dijelaskan munculnya penyakit SARS, AIDS, atau malaria dan TBC yang kebal antibiotika? Juga bagaimana menjelaskan kekebalan hama wereng terhadap racun insektisida, atau kekebalan nyamuk malaria terhadap DDT, atau juga kekebalan sejenis eceng gondok atau gulma lain terhadap herbisida? Apakah mungkin menjelaskan berkembangnya kekebalan tubuh manusia terhadap penyakit tertentu, setelah mendapat vaksin, jika tidak menggunakan teori evolusi? Keraguan para ilmuwan, mengenai apakah teori evolusi dapat dibuktikan secara empiris, ternyata memang tidak beralasan. Memang, jika kita mengamati makhluk berderajat tinggi, yang didefinisikan telah mengalami evolusi tahap lanjutan, amat sulit mengikuti evolusinya. Dinosaurus yang sudah musnah misalnya, memerlukan waktu ratusan juta tahun untuk melakukan proses evolusinya. Atau pokok silang sengketa mengenai manusia, yang juga diyakini mengalami evolusi selama jutaan tahun. Tentu saja kecepatan evolusi berbeda-beda, dari satu organisme ke organisme lainnya. Proses evolusi memang lebih dapat diamati pada organisme berderajat rendah. Pada bakteri atau virus misalnya. Ketika ditemukan antibiotika Penicilin pada tahun 1941 lalu, terjadi semacam eforia, bahwa telah ditemukan obat dewa, yang ampuh memerangi penyakit infeksi. Namun kegembiraan tidak berlangsung lama, sebab beberapa tahun kemudian sudah ditemukan bakteri yang kebal Penicilin. Penyebabnya sudah jelas secara ilmiah, yakni evolusi. Seperti inti dari teori Darwin, seleksi alam terus berlaku dan spesies yang paling tahan, yang akan terus hidup. Adu cepat evolusi Dimualilah perlombaan adu cepat, antara kemampuan bakteri atau virus melakukan evolusi dengan pengembangan obatnya. Jika bakteri memerlukan waktu beberapa tahun, untuk melakukan evolusi, mengembangkan strain yang kebal antibiotika, virus melakukan evolusi lebih cepat. Virus HIV penyebab penyakit AIDS misalnya, dalam waktu cepat mengembangkan beragam strain yang kebal obat anti virus atau obat lain. Obat ampuh AZT, hanya berumur singkat, dan cepat kehilangan khasiatnya. Atau penyakit SARS, yang dengan cepat melakukan evolusi lintas inang. Jadi, masih adakah keraguan menyangkut teori evolusi. Kalau ya, tentu saja harus dilakukan pembuktian yang membantahnya. Sejauh ini, memang sejumlah pembuktian mengarah pada pengukuhan teori evolusi yang digagas Darwin. Juga gagasan kompromi dari kelompok fanatik, yang mengatakan, makhluk hidup lain boleh saja mengalami evolusi, tapi manusia tidak, tentu saja harus diuji lagi. Jika manusia tidak mengalami evolusi, mengapa bisa kebal penyakit, cacar atau polio misalnya jika manusia divaksinasi. Pertanyaan lain, mengapa manusia di zaman 20.000 tahun lalu, tidak secerdas manusia sekarang? Apakah kemampuan otak manusia tetap tidak berubah selama ratusan tahun? Bukankan ini bukti dari terjadinya evolusi. Memang sekali lagi harus diakui, teori apapun, dapat dipatahkan atau dikukuhkan. Setiap data baru, penemuan baru, bukti baru akan mengubah teori sebelumnya. Kita boleh saja tidak mengakui teori evolusi. Walaupun di sisi lain kita menikmati berkahnya, berupa adanya obat-obatan baru yang lebih ampuh, atau verietas padi unggul atau juga binatang ternak yang memberikan hasil lebih banyak. Terlepas dari semua itu, kita sudah sepatutnya berterimakasih kepada Darwin. Setidaknya beliau telah memperkaya khazanah keilmuan dunia. __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **