[nasional_list] [ppiindia] [buruh-migran] FAKTA KEBIJAKAN FEMINISASI BMI

  • From: "Kusni jean" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Thu, 9 Feb 2006 07:50:42 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **----- Original Message ----- 
From: seknas kopbumi 
To: buruh-migran@xxxxxxxxxxxxxxx ; perempuan@xxxxxxxxxxxxxxx ; 
medianet@xxxxxxxxxxxxxxx ; migrant-watch@xxxxxxxxxxxxxxx 
Sent: Thursday, February 09, 2006 7:15 AM
Subject: [buruh-migran] FAKTA KEBIJAKAN FEMINISASI BMI


PARADIGMA & FAKTA FEMINISASI BMI
Konsep paradigma disini dimaksudkan untuk menjelaskan cara-cara kerja dan 
mengembangkan suatu fokus permasalahan. Paradigma merupakan perspektif yang 
dalam kondisi normal memberikan pedoman kerja. Sedang konsep ideologi adalah 
argumentasi yang muncul dari paradigma yang digunakan oleh sekelompok orang 
atau negara untukmenjustifikasi suatu tindakan.
Dengan kata lain paradigma dapat diubah menjadi ideologi oleh sekelompok orang 
atau negara dan kemudian dimanfaatkan oleh mereka dengan maksud untuk 
menjustifikasikan berbagai tindakannya. Paradigma disaat telah menjadi tindakan 
maka dia menjelma menjadi ideologi dan konflik atas apa yang dimunculkan 
paradigma yang bertujuan untuk mengarahkan dan menjustifikasi tindakan, ini 
adalah bagian sebuah proses politik, dan Perjuangan untuk membuat paradigma 
berlaku universal merupakan bentuk dari perjuangan kekuasaan. Dengan kata lain 
pada saat paradigma berproses untuk menjadi ideology maka prasyarat yang 
dibutuhkan baik oleh individu dan kelompok, paling tidak harus memiliki dua 
hal, yakni kekuasaan dan kekuatan yang dominant atas individu atau kelompok 
yang lainnya.
Dalam konteks feminisasi Buruh Migran Indonesia (BMI) misalnya, paradigma yang 
dikembangkan dalam permasalahan ini lebih pada mempersepsikan sebuah fenomena 
tentang prinsip-prinsip pasar global tentang kebutuhan pasar tenaga kerja 
diluar negeri yang murah, mudah, dan harus perempuan, karena jenis pekerjaan 
yang harus dijalani dianggap sebagai pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh 
Perempuan (Pekerja Rumah Tangga), untuk merealisasi kebutuhan pasar, maka 
dianggap sebagai sebuah kewajaran apabila berbagai kebijakan penempatan yang 
kental feminisasi harus diperjuangkan melalui proses politik dan kekuasaan, 
sehingga paradigma feminisasi ini dianggap sebagai indicator yang hanya 
mewakili kepentingan Negara dan para pelaku bisnis penempatan Tenaga kerja, 
bukan mewakili interpretasi dan kepentingan BMI Perempuan dan anggota 
keluarganya secara. 
    
Untuk mengingatkan paradigma feminisasi telah begitu kuat dalam kebijakan 
target penempatan, hal itu dapat dilihat pada data-data statistik penempatan 
tenaga kerja dalam rentang waktu 2001 s/d 2005 yang dapat dilihat dalam table 
dibawah ini : 
      No. Tahun Jumlah Total Jumlah BMIP 
      01. 2001 338.992 272.428 
      02. 2002 480.393 358.912 
      03. 2003 293.694 203.423 
      04. 2004 886.437 656.280 
      05. 2005 400.484 358.856 
     Total 2.400.000 1.849.899 

Gambaran dari table diatas, menegaskan bahwa telah terjadi feminisasi dalam 
proses penempatan, misalnya dari  tahun 2001 s/d 2005 dari 2.400.000 orang BMI 
yang bekerja diluar negeri, 1.849.899 orang diantaranya adalah Perempuan atau 
77 % dari keseluruhan jumlah BMI yang ada. Sedang 2.400.000 orang ini, hanya 42 
% dari jumlah keseluruhan BMI yang bekerja diluar negeri, artinya masih ada 58 
% atau 3.300.000 orang BMI lainnya tidak tercatat, jika ditotalkan maka jumlah 
BMI yang bekerja diluar negeri sampai saat ini ada 5.700.000 orang. Dan jika 
jumlah 2.400.000 orang tersebut, 77 % diantaranya adalah Perempuan, tentu jika 
kita mengacuh pada  5.700.000 orang tersebut jumlah perempuan tentu bisa lebih 
besar lagi.
Disamping itu dari segi pemasukan devisa dari BMI dari tahun 2001 - 2004, total 
berjumlah 2.982.183.181 US $ jika dikurskan kedalam rupiah dengan nilai Rp. 
9.500, maka mencapai 28.982.183.181.000 Triliun. Angka ini baru dari 2.400.000 
orang. Artinya jumlahnya bisa lebih besar jika di gabungkan dengan jumlah 
3.300.000 orang yang ada. ini jumlah yang sangat signifikan peranannya dalam 
pembangunan sebuah Negara yang benar-benar terpuruk dalam krisis ekonomi yang 
berkepanjangan seperti Indonesia.
Jika dikorelasikan dengan angka-angka statistik tersebut diatas, sekali lagi, 
ini menjadi hal yang sangat wajar jika paradigma feminisasi akan terus 
dipertahankan dimasa-masa mendatang, ini bukan hanya sekedar memenuhi tuntutan 
pasar global tenaga kerja, tetapi fenomena ini, lebih pada potensi yang 
dihasilkan dari bisnis penempatan Tenaga kerja yang begitu besar dalam hitungan 
capital, baik untuk kepentingan pembangunan maupun untuk kepentingan bisnis 
pelaku pasar.
Pada dataran ideology, kebijakan penempatan yang lebih mendorong atau 
ekstrimnya menggiring Perempuan untuk menjadi tenaga kerja, telah menempatkan 
Perempuan sebagai alat produksi dan komoditas bagi Negara untuk kepentingan 
ekonomi, dan bagi pelaku bisnis, Perempuan dapat dijadikan alat eksploitasi 
untuk kepentingan pemupukan capital untuk kelangsungan dan pengembangan usaha 
mereka.
Seiring dengan hal tersebut, fenomena keluarga miskin yang terus bertambah 
akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan yang terjadi di Indonesia saat ini, 
menjadi pangsa pasar yang sangat besar yang sangat potensial, seperti apa yang 
terjadi di wilayah-wilayah kantong BMI, mereka terdesak tuntutan hidup yang 
semakin besar, jumlah pengangguran terus bertambah, sementara lingkaran setan 
kemiskinan terus mengancam eksistensi kemanusiaan pada posisi yang titik nadir. 
Jika dihubungkan dengan teori Push Factor, maka mau tidak mau, secara alami 
mereka akan berusaha untuk menyerbu pusat-pusat aktifitas perekonomian sebagai 
solusi untuk keluar dari himpitan kemiskinan yang menimpah mereka. Bagi keluar 
miskin yang memiliki anak perempuan atau perempuan yang telah bersuami (ada BMI 
Perempuan usia 57 tahun) di jadikan sebagai nilai lebih untuk Push Factor. 
Karena seperti yang dsampaikan pada awal makalah ini, tuntutan dan 
pengkondisian pasar kerja global beserta jenis-jenis pekerjaan yang 
 dibutuh khususnya bagi BMI lebih dominant pada jenis pekerjaan sektor informal 
atau Pekerja Rumah Tangga (PRT) yang secara patriarkial dianggap sebagai jenis 
pekerjaan yang dilakukan oleh Perempuan.
Persoalannya kemudiaan, jenis pekerjaan yang berdasarkan jenis kelamin justru 
tidak hanya berhenti pada persoalan status,  tetapi paradikma kebijakan 
penempatan penempatan menjadi an sich atau working to working, dimana persoalan 
penempatan hanya dilihat sebatas penyediaan lapangan tenaga kerja dan 
menempatkan tenaga kerja sesuai kebutuhan atas tenaga kerja, ini menjadi ironis 
karena tidak tidak berbanding lurus dengan upaya untuk membuat jaring-jaring 
perlindungan terhadap BMI  Perempuan.
Semrawutnya mekanisme penempatan, lemahnya control dan pengawasan, tidak 
jelasnya koordinasi antara instansi, menjadi gambaran jelas bobroknya sistem 
birokrasi Indonesia dalam hubungannya dengan masalah penempatan BMI Perempuan, 
konsekwensi dari sistem ini, menimbulkan dampak yang sangat luas terhadap BMI 
Perempuan dalam seluruh tahapan penempatan. Dalam kondisi seperti ini BMI 
Perempuan menjadi rentan mengalami berbagai eksploitasi.  
Jakarta, 07 Februari 2006
SEKNAS KOPBUMI
Trisakti Rachim
Pelaksana Harian    



[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] [buruh-migran] FAKTA KEBIJAKAN FEMINISASI BMI