** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail&id=6212 Kamis, 19 Jan 2006, Wapres Ditanya soal Perburuhan Saat Bertemu 100 Pengusaha Eropa BRUSSEL - Wapres Jusuf Kalla ditanya soal komitmen pemerintah Indonesia terhadap masalah aturan perburuhan dan kebijakan tarif. Hal itu terjadi ketika Wapres bertemu 100 pengusaha dan investor Eropa di Hotel Conrad, Brussel, Belgia, kemarin. Seperti dilaporkan wartawan Jawa Pos, Abdul Rokhim, yang mengikuti kunjungan Wapres, para pengusaha Eropa, khususnya di Belgia, yang bergerak di berbagai sektor usaha minta secara khusus agar Wapres menjamin aturan buruh dan tarif yang kondusif bagi investasi asing. Pada awal pertemuan Wapres berusaha meyakinkan para investor bahwa masa depan perekonomian Indonesia akan jauh lebih baik daripada 2005. "Tahun lalu kami dihantam bencana tsunami serta aneka konflik di daerah yang memunculkan gangguan keamanan. Lalu, kenaikan harga minyak dunia menyebabkan subsidi membengkak," ujar Wapres dalam pidato tanpa teks. Meski demikian, Kalla menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia 2005 tetap sesuai target, yakni sekitar 5,8 persen. "Dengan kondisi lebih baik, yakni tsunami insya Allah tidak terulang, subsidi anggaran berkurang, serta aneka konflik bisa diselesaikan, pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun berikutnya akan jauh lebih baik," tuturnya. Karena itu, tidak ada alasan lagi bagi investor asing untuk menunda investasi ke Indonesia. Menanggapi ajakan Wapres, kalangan pengusaha Eropa merespons dengan kritis. Selama forum yang berlangsung 40 menit, lima pertanyaan diajukan. Sebetulnya pertanyaan mereka bisa lebih banyak, namun dibatasi Dubes Indonesia di Belgia Abdurrachman Mattalitti yang menjadi moderator. Maurits Dementyre, pimpinan Demeyer NY, perusahaan pemasok material baja perusahaan besar di Indonesia, memahami bahwa dengan kebudayaan beragam, Indonesia sangat rawan dilanda perselisihan. "Setiap jarak 80 kilometer (di Indonesia) ada bahasa, budaya, dan adat istiadat yang berbeda," sebut pengusaha yang pernah dua tahun tinggal di Indonesia itu. Namun, dia menambahkan, yang menjadi masalah bagi investor asing adalah penetapan tarif yang berbeda. Karena itu, kebijakan harmonisasi tarif mendesak untuk direalisasikan. Sementara itu, Kirty Morty, eksekutif Fortis Bank yang menjadi satu-satunya wanita penanya di forum tersebut, menilai Indonesia belum memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas SDM, khususnya terkait aturan perburuhan. "Protes buruh masih sering terjadi dan para pengusaha selalu dalam posisi sulit," keluhnya. Sedangkan John Murray, CEO TPF Group, perusahaan investasi, mengeluhkan rendahnya kualitas infrastruktur di Indonesia, seperti fasilitas bandara, akses jalan, maupun kelistrikan. Bersama Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Wapres menjawab seluruh pertanyaan dari pengusaha Eropa tersebut. Soal iklim usaha, Wapres meyakinkan bahwa dengan pelaksanaan sistem demokrasi yang lebih baik, ekonomi Indonesia akan berkembang seperti negara-negara demokrasi lain. "Saat ini sistem politik kita sama. Eropa dan Indonesia menjalankan demokrasi dengan komitmen penuh. Jika Anda bisa berkembang dengan sistem itu, tolong juga ajak kami," ujarnya. Kalla juga meyakinkan, kebijakan tarif akan disesuaikan. Saat ini Departemen Perdagangan menyelesaikan harmonisasi tarif 3.000 pos. Terkait aturan perburuhan, Wapres mengakui bahwa kualitas SDM Indonesia masih perlu ditingkatkan. "Kami punya lulusan politeknik yang jumlahnya terus bertambah. Namun, banyak spesifikasi sekolah kami yang belum bisa memenuhi standar perusahaan," sebutnya. Tentang aksi buruh, Kalla menyebutkan telah ada mekanisme baku yang membuat perselisihan buruh dan pengusaha terselesaikan. Sebelum bertemu kalangan pengusaha Eropa, Wapres mengadakan pertemuan terbatas dengan Komisaris Perdagangan dan Ekonomi Uni Eropa Peter Mandelson. Saat itu Wapres didampingi Kepala BKPM Muhammad Lutfi, Menlu Hassan Wirajuda, dan Menteri Perdagangan Mari Elka Pengestu. Usai pertemuan, Mari Pangestu menyatakan komitmen Uni Eropa (UE) dan Indonesia untuk menghilangkan hambatan nontarif (non-tariff barrier) melalui action plan. "Ada lima sektor yang kami sepakati supaya standarnya ditingkatkan. Yakni, perikanan, furnitur, kimia, tekstil, dan makanan olahan," terangnya. Rencana kerja itu diwujudkan dengan meningkatkan kualitas lembaga standardisasi dan sosialisasi standar Eropa yang harus dipenuhi pengusaha Indonesia. "Lembaga yang ada akan kita upgrade. Melalui asosiasi-asosiasi, juga akan ditingkatkan pengetahuan mengenai standar Uni Eropa," ujarnya. Mandelson menyambut baik langkah Indonesia memperbaiki iklim perdagangan dan berjanji membawa komitmen yang disepakati tersebut ke forum pertemuan rutin antarpengusaha UE. (kim [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **