[nasional_list] [ppiindia] Wapres Ditanya soal Perburuhan Saat Bertemu 100 Pengusaha Eropa

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 18 Jan 2006 23:54:57 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail&id=6212
Kamis, 19 Jan 2006,


Wapres Ditanya soal Perburuhan  Saat Bertemu 100 Pengusaha Eropa


BRUSSEL - Wapres Jusuf Kalla ditanya soal komitmen pemerintah Indonesia 
terhadap masalah aturan perburuhan dan kebijakan tarif. Hal itu terjadi ketika 
Wapres bertemu 100 pengusaha dan investor Eropa di Hotel Conrad, Brussel, 
Belgia, kemarin.

Seperti dilaporkan wartawan Jawa Pos, Abdul Rokhim, yang mengikuti kunjungan 
Wapres, para pengusaha Eropa, khususnya di Belgia, yang bergerak di berbagai 
sektor usaha minta secara khusus agar Wapres menjamin aturan buruh dan tarif 
yang kondusif bagi investasi asing.

Pada awal pertemuan Wapres berusaha meyakinkan para investor bahwa masa depan 
perekonomian Indonesia akan jauh lebih baik daripada 2005. "Tahun lalu kami 
dihantam bencana tsunami serta aneka konflik di daerah yang memunculkan 
gangguan keamanan. Lalu, kenaikan harga minyak dunia menyebabkan subsidi 
membengkak," ujar Wapres dalam pidato tanpa teks. 

Meski demikian, Kalla menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia 2005 tetap 
sesuai target, yakni sekitar 5,8 persen. "Dengan kondisi lebih baik, yakni 
tsunami insya Allah tidak terulang, subsidi anggaran berkurang, serta aneka 
konflik bisa diselesaikan, pertumbuhan ekonomi tahun ini dan tahun berikutnya 
akan jauh lebih baik," tuturnya. Karena itu, tidak ada alasan lagi bagi 
investor asing untuk menunda investasi ke Indonesia.

Menanggapi ajakan Wapres, kalangan pengusaha Eropa merespons dengan kritis. 
Selama forum yang berlangsung 40 menit, lima pertanyaan diajukan. Sebetulnya 
pertanyaan mereka bisa lebih banyak, namun dibatasi Dubes Indonesia di Belgia 
Abdurrachman Mattalitti yang menjadi moderator. 

Maurits Dementyre, pimpinan Demeyer NY, perusahaan pemasok material baja 
perusahaan besar di Indonesia, memahami bahwa dengan kebudayaan beragam, 
Indonesia sangat rawan dilanda perselisihan. 

"Setiap jarak 80 kilometer (di Indonesia) ada bahasa, budaya, dan adat istiadat 
yang berbeda," sebut pengusaha yang pernah dua tahun tinggal di Indonesia itu. 
Namun, dia menambahkan, yang menjadi masalah bagi investor asing adalah 
penetapan tarif yang berbeda. Karena itu, kebijakan harmonisasi tarif mendesak 
untuk direalisasikan.

Sementara itu, Kirty Morty, eksekutif Fortis Bank yang menjadi satu-satunya 
wanita penanya di forum tersebut, menilai Indonesia belum memiliki komitmen 
kuat untuk meningkatkan kualitas SDM, khususnya terkait aturan perburuhan. 
"Protes buruh masih sering terjadi dan para pengusaha selalu dalam posisi 
sulit," keluhnya. 

Sedangkan John Murray, CEO TPF Group, perusahaan investasi, mengeluhkan 
rendahnya kualitas infrastruktur di Indonesia, seperti fasilitas bandara, akses 
jalan, maupun kelistrikan.

Bersama Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Wapres menjawab seluruh 
pertanyaan dari pengusaha Eropa tersebut. Soal iklim usaha, Wapres meyakinkan 
bahwa dengan pelaksanaan sistem demokrasi yang lebih baik, ekonomi Indonesia 
akan berkembang seperti negara-negara demokrasi lain. 

"Saat ini sistem politik kita sama. Eropa dan Indonesia menjalankan demokrasi 
dengan komitmen penuh. Jika Anda bisa berkembang dengan sistem itu, tolong juga 
ajak kami," ujarnya. Kalla juga meyakinkan, kebijakan tarif akan disesuaikan. 
Saat ini Departemen Perdagangan menyelesaikan harmonisasi tarif 3.000 pos.

Terkait aturan perburuhan, Wapres mengakui bahwa kualitas SDM Indonesia masih 
perlu ditingkatkan. "Kami punya lulusan politeknik yang jumlahnya terus 
bertambah. Namun, banyak spesifikasi sekolah kami yang belum bisa memenuhi 
standar perusahaan," sebutnya. Tentang aksi buruh, Kalla menyebutkan telah ada 
mekanisme baku yang membuat perselisihan buruh dan pengusaha terselesaikan.

Sebelum bertemu kalangan pengusaha Eropa, Wapres mengadakan pertemuan terbatas 
dengan Komisaris Perdagangan dan Ekonomi Uni Eropa Peter Mandelson. Saat itu 
Wapres didampingi Kepala BKPM Muhammad Lutfi, Menlu Hassan Wirajuda, dan 
Menteri Perdagangan Mari Elka Pengestu. 

Usai pertemuan, Mari Pangestu menyatakan komitmen Uni Eropa (UE) dan Indonesia 
untuk menghilangkan hambatan nontarif (non-tariff barrier) melalui action plan. 
"Ada lima sektor yang kami sepakati supaya standarnya ditingkatkan. Yakni, 
perikanan, furnitur, kimia, tekstil, dan makanan olahan," terangnya.

Rencana kerja itu diwujudkan dengan meningkatkan kualitas lembaga standardisasi 
dan sosialisasi standar Eropa yang harus dipenuhi pengusaha Indonesia. "Lembaga 
yang ada akan kita upgrade. Melalui asosiasi-asosiasi, juga akan ditingkatkan 
pengetahuan mengenai standar Uni Eropa," ujarnya.

Mandelson menyambut baik langkah Indonesia memperbaiki iklim perdagangan dan 
berjanji membawa komitmen yang disepakati tersebut ke forum pertemuan rutin 
antarpengusaha UE. (kim

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Wapres Ditanya soal Perburuhan Saat Bertemu 100 Pengusaha Eropa