[nasional_list] Re: [ppiindia] URANG BANJAR:IDENTITAS DAN ETNISITAS DI KALIMANTAN SELATAN [3] -- LAMPIRAN ACUAN UNTUK : PROSES DESIVILISASI

  • From: A Nizami <nizaminz@xxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Mon, 7 Feb 2005 17:38:20 -0800 (PST)

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

Ulun ni urang Banjar.
Dari pendapat umum orang Banjar (teman, saudara, dsb),
orang Banjar adalah rumpun Melayu yang terutama
tinggal di Kalimantan Selatan (meski ada juga di
Kaltim, Kalteng, bahkan Tembilahan - Riau). Orang
Dayak yang masuk Islam dan tinggal di Kalsel umumnya
disebut juga orang Banjar. Sementara orang Dayak yang
beragama Kaharingan (atau agama lain), tetap dianggap
sebagai orang Dayak.

Sepertinya agama Islam termasuk ciri budaya Banjar
seperti halnya Kaharingan merupakan budaya Dayak.
Banyak acara adat Banjar yang bersinggungan dengan
Islam (misalnya membaca doa dalam bahasa Arab di
berbagai upacara adat)

Saya sendiri menurut orang tua saya, kemungkinan masih
memiliki darah dayak.

Ini bukan pendapat "ilmiah", tapi pendapat orang
Banjar sendiri yang kebetulan juga memiliki darah
dayak...:)

Wassalam


--- Budhisatwati KUSNI <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
wrote:

> PENGANTAR:
> 
> Dalam percaturan politik di Kalimantan Tengah,
> masalah perbedaan agama dan etnik dijadikan sebagai
> kendaraan politik oleh kalangan elite politik untuk
> menguasai daerah. Pada tahun 2002 menyusul konflik
> berdarah antar etnik-etnik di Kalteng dan etnik
> Madura, oleh kalangan tertentu telah dicoba
> mencetuskan konflik antar agama, terutama antara
> penganut agama Islam dan pengaut agama Kristen di
> samping antara etnik Banjar yang disebut di
> Kalimantan sebagai Urang Banjar dan etnik Dayak.
> Untuk memahami apa siapa Urang Banjar itu, guna
> melengkapi tulisan saya "Surat Kepada Orang
> Sekampung: Proses Desivilisasi", saya lampirkan
> tulisan Marko Mahin, dosen antropologi agama pada
> Sekolah Tinggi Teologi GKE Banjarmasin,  yang saya
> kutip dari website Lembaga Studi Dayak21. Apa yang
> dilukiskan oleh Marko Mahin di sini hanyalah sorotan
> dari satu segi saja, tapi saya rasakan bisa membantu
> saya dalam menjelaskan keadaan hubungan antar agama
> dan etnik, terutama antara Urang Banjar dan Dayak
> serta antara Islam dan Kristen di Kalteng sekarang. 
> 
> Studi sejarah dan budaya Dayak, sekarang sedang
> digalakkan oleh kalangan akademisi muda Dayak
> Kalteng dalam rangka memahami diri sendiri serta
> untuk melangkah maju ke hari depan dengan pandangan
> yang jelas. 
> 
> JJK
> 
> 
> [Sumber: Lembaga Studi Dayak 21, Monday, 24 January
> 2005]
> 
> URANG BANJAR 
> IDENTITAS  DAN ETNISITAS DI KALIMANTAN SELATAN [3]
> 
> Oleh Marko Mahin
> 
> Of Borneo's total population of 12 million,  only
> about one fourth  are classified as Dayaks-the rest
> are Malays.  Ninenty percent of the so called
> Malays, all of the Muslim faith, are Islamized
> Dayaks (Karl Muller, Introducing Kalimantan,
> Penerbit Periplus Edition, 47).
> 
> 
> Abstract:
> Banjar  or Bandar, in the begining, is  the name of 
> a small kampong in estuary of  the Kuwin River-South
> Borneo that functioning as a small port. Kampong
> that led by Patih Masih, in growth hereinafter
> become the identity of  an ethnic group and  Islam
> empire. More than that Banjar become a
> distinguishing ideology that is with the existence
> of adagium "Islam is Banjar and Banjar is Islam."  
> Banjar have come to the religious and culture
> conception, naming Banjar is to show the difference
> between Islam people anda Dayak people who are not
> Moslem.   This article wish to re-trace  Banjar as
> distinguishing ideology  by re-read the Hikayat
> Bandjar, and studies  bearing theory that  "Banjar
> is Islam and Islam is Banjar."  
> 
> 
> D. Marhum Panembahan  dan Narasi Kecil  Kaum Katolik
> di Borneo Selatan Abad XVII
> 
> Orang Dayak Ngaju mempunyai  "sejarah sendiri"
> mengenai  kontrak  politik Pangeran Samudera, yaitu
> ketika  munculnya desas-desus dikonversikannya Diang
> Lawai istri dari Marhum Panembahan , yang
> sesungguhnya adalah orang Dayak Ngaju beragama
> Kaharingan. Hal itu membangkitkan  kemarahan para
> sanak saudara Diang Lawai yang berujung pada
> meletusnya  peperangan, seperti yang dilaporkan oleh
> Becker (1849:461) bahwa mulai pada sekitar tahun
> 1550 telah terjadi  peperangan antara Dayak Ngaju
> dan Banjar yang berlangsung  kurang lebih 20 tahun
> lamanya. Hermogenes Ugang ( 1987:202), setelah
> melakukan studi atas manuskrip-manuskrip yang
> terdapat di Zurich dan Leiden,  mengatakan bahwa
> issue pengislaman Nyai Diang Lawai itu  ternyata
> tidak benar.  Sebenarnya perang itu terjadi karena
> salah paham dipihak orang Dayak Ngaju yang menyangka
> bahwa Raja Maruhum telah melanggar perjanjian pada
> waktu menikahi Nyai Diang Lawai yaitu Nyai Diang
> Lawai tidak boleh disunat seperti yang biasa
> dilakukan di kalangan orang Islam pada zaman itu.   
> Kesalahpahaman itu  terjadi karena adanya berita
> bahwa Nyai Diang Lawai menderita sakit akibat
> disunat oleh raja. Padahal yang terjadi sebenarnya
> adalah Nyai Diang Lawai mengalami sedikit tidak enak
> badan karena mulai hamil muda.    
> 
> Perang karena kesalahpahaman dan sentimen agama ini 
> sangat membekas dalam ingatan orang Dayak Ngaju.  Ia
> menjadi ingatan kolektif yang diabadikan dalam
> bahasa (idiomatic expresion)  dan mitos asal-usul
> (Panaturan).   Pada masa kini, orang-orang Ngaju di
> pedesaan menyebut  zaman lampau  atau masa lalu 
> dengan istilah Zaman Raja Maruhum Usang.  Bahkan
> dalam sastra suci orang Dayak  Ngaju yang dikenal
> dengan istilah Panaturan   disebutkan bahwa  Raja
> Marhum, dengan sebutan Raja Helu Maruhum Usang, dan
> Nyai Siti Diang Lawai, merupakan bagian dari 
> leluhur atau nenek moyang orang Dayak Ngaju, yang
> setelah mereka meninggal dunia menjadi Sangiang 
> (manusia ilahi) dan berdiam di salah satu bagian
> dari Lewu Sangiang  (perkampungan para dewa)  yang
> bernama Lewu Tambak Raja.  Karena Raja Maruhum
> adalah seorang Muslim maka di "sorga" atau
> perkampungan para dewa itu disebutkan ada mesjid
> (lih. Panaturan,  Majelis Besar Agama Hindu
> Kaharingan, Palangka Raya  1992: 229, bdk.  Nila
> Riwut 2003: 530, Majelis Besar Alim Ulama Kaharingan
> Indonesia 1972:33-42).  
> 
> Berdasarkan data-data di atas muncul satu pertanyaan
> "Siapa Pangeran Marhum ini?"
> 
> Dalam Hikajat Bandjar dituturkan bahwa Marhum
> Panambahan  adalah pengganti Hidayatu'llah.  Itu
> berarti ia  adalah raja Islam Banjar ke-4 setelah
> Pangeran Samudera (lihat Ras 1968: 448).  Namun apa
> hubungannya dengan orang-orang Ngaju sehingga ketika
> wafat ia dilihat sebagai salah satu Sangiang dari
> orang-orang Ngaju?.  Dalam sistem kepercayaan orang
> Ngaju sangatlah tidak mungkin "orang asing" yang
> bukan "utus," atau  punya hubungan geneologis dengan
> orang Dayak Ngaju, dapat diproyeksikan sebegitu rupa
> ke alam atas (dunia Sangiang)  untuk  menjadi  salah
> satu Pantheon mereka.  Cense (1928: 110-11),
> berdasarkan berita Tionghoa  tahun 1618 yang dikutip
> dari  tulisan Groeneveld (1880: 105),  menerangkan
> bahwa Marhum Panembahan adalah anak Sultan 
> Hidayatu'llah yang diperolehnya dari  anak perempuan
> Chatib Banun, yang kemungkinan adalah seorang Ngaju
> yang beragama Islam.   Berita Tionghoa ini tampak
> memperkuat apa dipaparkan oleh Hikajat Bandjar 
> bahwa Sultan  Hidayatu'llah memang ada mengambil
> anak Chatib Banun sebagai istri (Ras 1968: 444). 
> Idwar Saleh dengan mengikuti alur pemikiran Cense
> menyimpulkan bahwa Marhum Panembahan adalah raja
> Banjarmasin dari golongan Biaju (atau Ngaju) (1958:
> 45), karena itu  dengan mudah ia bisa meminta
> bantuan orang-orang Biaju untuk menghabisi para
> lawan politiknya yaitu para bangsawan istana.  Dan
> atas permintaannya pula salah seorang panglima
> perang Ngaju yang bernama Sorang bersama sepuluh
> orang kawannya untuk masuk Islam dan  tinggal
> menetap  di kalangan warga kesultanan.  Menurut
> Hikajat Bandjar, Sorang akhirnya diambil ipar oleh
> Marhum Panembahan yaitu dengan mengawinkannya dengan
> Gusti Nurasat, saudara tiri Marhum Panembahan (Ras
> 1968: 448).  Menurut Idwar Saleh penerimaan atas
> Sorang yang adalah orang Ngaju untuk masuk ke
> lingkungan istana adalah dikarenakan Marhum
> Panembahan sendiri adalah keturunan (utus) orang
> Ngaju:
> 
> Penerimaan seorang Biadju Islam (Malayu Hanjar)
> kedalam keluarga radja sebagai iparnja, tak berapa
> mudah, bila radja sendiri tak berasal dari suku itu
> pula.  Perkawinan seorang dari sukunja dengan adik
> tirinja (djadi tak seibu dengan dia) menjatakan
> usaha pengokohan kedudukanja dan golongannja atas
> suatu hak jang mungkin diperolehnja dengan djalan
> usurpasi. (Idwar Saleh 1958: 46)
> 
> 
> Tindakan politik Marhum Panembahan  terekam dalam
> laporan J. Van Kerekhoven ke Batavia  pada tahun
> 1663:
> 
> Pangeran  baru ini keturunan beadio (Biadju),
> golongan pemakan orang, selain ini ia kaja dan
> mentjari keuntungan dari masjarakat umumnja.  Karena
> itu  golongan Biadju mengangkatnja mendjadi radja. 
> Akan tetapi ia mulai (memerintah) tanpa pengikut
> dari golongan bangsawan dan penasihat jang
> berpengelaman (dalam Idwar Saleh 1958:46, 128)) 
> 
> Namun apa yang terjadi pada komunitas Ngaju
> pedalaman pasca Marhum Panembahan   yang menurut
> Idwar Saleh (1958: 102-3) berkuasa antara tahun
> 1642-1650 atau 1559-1620 ? 
> 
> Dapat diduga bahwa komunitas Dayak di pedalaman
> sebagai satu  komunitas etno-religi yang berdasarkan
> agama suku itu posisinya sangat lemah sekali, baik
> secara politik dan ekonomi bila dibandingan dengan
> Banjar yang adalah komunitas etno-religi yang
> berdasarkan agama Islam.  Karena itu  tidaklah
> heran, pada  pertengahan abad XVII, tepatnya pada
> tanggal 25 Juni 1689, ketika  kapal Portugis yang
> dipimpin oleh Kapten Cotingo masuk ke Pulau Petak,
> wilayah orang Ngaju (atau Biaju) yang masih
> Kaharingan, mereka disambut dengan ramah dan meriah.
> Menurut 
=== message truncated ===


=====
Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org


                
__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
Yahoo! Mail - now with 250MB free storage. Learn more.
http://info.mail.yahoo.com/mail_250


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: