[nasional_list] [ppiindia] "TNI Harus Bebaskan Diri dari Godaan Politik"

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 14 Feb 2006 22:40:02 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.suaramerdeka.com/harian/0602/14/nas02.htm


"TNI Harus Bebaskan Diri dari Godaan Politik"


       
      PANGLIMA TNI: Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto berjabat tangan dan 
mendapat ucapan selamat dari mantan panglima TNI Jenderal Endiartono Sutarto 
seusai pelantikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Negara, 
Senin(13/2). (57t)  
     
JAKARTA - Menghadapi pilkada di sejumlah daerah serta pemilu yang dilaksanakan 
setiap lima tahun sekali, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap TNI 
tetap berpegang pada jati dirinya yang netral dan tidak berpihak. Dia ingin 
jajaran TNI membebaskan diri dari godaan terjun dalam politik praktis sesuai 
dengan amanat reformasi.

Harapan tersebut disampaikan Presiden ketika melantik dan mengambil sumpah KSAU 
Marsekal Djoko Suyanto sebagai panglima TNI yang baru menggantikan Endriartono 
Sutarto. Presiden juga sekaligus melantik dan mengambil sumpah Marsekal Madya 
TNI Herman Prayitno sebagai KSAU menggantikan Djoko di Istana Negara, Senin 
(13/2). 

Dalam amanatnya, Kepala Negara mengingatkan kembali apa yang disampaikannya 
pada HUT TNI 5 Oktober lalu, agar TNI terus melakukan reformasi. Presiden yang 
semasa menjabat Kasospol ABRI ikut menjadi konseptor reformasi di tubuh TNI 
menilai, reformasi yang berjalan sejak 1998 telah membuahkan hasil yang dapat 
dirasakan. Tapi reformasi belum selesai dan harus terus berlanjut.

Dia menegaskan, ruh dan jiwa reformasi adalah berhentinya TNI dari kegiatan 
politik praktis dan kembalinya TNI kepada jati diri dan profesionalisme dengan 
lebih meningkatkan upayanya untuk peningkatan postur dan kemampuannya.

''Saya menyadari dalam masa transisi masih ada godaan-godaan kepada para 
jenderal, laksamana, marsekal untuk memasuki wilayah politik. Sadar atau tidak 
sadar, mari kita ukur sejarah, jangan sampai itu terjadi dan terulang 
kembali,'' tegasnya.

Menurut SBY, ada masa-masa yang memerlukan ketegakan dan netralitas TNI untuk 
tidak terseret atau bermain-main api dengan melibatkan diri ke dalam kegiatan 
politik. ''Tetaplah netral. Selamatkan prajurit dan satuan TNI yang kita 
cintai. Karena itu memang tujuan dan jiwa reformasi,'' pesannya.

Saat menanggapi ini, Menhan Juwono Sudarsono menyatakan, pihaknya sebelumnya 
sudah mengusulkan agar Dephan dan TNI tidak terlibat dalam wilayah politik 
praktis, agar anggaran TNI dikelola secara baik dan benar. 

''Waktu 2003 kita kan sepakat pada Pemilu 2004 (tidak diberikannya hak pilih 
bagi TNI) kita pertahankan karena kondisi sosial-politik masyarakat kita belum 
mencapai titik ideal,'' katanya.

Untuk mencegah tarik-menarik antara parpol dan TNI akhirnya disepakati hak 
pilih bagi anggota TNI itu kemungkinan baru akan diberikan pada pemilu 
berikutnya, tahun 2009. 

''Tapi saya pribadi, mengingat kondisi sosial ekonomi masyarakat dan 
kemungkinan ada tarik-menarik dari luar, saya lebih suka kalau ditunda 2014. 
Tapi kalau DPR dan teman-teman (TNI dan DPR) menginginkan 2009, ya itu 
keputusan politik DPR,'' tandas Juwono.

Acara pelantikan Panglima TNI dan KSAU dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, 
para pimpinan lembaga tinggi negara, menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu 
dan jajaran petinggi TNI dan Polri. Termasuk Panglima TNI yang baru diganti, 
yakni Jenderal Endriartono Sutarto.

Kepada dua pejabat baru yang dilantik, Presiden mengingatkan jabatan adalah 
amanah, kepercayaan, dan kehormatan yang diberikan kepada negara. Di sisi lain 
jabatan adalah tugas dan pengabdian. Karena itu, dia minta keduanya 
melaksanakan tugas dan pengabdian dengan sebaik-baiknya, termasuk berupaya 
meningkatkan kesejahteraan prajurit.

Presiden mengatakan, pada awal reformasi lima tahun pertama 1998-2003 hampir 
seluruh waktu TNI tercurah untuk mengemban tugas bagi bangsa dan negara. Karena 
itu, pembinaan kekuatan, pendidikan, dan latihan, memodernisasi dan membangun 
kekuatan yang semestinya tidak dapat dilaksanakan dengan penuh.

Kini, dengan telah berubahnya situasi keamanan dalam negeri, maka telah tiba 
saatnya bagi pimpinan TNI untuk lebih meningkatkan kegiatan pembinaan. Baik 
untuk mengembangkan doktrin, pendidikan dan latihan, modernisasi perlengkapan, 
peralatan, dan sistem senjata.

Modernisasi

Menurut SBY, alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI sekarang ini sudah 
saatnya dilakukan modernisasi dan penambahan kekuatan. Dalam hal ini Presiden 
meminta peningkatan itu benar-benar dilakukan sejalan dengan kemampuan anggaran 
dan kepentingan pengguna, melalui mekanisme dan prosedur yang tepat dan benar.

Dia mengingatkan ketentuan undang-udang yang menyatakan bahwa pengambil 
kebijakan tingkat pusat atas nama presiden adalah menhan dalam pengadaan sistem 
persenjataan. 

''Ikuti mekanisme dan prosedur ini. Laksanakan secara transparan, akuntabel, 
dan bersih dari penyimpangan serta utamakan penggunaan produksi dalam negeri 
yang telah dapat diproduksi oleh industri pertahanan menjadi prioritas. Dari 
sisi lain pengadaan alat persenjataan dari negara lain dilakukan apabila di 
dalam negeri tidak tersedia untuk itu,'' papar Presiden.

Meski sudah dilantik, sampai kemarin Djoko Suyanto masih belum bersedia 
berbicara seputar jabatan barunya sebagai Panglima TNI, dengan alasan serah 
terima jabatan (sertijab) belum dilakukan. Dia baru bersedia berbicara panjang 
lebar setelah sertijab yang direncanakan pada 20 Februari mendatang.

''Sekarang kan saya belum Panglima TNI. Panglima itu kalau nanti sudah 
sertijab. Jadi, saya kira amanat Presiden itu yang jadi patokan. Karena itu, 
saya belum bisa memberikan pernyataan apa-apa tentang kepanglimaan. Jadi mohon 
maaf,'' elaknya.(A20-49t) 


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] "TNI Harus Bebaskan Diri dari Godaan Politik"