** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.tribun-batam.com/index.php?module=detail&noberita=21868 17 September 2006 Singapura Usir 6 Aktivis * Gagal Ikut Acara di Batam * Cabut Cekal 22 Nama Batam, Tribun - Singapura kembali membuat berang peserta International People Forum (IPF), ajang seminar dan workshop para aktivis lembaga swadaya masyrakat (LSM), yang digelar di Asrama Haji Batam. Negara pulau tersebut sempat menahan dan mendeportasi enam aktivis LSM asal India, Srilanka, Brasil, dan Jepang, yang hendak menghadari acara IPF di Batam. Insiden deportasi para peserta IPF tersebut disampaikan Ashok Rao, peserta IPF asal India, di Asrama Haji Batam, Sabtu (16/9). Ia terlihat berang dan emosional setelah mendapat laporan mengenai sikap aparat pemerintah Singapura seperti disampaikan Mishra dan Raghu Kancharla kepadanya melalui surat elektronik (e-mail). Menurut surat elektronik yang diterimanya, Mishra dan Raghu Kancharla dideportasi pihak imigrasi Singapura ke India, Jumat (15/9), setelah mereka transit di Bandara Changi untuk selanjutnya hendak menuju Batam. Selain dideportasi, selama 38 jam dua orang aktivis tersebut merasa diperlakukan secara sewenang-wenang oleh posili dan petugas imigrasi Singapura. Ashok semula bertanya-tanya mengapa kedua rekannya tersebut tidak juga muncul di Batam. Padahal mereka berjanji bertemu di Batam pada 14 September lalu. "Mereka memberitahu saya melalui e-mail. Sekarang mereka sudah berada di India. Polisi dan imigrasi Singapura memperlakukan mereka dengan buruk," ujar Ashok dengan suara lantang dan terlihat emosi. Dalam e-mailnya kepada Ashok, Raghu menceritakan perlakuan buruk yang mereka alami ketika transit di Singapura. "Kami (Mishra dan saya sendiri) terpaksa kembali ke India setelah melalui negosiasi yang amat panjang. Otoritas Imigrasi Singapura menolak kami masuk ke Singapura untuk menghadiri pertemuan itu," ujar Raghu. Diungkapkan, mereka sempat ditahan selama 38 jam dan tak seorangpun bersedia menjawab pertanyaan apa alasan dari perlakuan tersebut. "Kami juga diperlakukan dengan buruk. Mereka melontarkan beberapa pertanyaan. Polisi menanyai kami, mengambil sidik jari, foto, dan melakukan skrening," ujarnya. Bukan hanya itu saja. Aparat singapura tidak memperbolehkan mereka menghubungi siapapun. "Bersama kami, ada dua orang Srilanka yang datang untuk menghadiri pertemuan yang sama dan mereka juga sempat ditahan.Saya masih ingat satu di antara mereka bernama Janaki," tambah Raghu. Menurutnya, dua aktivis asal Srilanka itu juga dideportasi ke negaranya. "Akhirnya mereka juga dikirim ke Kolombo, Kamis (14/9) pagi. Saya juga bertemu Ny Maria Claria dari Brasil dan satu lagi dari Jepang. Nasib mereka tak ubahnya seperti kami," kata Raghu. Ia mengetahui nama mereka dari papan pengumuman yang beradai di luar ruang tahanan. Dengan perlakukan itu kami merasa sangat terhina. "Mereka mengirimkan kami dengan pesawat Singapore Airlines. Saat ini kami baru saja tiba di rumah," jelas Raghu. Cabut cekal Diungkapkan, Misha merasa sangat terganggu pada kejadian itu. "Saya berharap kamu baik-baik saja," begitu kalimat terakhir Raghu kepada Ashok. Alhasil, Ashok mengaku sangat bingung pada kejadian ini. Padahal Kedutaan Besar Singapura di India sudah memberikan visa bagi mereka berdua. "Lantas mengapa mereka dipulangkan. Lagipula mereka hanya transit di Singapura hendak menghadiri pertemuan di Batam," imbuh lelaki dengan rambut dan jenggot yang sudah memutih tersebut. Ashok ikut merasa khawatir pada nasibnya ketika nanti embali ke India. Bukan tidak mungkin pemerintah Singapura juga akan menahannya. "Saya belum memutuskan akan kembali ke India melalui Singapura atau Jakarta," papar Ashok. Pemerintah Singapura juga dikabarkan mencabut cekal (cegah tangkal) terhadap 22 aktivis LSM yang berniat diundang ke pertemuan IMF dan Bank Dunia di negara itu. Tentu saja perubahan sikap Singapura tersebut dianggap sebagai lelucon. Namun masih ada lima aktivis yang tetap dicekal. Pada umumnya para aktivis itu tidak mengetahui alasan pemerintah Singapura, IMF dan Bank Dunia mencabut status cekal 22 aktivis secara tiba-tiba. Meski cekal dicabut, para aktivis tetap menyatakan memboikot pertemuan dengan IMF-Bank Dunia dan menegaskan tidak akan menghadiri undangan tersebut. Lima aktivis lainnya yang masih dalam status cekal yaitu dari anggota International NGO's Forum on Indonesia ( INFID) dan Focus on Global South (FGS) Filipina. Nama-namanya antara lain, Chris Wangkay dan Wahyu Susilo (INFID), Walden Bello serta Shalmali Guttal serta Joy Chavez (FGS). "Hingga saat ini kami tidak tahu alasan pemerintah Singapura melakukan pencekalan ataupun mencabut status cekal ini. Pemerintah Singapura sudah sangat terlambat mengeluarkan kebijakan ini, dan sangat tak ada gunanya lagi. Kami tetap tidak akan pergi, artinya kita batalkan acara di Singapura dengan IMF dan WB. Terlambat sudah. too little too late," ujar Donatus Kamarut, Ketua Panitia IP. Menurut Donatur Kamarut atau yang akrab dipanggil Don Marut, dengan kejadian ini --mulai dari pencekalan hingga sikap terlalu represif dari pemeritah Singapura-- para peserta merasa sangat risih. "Dalam kesempatan ini kami juga mengungkapkan rasa solidaritas terhadap rekan- rekan aktivis yang dideportasi ke negara asalnya," tegasnya. Tak bawa paspor Coordinator Debt Campaing INFID Chris Wangkay menambahkan, sikap Singapura justru mencoreng nama IMF dan Bank Dunia di mata dunia. Chris mengatakan, Singapura telah melanggar hak asasi manusia (HAM) dan mengabaikan demokrasi serta transparansi. "Sangat lucu dan menggelikan," ujar Chris. Begitu pula menurut Joy Chavez (FDC), yang namanya masih masuk daftar cekal. Perempuan aktivis dari Filipina ini mengungkapkan, IMF dan Bank Dunia melanggar hak-hak rakyat sipil. Chris menceritakan sebelum ke Batam ia sudah tahu masuk dalam daftar cekal pemerintah Singapura sehingga ketika ke Batam sengaja tak bawa paspor. Selama ini, katanya, ia selalu mengikuti pertemuan IMF dan Bank Dunia, dan tak pernah ada kendala berarti. "Saya bukan teroris. Selama ini saya tak pernah punya konflik dengan Singapura maupun IMF dan Bank Dunia, termasuk pemerintah Indonesia sendiri. Sekali lagi Singapura lucu sekali telah mencekal saya. I'm still on list," ujar pria berkacamata ini kepada seorang peserta asing. Prof Walden Bello aktivis Focus on Global South Filipina menilai kebijakan tersebut merupakan campur tangan IMF dan Bank Dunia, termasuk pencekalan terhadap dirinya. "Saya juga masih masuk daftar cekal dan dianggap orang yang membahayakan bagi Singapura. Saya anti-IMF dan Bank Dunia. Paul Wolfowitz (Presiden Bank Dunia ) adalah ancaman bagi dunia ketiga dan ia antek Amerika Serikat (AS)," pungkas Walden Bello. Ia menegaskan akan melakukan legal action terkait pencekalan dan deportasi itu melalui proses hukum. "Saat ini kita masih dalam tahap pengumpulan bahan untuk proses hukum. Perjuangan baru saja dimulai," bebernya dengan mimik sedikit emosional. (zur/rud [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **