[nasional_list] [ppiindia] Singapura Usir 6 Aktivis

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 18 Sep 2006 12:31:01 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.tribun-batam.com/index.php?module=detail&noberita=21868

17 September 2006

Singapura Usir 6 Aktivis 

* Gagal Ikut Acara di Batam 
* Cabut Cekal 22 Nama 


Batam, Tribun - Singapura kembali membuat berang peserta International People 
Forum (IPF), ajang seminar dan workshop para aktivis lembaga swadaya masyrakat 
(LSM), yang digelar di Asrama Haji Batam. Negara pulau tersebut sempat menahan 
dan mendeportasi enam aktivis LSM asal India, Srilanka, Brasil, dan Jepang, 
yang hendak menghadari acara IPF di Batam.

Insiden deportasi para peserta IPF tersebut disampaikan Ashok Rao, peserta IPF 
asal India, di Asrama Haji Batam, Sabtu (16/9). Ia terlihat berang dan 
emosional setelah mendapat laporan mengenai sikap aparat pemerintah Singapura 
seperti disampaikan Mishra dan Raghu Kancharla kepadanya melalui surat 
elektronik (e-mail).

Menurut surat elektronik yang diterimanya, Mishra dan Raghu Kancharla 
dideportasi pihak imigrasi Singapura ke India, Jumat (15/9), setelah mereka 
transit di Bandara Changi untuk selanjutnya hendak menuju Batam. Selain 
dideportasi, selama 38 jam dua orang aktivis tersebut merasa diperlakukan 
secara sewenang-wenang oleh posili dan petugas imigrasi Singapura.

Ashok semula bertanya-tanya mengapa kedua rekannya tersebut tidak juga muncul 
di Batam. Padahal mereka berjanji bertemu di Batam pada 14 September lalu. 
"Mereka memberitahu saya melalui e-mail. Sekarang mereka sudah berada di India. 
Polisi dan imigrasi Singapura memperlakukan mereka dengan buruk," ujar Ashok 
dengan suara lantang dan terlihat emosi.

Dalam e-mailnya kepada Ashok, Raghu menceritakan perlakuan buruk yang mereka 
alami ketika transit di Singapura. "Kami (Mishra dan saya sendiri) terpaksa 
kembali ke India setelah melalui negosiasi yang amat panjang. Otoritas Imigrasi 
Singapura menolak kami masuk ke Singapura untuk menghadiri pertemuan itu," ujar 
Raghu.

Diungkapkan, mereka sempat ditahan selama 38 jam dan tak seorangpun bersedia 
menjawab pertanyaan apa alasan dari perlakuan tersebut. "Kami juga diperlakukan 
dengan buruk. Mereka melontarkan beberapa pertanyaan. Polisi menanyai kami, 
mengambil sidik jari, foto, dan melakukan skrening," ujarnya.

Bukan hanya itu saja. Aparat singapura tidak memperbolehkan mereka menghubungi 
siapapun. "Bersama kami, ada dua orang Srilanka yang datang untuk menghadiri 
pertemuan yang sama dan mereka juga sempat ditahan.Saya masih ingat satu di 
antara mereka bernama Janaki," tambah Raghu. 

Menurutnya, dua aktivis asal Srilanka itu juga dideportasi ke negaranya. 
"Akhirnya mereka juga dikirim ke Kolombo, Kamis (14/9) pagi. Saya juga bertemu 
Ny Maria Claria dari Brasil dan satu lagi dari Jepang. Nasib mereka tak ubahnya 
seperti kami," kata Raghu.

Ia mengetahui nama mereka dari papan pengumuman yang beradai di luar ruang 
tahanan. Dengan perlakukan itu kami merasa sangat terhina. "Mereka mengirimkan 
kami dengan pesawat Singapore Airlines. Saat ini kami baru saja tiba di rumah," 
jelas Raghu. 

Cabut cekal
Diungkapkan, Misha merasa sangat terganggu pada kejadian itu. "Saya berharap 
kamu baik-baik saja," begitu kalimat terakhir Raghu kepada Ashok. Alhasil, 
Ashok mengaku sangat bingung pada kejadian ini. Padahal Kedutaan Besar 
Singapura di India sudah memberikan visa bagi mereka berdua. "Lantas mengapa 
mereka dipulangkan. Lagipula mereka hanya transit di Singapura hendak 
menghadiri pertemuan di Batam," imbuh lelaki dengan rambut dan jenggot yang 
sudah memutih tersebut.

Ashok ikut merasa khawatir pada nasibnya ketika nanti embali ke India. Bukan 
tidak mungkin pemerintah Singapura juga akan menahannya. "Saya belum memutuskan 
akan kembali ke India melalui Singapura atau Jakarta," papar Ashok.

Pemerintah Singapura juga dikabarkan mencabut cekal (cegah tangkal) terhadap 22 
aktivis LSM yang berniat diundang ke pertemuan IMF dan Bank Dunia di negara 
itu. Tentu saja perubahan sikap Singapura tersebut dianggap sebagai lelucon.

Namun masih ada lima aktivis yang tetap dicekal. Pada umumnya para aktivis itu 
tidak mengetahui alasan pemerintah Singapura, IMF dan Bank Dunia mencabut 
status cekal 22 aktivis secara tiba-tiba. 

Meski cekal dicabut, para aktivis tetap menyatakan memboikot pertemuan dengan 
IMF-Bank Dunia dan menegaskan tidak akan menghadiri undangan tersebut. Lima 
aktivis lainnya yang masih dalam status cekal yaitu dari anggota International 
NGO's Forum on Indonesia ( INFID) dan Focus on Global South (FGS) Filipina. 
Nama-namanya antara lain, Chris Wangkay dan Wahyu Susilo (INFID), Walden Bello 
serta Shalmali Guttal serta Joy Chavez (FGS). 

"Hingga saat ini kami tidak tahu alasan pemerintah Singapura melakukan 
pencekalan ataupun mencabut status cekal ini. Pemerintah Singapura sudah sangat 
terlambat mengeluarkan kebijakan ini, dan sangat tak ada gunanya lagi. Kami 
tetap tidak akan pergi, artinya kita batalkan acara di Singapura dengan IMF dan 
WB. Terlambat sudah. too little too late," ujar Donatus Kamarut, Ketua Panitia 
IP.

Menurut Donatur Kamarut atau yang akrab dipanggil Don Marut, dengan kejadian 
ini --mulai dari pencekalan hingga sikap terlalu represif dari pemeritah 
Singapura-- para peserta merasa sangat risih. "Dalam kesempatan ini kami juga 
mengungkapkan rasa solidaritas terhadap rekan- rekan aktivis yang dideportasi 
ke negara asalnya," tegasnya. 

Tak bawa paspor
Coordinator Debt Campaing INFID Chris Wangkay menambahkan, sikap Singapura 
justru mencoreng nama IMF dan Bank Dunia di mata dunia. Chris mengatakan, 
Singapura telah melanggar hak asasi manusia (HAM) dan mengabaikan demokrasi 
serta transparansi.

"Sangat lucu dan menggelikan," ujar Chris. Begitu pula menurut Joy Chavez 
(FDC), yang namanya masih masuk daftar cekal. Perempuan aktivis dari Filipina 
ini mengungkapkan, IMF dan Bank Dunia melanggar hak-hak rakyat sipil.

Chris menceritakan sebelum ke Batam ia sudah tahu masuk dalam daftar cekal 
pemerintah Singapura sehingga ketika ke Batam sengaja tak bawa paspor. Selama 
ini, katanya, ia selalu mengikuti pertemuan IMF dan Bank Dunia, dan tak pernah 
ada kendala berarti.

"Saya bukan teroris. Selama ini saya tak pernah punya konflik dengan Singapura 
maupun IMF dan Bank Dunia, termasuk pemerintah Indonesia sendiri. Sekali lagi 
Singapura lucu sekali telah mencekal saya. I'm still on list," ujar pria 
berkacamata ini kepada seorang peserta asing.

Prof Walden Bello aktivis Focus on Global South Filipina menilai kebijakan 
tersebut merupakan campur tangan IMF dan Bank Dunia, termasuk pencekalan 
terhadap dirinya. "Saya juga masih masuk daftar cekal dan dianggap orang yang 
membahayakan bagi Singapura. Saya anti-IMF dan Bank Dunia. Paul Wolfowitz 
(Presiden Bank Dunia ) adalah ancaman bagi dunia ketiga dan ia antek Amerika 
Serikat (AS)," pungkas Walden Bello.

Ia menegaskan akan melakukan legal action terkait pencekalan dan deportasi itu 
melalui proses hukum. "Saat ini kita masih dalam tahap pengumpulan bahan untuk 
proses hukum. Perjuangan baru saja dimulai," bebernya dengan mimik sedikit 
emosional. (zur/rud

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 
    mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Singapura Usir 6 Aktivis