[nasional_list] [ppiindia] Setelah Juara Dunia, Lantas Mau Kemana + Mendiknas Usulkan Peraih Juara Olimpiade Diberi Penghargaan

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 18 Jul 2006 01:00:43 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **HARIAN ANALISA
Edisi Selasa, 18 Juli 2006 

Tajukrencana
Setelah Juara Dunia, Lantas Mau Kemana 




MENGAGUMKAN. Itulah kata pertama yang terucap ketika mendengar kabar bahwa Tim 
Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) tampil sebagai juara dunia pada Olimpiade 
Fisika Internasional yang berlangsung di Singapura sejak tanggal 8 Juli lalu. 
Dari empat anggota TOFI masing-masing Jonathan Pradana Mailoa ( SMA Kristen I 
Penabur Jakarta), Pangus Ho (SMA Kristen Penabur 3 Jakarta), Irwan Ade Putra 
(SMAN I Pekanbaru), Andy Octavian Latief (SMAN 1 Pamengkasan) dan Muhammad 
Firmansyah (SMP Athirah Makassar), semuanya pulang membawa medali. 

Jonathan, Pangus, Irwan dan Andy meraih medali emas. Sedangkan Muhammad 
Firmansyah mendapat medali perak. Walaupun perak, prestasi yang diraih Muhammad 
Firmansyah ini cukup luar biasa mengingat ia baru duduk di bangku SMP. Tapi 
prestasi yang paling spektakuler diraih Jonathan. Pelajar SMA Kristen I Penabur 
Jakarta ini meraih gelar The Absolute Winner, yang menurut pembina TOFI Yohanes 
Surya, sebuah pencapaian yang langkah dalam event internasional. Karena gelar 
ini pulalah tim Indonesia berhak meraih gelar juara dunia karena jika dilihat 
dari medali yang diperoleh sebenarnya Indonesia masih kalah jika dibanding 
China. China dari lima anggota timnya, semuanya mendapat medali emas. Hanya 
saja tidak ada yang mampu mengungguli Jonathan. 

Meraih gelar juara dunia apalagi di bidang ilmu pengetahuan merupakan sebuah 
pencapaian yang luar biasa. Negara-negara yang cukup dijaya di dunia seperti 
Amerika Serikat dan Rusia kali ini harus mengakui keunggulan para 'bibit-bibit 
unggul' kita. Demikian juga negara Asia yang selama ini merajai Olimpiade 
Fisika Internasioanl seperti Taiwan dan Korea harus 'angkat topi'. 

Prestasi yang diraih putra-putra terbaik bangsa ini, tidak datang begitu saja 
namun melalui pembinaan yang matang dan intensif. Jika tahun ini TOFI berhasil 
meraih empat medali emas dan sebuah medali perak, sebelumnya pada tahun 2005 di 
Salamanca Spanyol dan tahun 2004 di Korea Selatan mereka masing-masing merebut 
dua medali emas. Dengan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan, 
Yohannes Surya punya keyakinan tahun depan, TOFI akan mampu kembali mengalahkan 
China di tanah airnya sendiri. Melihat hasil yang diraih saat ini, target 
Yohannes Surya yang dalam beberapa tahun terahir ini mencurahkan seluruh 
perhatiannya pada TOFI, tidak hanya sekadar mimpi atau angan-angan belaka. 

Namun di balik keberhasilan ini, sedih rasanya jika kita melihat kondisi bangsa 
dan tanah air saat ini. Krisis berkepanjangan yang melanda bangsa ini sejak 
akhir1997 hingga saat ini belum juga berakhir diatasi. Pemimpin negara telah 
berganti dari yang satu ke yang lain. Namun keadaan negara tetap 
memprihatinkan. Belum lagi bencana yang datang silih berganti membuat bangsa 
kita semangkin terpuruk. Ironis memang tapi beginilah realitas yang kita alami 
saat ini. 

Dari satu sisi, siapapun tidak bisa membantah, jika dikatakan negara ini 
memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah. Sehingga Koes Plus dalam satu 
lagunya menyebutkan, 'tongkatpun bisa jadi tanaman'. Dari sisi lain, siapapun 
saat ini tidak bisa membantah jika kita memiliki sumber daya manusia (SDM) yang 
tidak kalah dengan bangsa lainnya. Contoh nyata yang tidak bisa dibantah yakni 
keberhasilan TOFI menjadi juara dunia serta keberhasilan Tim Olimpiade Kimia 
Indonesia (TOKI) belum lama ini yang walaupun belum berhasil menjadi juara 
dunia, salah satu anggotanya juga berhasil meraih medali emas. 

Kalau sudah begini, apa yang kurang? Tidak ada yang kurang sebenarnya. Namun 
pasti ada yang salah. Di samping 'bibit-bibit unggul' di atas, saat ini banyak 
putra-putri terbaik bangsa yang 'mengabdi' di negara lain, seperti di Singapura 
bahkan di Amerika Serikat sekalipun. Kenapa hal ini sampai terjadi? Hal ini 
terjadi karena selama ini pemerintah tidak pernah peduli atau memberikan 
perhatian kepada orang-orang yang berprestasi. Perhatian yang dibutuhkan tidak 
hanya sekadar menerimanya di Istana Negara begitu meraih juara. Mereka butuh 
kepastian, kemana sesudah ini. Apakah pemerintah telah menyiapkan beasiswa 
untuk kelanjutkan pendidikan mereka? Atau apakah pemerintah telah menyiapkan 
lapangan kerja? Mudah-mudahan, sampai saat ini hal seperti itu belum pernah 
dilakukan pemerintah sementara universitas di luar negeri telah 
berbondong-bondong mengajukan proposal beasiswa untuk kuliah mereka. Bahkan 
yang tidak sedikit langsung memberikan proposal kontrak begitu selesai kuliah. 
**
 ** 

++++

Mendiknas Usulkan Peraih Juara Olimpiade Diberi Penghargaan 

Jakarta, (Analisa) 

Mendiknas Bambang Sudibyo akan mengusulkan kepada Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono agar para juara olimpiade internasional di berbagai bidang ilmu 
pengetahuan dan teknologi seperti sains, fisika, kimia, astronomi dan 
matematika memperoleh penghargaan yang sesuai dengan prestasinya. 

"Peraih emas dalam berbagai olimpiade tingkat dunia akan diberikan penghargaan 
tersebut, termasuk, jaminan untuk masuk ke perguruan tinggi. Mereka putra-putra 
terbaik yang sangat kita banggakan. Mereka akan menjadi teladan. Saya akan usul 
ke Presiden untuk diberikan penghargaan Satya Lencana Wirkarya," kata Bambang 
Sudibyo seusai acara peluncuran TV Edukasi di Depdiknas, Jakarta, Senin (17/7). 

Terkait dengan kemungkinan siswa berprestasi ini akan "diambil" oleh negara 
lain, Mendiknas mengatakan setiap warga negara berhak untuk belajar di mana 
saja. 

"Tapi, lebih jauh dari negeri China pun boleh. Mau menuntut ilmu sampai Swedia 
pun boleh, karena itu hak warga negara. Jadi, kami tidak bisa melarang mereka 
untuk belajar dimana pun. Sebab, belajar itu sesuatu yang menjadi hak azasi," 
ujarnya. 

Sementara itu, dalam sambutannya Mendiknas mengatakan peluncuran TV Edukasi ini 
untuk menstandarkan mutu pelajaran di seluruh daerah . TV Edukasi ini sudah 
biasa diterapkan di luar negeri, seperti Thailand. 

"Mereka yang belajar di Sangihe Talaud maupun Papua tetap bisa memiliki 
pengetahuan yang sama dengan siswa yang belajar di Jakarta, misalnya," ujar 
Bambang Sudibyo. 

Ia mengatakan pendidikan dengan basis TV ini akan dilakukan secara 
besar-besaran di tingkat SLTP. Sedangkan, di tingkat SLTA baik itu SMA, SMK, 
Madrasah Aliyah (MA) akan berbasis teknologi informasi (IT). 

TV Edukasi ini diterapkan di kabupaten dengan pertimbangan mutu pendidikan di 
kabupaten biasanya lebih rendah dibandingkan dengan di kotamadya. 

Sementara itu, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) 
Depdiknas Suyanto menjelaskan pada tahap awal jumlah sekolah yang akan mendapat 
bantuan televisi mencapai 28.376 SMP. Namun, program ini nantinya juga akan 
mencakup SD dan SLTA. 

"Targetnya, juga untuk meningkatkan akses dan memperkecil disparitas 
(perbedaan-red) mutu pendidikan di perkotaan dan kabupaten. Untuk itu, 
masing-masing sekolah akan mendapat bantuan dua unit televisi," katanya. 

Untuk itu, Pemerintah menyediakan dana sekitar Rp 213,6 milyar. Dananya, akan 
diserahkan melalui masing-amsing provinsi. Dana tersebut murni bersumber dari 
block grant. Rencananya akan digunakan untuk pembelian 75 ribu unit televisi. 

Ia memperkirakan 315 kabupaten di 33 provinsi bisa mengakses siaran televisi 
pendidikan tersebut. 

"Harapan kita sekolah di Jakarta dan di kabupaten bisa memperoleh materi yang 
sama, sehingga disparitas antarkota dan kabupaten makin mengecil," katanya. 

Suyanto mengatakan, program televisi edukasi juga merupakan alternatif yang 
diambil pemerintah untuk mempercepat penuntasan wajib belajar sembilan tahun. 
"Itu sebabnya program lebih difokuskan pada daerah-daerah di kabupaten, apalagi 
di daerah terpencil," kata Suyanto. 

Siaran televisi edukasi akan mengudara dua kali dalam sehari yakni pukul 
7.15-09.30 WIB dan diulang pada pukul 14.15 hingga 16.30. 

Sedangkan, materi pelajaran yang disiarkan meliputi tiga mata pelajaran utama, 
yakni bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan Matematika. "Ini juga follow up, 
hasil UN," ujarnya. 

Materi pelajaran sesuai dengan materi di sekolah berdasarkan kurikulum yang 
berlaku. 

Dalam pengembangannya materi siaran ini dikembangkan oleh Pusat Teknologi 
Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) dengan melibatkan berbagai 
pihak terkait, antara lain, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Pusat 
Penilaian Pendidikan, Pusat Kurikulum, Direktorat Pembinaan SMP dan pihak 
terkait lainnya seperti profesor, guru, pakar pendidikan, pakar media, praktisi 
pertelevisian, tenaga kreatif profesional, dan native speaker. (Ant) 



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
See what's inside the new Yahoo! Groups email.
http://us.click.yahoo.com/2pRQfA/bOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts: