** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com ** http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/9/15/o1.htm Sekali Lagi, kalau Ingin Maju Benahi Sistem Pendidikan BERBICARA persoalan pendidikan di Indonesia, kita sungguh-sungguh dibuat bingung. Hampir pada semua level, pendidikan kita kacau balau, setidak-tidaknya kurang jelas. Dilihat dari sisi struktural, sampai sekarang masih terjadi perdebatan. Misalnya ada yang menyarankan agar seluruh pendidikan itu dikelola oleh satu departemen, yaitu Departemen Pendidikan Nasional. Kenyataannya kini pendidikan yang berbasis agama tidak dipegang oleh departemen tersebut. Departemen Pariwisata, Dalam Negeri, Keuangan atau Pertanian mempunyai lembaga pendidikan tinggi tersendiri. Akibatnya, yang paling sederhana, seolah terjadi ajang persaingan pembuktian keunggulan di antara departemen tersebut. Pada level pelaksanaan, pendidikan di Indonesia sangat amburadul, melupakan sisi psikologi perkembangan dan dipandang melanggar etika. Dalam ilmu psikologi perkembangan disebutkan bahwa pendidikan dasar itu sesungguhnya lebih menekankan segi-segi permainan. Malah untuk pendidikan awal, pola didiknya mestinya total bermain. Tetapi yang kita lihat gejala akhir-akhir ini, sekolah berlomba-lomba memberikan hitung-hitungan kepada siswa taman kanak-kanak. Pantaskah itu diberikan kepada anak-anak kita? Apakah kelak tidak berpengaruh kepada mental mereka? Persoalan demikian tidak saja ada di lingkungan pendidikan dasar, tetapi juga pada level menengah. Kini mulai kelihatan pendidikan menengah atas kita berlangsung dari pagi sampai sore. Salah satu alasannya, konon, adalah untuk mencegah perilaku kekerasan remaja. Tetapi, sudahkah metode itu mempertimbangkan aspek lain? Sebab, pengekangan perilaku remaja tersebut, justru akan membuka kekerasan pada umur yang lebih lanjut meski dalam bentuk lain. Misalnya, seorang siswa yang begitu pandai di masa SMA tiba-tiba saja berandalan setelah kuliah di perguruan tinggi, dan tidak berhasil menyelesaikan studi. Sebaliknya mereka yang ikut sekolah menengah ''normal'' (tidak percepatan maupun sekolah sampai sore), justru perkembangan psikologisnya di perguruan tinggi baik dan mampu menyelesaikan studi. Dari sisi pelaku pendidikan, terutama di level swasta kini malah terjadi jor-joran janji. Janji itu harus diimbangi dengan bayaran tinggi. Celakanya, pengguna pendidikan sering terkecoh dengan hal seperti ini. Jika kemudian kecewa setelah memasuki lembaga tersebut, seharusnya bukan lembaganya saja yang disalahkan, tetapi pengguna itu ceroboh karena kurang teliti ''membeli dagangan yang dijual''. Beberapa waktu lalu pernah terjadi pertengkaran antara lembaga pendidikan tertentu dengan orangtua seorang siswa di Denpasar. Kita sungguh geleng-geleng kepala dengan persoalan seperti ini. Banyak hal yang bisa kita telusuri dari sektor pelaku pendidikan ini, termasuk juga dengan kasus jual-beli buku antara guru dan murid. Ini seolah lingkaran setan, sebab kalaupun kasus ini terjadi, amat besar disebabkan oleh keadaan ekonomi dan tingkat kesejahteraan guru. Sehingga guru dan sekolah juga bisa dikatakan menjadi ''korban'' dari penerbit buku yang amat gencar mengiming-imingi agar buku terbitannya digunakan oleh guru/sekolah bersangkutan. Jika itu yang dimasalahkan, tidak bisa lain, kebijakan pendidikan kita yang masih belum berjalan dengan baik. Pemerintahlah yang harus mengkritisi dirinya sendiri. Di zaman Restorasi Meiji, Jepang habis-habisan membangun pendidikannya dengan mengirim pemudanya ke luar negeri untuk menyerap berbagai ilmu dari negara maju. Kini Jepang justru bisa mengungguli negara-negara tersebut. Malaysia mengirim murid dan mahasiswanya ke Indonesia belasan tahun lalu. Sekarang Malaysia disebut-sebut telah melampaui Indonesia dalam pembangunan. Ini saja sudah menjadi bukti bahwa pendidikan memegang peranan sentral dalam perkembangan bangsa. Karena itu kalau ingin maju, tidak ada lain sistem pendidikan harus dibenah. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **