** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** SURAT KEMBANG KEMUNING: PAMERAN LUKISAN SALIM DI KOTAPRAJA Vème PARIS [7]. Karena dengan bekerja di sanggar Léger, Salim tidak mendapat penghasilan apa pun, sedangkan melukis sudah menjadi pilihan hidupnya, Salim untuk bisa survive terpaksa melakukan pekerjaan apa saja. Dalam keadaan begini tidak jarang Salim melalui hari dan malam dengan perut kosong yang membuat musim dingin dengan suhu di bawah nol terasa makin dingin. Apalagi tidak pemanas di ruang tinggal. Bagi Salim untuk menjadi Salim yang pelukis adalah suatu pertarungan, jalan menjadi pelukis bukanlah jalan lurus bertabur bunga.Apa yang ditempuh oleh Salim untuk menjadi seniman mengingatkan saya kepada pengalaman Chairil Anwar, Pramoedya A Toer, Rendra, Teguh Karya, Koeshendratmo, seniman-seniman ketoprak Krido Mardi Yogyakarta,ludruk Marhaen dari Jawa Timur, dan seniman-seniman lainnya yang bertarung melawan lapar tapi terus berkesenian. Tekad dan kesungguhan merupakan modal penting bagi mereka untuk merebut julukan seniman sedangkan wawasan serta kemampuan tekhnik menetapkan taraf keseniman mereka. Dari pengalaman ini saya melihat bahwa seniman pada galibnya adalah manusia-manusia yang berprinsip.Apa yang dikatakan oleh sastrawan Ramadhan KH bahwa seniman itu sesungguhnya adalah "pejuang kebebasan dan keindahan" mencerminkan apa-siapa seniman itu sesungguhnya. Apa bagaimana peranan seniman.Dalam usaha survive demi melanjutkan pilihannya menjadi pelukis, pada tahun 1929 bekerja pada perusahaan tekstil di Amsterdam sebagai pembuat desain. Di sini, Salim bekerja selama dua bulan. Waktu itu, musim dingin. Negeri Belanda yang dikenal dengan negeri di bawah laut, adalah negeri berangin sehingga lebih dingin dibandingkan negeri-negeri tetangganya seperti Perancis, Jerman atau Belgia. Dengan tangan dalam saku mantel, orang-orang jalan bergegas mengurangi rasa dingin dan agar segera tiba di tujuan. Demikian pun malam itu di jalan Kalver [Kalvelsrtaat] berjalan pulang dari tempat kerja dan hampir bertabrakan dengan seorang lelaki "Hindia" yang ternyata tidak lain dari Sutan Sjahrir.Kejadian ini merupakan awal perkenalan Sutan Sjahrir yang waktu itu sedang belajar hukum di Negeri Belanda dan menjadi salah seorang pemimpin organisasi Perhimpunan Indonesia [PI], organisasi para mahasiswa Indonsia yang sedang belajar di Negeri Belanda dari mana banyak muncul pemimpin gerakan kemerdekaan nasional antara lain Moh. Hatta. Perkenalan kebetulan berlangsung menjadi percakapan hangat dan makin hangat ketika kedua pemuda itu sama-sama mengetahui bahwa mereka berasal dari pulau yang sama: Sumatera. Pertemuan ini juga merupakan awal baru dari pemikiran Salim yang mempertanyai jati dirinya dan bertanya kalau ia seorang "Hindia", apa yang bisa dilakukannya untuk "Hindia". Sutan Sjahrir yang kemudian menjadi Perdan Menteri Republik Indonesia, pemimpin Partai Sosialis Indonesia [PSI] dan diplomat handal, mengundang Salim untuk menghadiri pertemuan-pertemuan PI. Perkenalan dengan Sjahrir dan pemimpin-pemimpin PI laainnya serta melalui pertemuan-pertemuan PI, Salim memperluas wawasan dan pikirannya, menjadi mulai paham politik. Salim merasa seperti melangkah ke dunia baru. Melalui perkenalan dan pertemuan-pertemuan inilah Salim paham arti Indonsia dan apa arti "Hindia". Sejak itu Salim merasakan jiwa mudanya kian hangat oleh adanya "api baru" dari dunia politik yang sejak itu merasuk pemikiran dan perasaannya, menyatu dengan keseniannya. Sejak itu pula Salim tahu apa-siapa dirinya dan paham mengapa ia merasa bukan Belanda dan bukan pula Jerman dan asamuasal sebutan "Inlander", paham mengapa di mana-mana tertulis: "Dilarang masuk:Inlander dan ajing". Pertemuan dengan Sjahrir secara kebetulan di Kavelstraat malam itu membuat Salim sadar untuk apa ia hidup. Melalui Sjahrir dan PI, Salim baru tahu juga bahwa setahun sebelumnya [Oktober 1928], di Jakarta [Batavia] telah berlangsung sebuah Kongres Pemuda yang telah menelorkan "Sumpah Pemuda", di mana para pemuda mencapai taraf kesadaran baru sebagai satu nasion dan meninggalkan periode etnisitas berbentuk Jong-Jong Ambon, Sumatraa, Borneo, Manado, dan lain-lain... Pertemuan dengan Sjahrir dan PI membuat Salim akhirnya berkenalan dengan pimpinan-pimpinan gerakan kemerdekaan nasional dari berbagai arus pandangan.Sejak itu Salim mengenal seorang pemuda idealis dan penuh semangat dari Bandung yang ditangkap oleh Belanda. Syahrir memperkenalkan ide sosialisme kepada Salim dan pada mulanya mencengangkannya. Sjahrir dan pemimpin-pemimpin PI mengajak Salim untuk bersama-sama berjuang untuk membebaskan tanahair dan bangsa dari penindasan kolonialisme untuk Indonesia baru yang sosialistis. Dalam percakapan di rumah beliau, demikian juga ketika bertemu di ruang pameran Kotapraja Paris Vème, di usianya yang sudah 97 tahun, semangat dan ide ini juga masih saya rasakan, juga tercermin dari karya-karya Salim. Salim masih melukis tentang tragedi tsunami yang menimpa Sumatera melalui lukisannya berjudul: Aceh. Masih bicara tentang Tragedi Ambon. Di usia 97 tahun, matahati dan nurani Salim masih terang dan rasa keindonesiaannya masih saja kental. Indonesia yang sekaligus anak dunia. Rasa keindonesiaan Salim misalnya tertuang dalam lukisannya berjudul "Indonésiennes" sedangkan kerinduannya pada pulau kelahiran ia tuangkan melalui lukisan berjudul: "Famille de Sumatra I " serta karya terbaru beliau "Aceh". Perkenalan Salim dengan Sjahrir dan PI bisa dikatakan sebagai periode baru dari perkembangan Salim sebagai pelukis dan manusia, periode yang saya sebut sebagai periode penemuan diri Salim. Paris, Februari 2005. -------------------- JJ.KUSNI [Bersambung....] Catatan: Foto-foto terlampir berjudul :"famille de sumatra II","indonesiennes", "indonesiennes-1" dan "famille de sumatra I" [Dari :Dokumentasi Jelitheng dan JJK] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **