[nasional_list] [ppiindia] SURAT KEMBANG KEMUNING:SURAT KEMBANG KEMUNING:[7] PAMERAN SALIM DI KOTAPRAJA PARIS Vème.

  • From: "Budhisatwati KUSNI" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Thu, 24 Feb 2005 15:02:50 +0100

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

SURAT KEMBANG KEMUNING:

PAMERAN LUKISAN SALIM DI KOTAPRAJA Vème PARIS [7].


Karena dengan bekerja di sanggar Léger, Salim tidak mendapat penghasilan apa 
pun, sedangkan melukis  sudah menjadi pilihan hidupnya, Salim untuk bisa 
survive terpaksa melakukan pekerjaan apa saja. Dalam keadaan begini tidak 
jarang Salim melalui hari dan malam dengan perut kosong yang membuat musim 
dingin dengan suhu di bawah nol terasa makin dingin. Apalagi tidak pemanas di 
ruang tinggal. Bagi Salim untuk menjadi Salim yang pelukis adalah suatu 
pertarungan, jalan menjadi pelukis bukanlah jalan lurus bertabur bunga.Apa yang 
ditempuh oleh Salim untuk menjadi seniman mengingatkan saya kepada pengalaman 
Chairil Anwar, Pramoedya A Toer, Rendra, Teguh Karya, Koeshendratmo, 
seniman-seniman ketoprak Krido Mardi Yogyakarta,ludruk Marhaen dari Jawa Timur, 
dan seniman-seniman lainnya yang bertarung melawan lapar tapi terus 
berkesenian. Tekad dan kesungguhan merupakan modal penting bagi mereka untuk 
merebut julukan seniman sedangkan wawasan serta kemampuan tekhnik menetapkan 
taraf keseniman mereka. Dari pengalaman ini saya melihat bahwa seniman pada 
galibnya adalah manusia-manusia yang berprinsip.Apa yang dikatakan oleh 
sastrawan Ramadhan KH bahwa seniman itu sesungguhnya adalah "pejuang kebebasan 
dan keindahan" mencerminkan apa-siapa seniman itu sesungguhnya. Apa bagaimana 
peranan seniman.Dalam usaha survive demi melanjutkan  pilihannya menjadi 
pelukis, pada tahun 1929 bekerja pada perusahaan tekstil di Amsterdam sebagai 
pembuat desain. Di sini, Salim bekerja selama dua bulan.


Waktu itu, musim dingin. Negeri Belanda yang dikenal dengan negeri di bawah 
laut, adalah negeri berangin sehingga lebih dingin dibandingkan negeri-negeri 
tetangganya seperti Perancis, Jerman atau Belgia. Dengan tangan dalam saku 
mantel, orang-orang jalan bergegas mengurangi rasa dingin dan agar segera tiba 
di tujuan. Demikian pun malam itu di jalan Kalver [Kalvelsrtaat] berjalan 
pulang dari tempat kerja dan hampir bertabrakan dengan seorang lelaki "Hindia" 
yang ternyata tidak lain dari Sutan Sjahrir.Kejadian ini merupakan awal 
perkenalan Sutan Sjahrir yang waktu itu sedang belajar hukum di Negeri Belanda 
dan menjadi salah seorang pemimpin organisasi Perhimpunan Indonesia [PI], 
organisasi para mahasiswa Indonsia yang sedang belajar di Negeri Belanda dari 
mana banyak muncul pemimpin gerakan kemerdekaan nasional antara lain Moh. 
Hatta. Perkenalan kebetulan berlangsung menjadi percakapan hangat dan makin 
hangat ketika kedua pemuda itu sama-sama mengetahui bahwa mereka berasal dari 
pulau yang sama: Sumatera. Pertemuan ini juga merupakan awal baru dari 
pemikiran Salim yang mempertanyai jati dirinya dan bertanya kalau ia seorang 
"Hindia", apa yang bisa dilakukannya untuk "Hindia". Sutan Sjahrir yang 
kemudian menjadi Perdan Menteri Republik Indonesia, pemimpin Partai Sosialis 
Indonesia [PSI] dan diplomat handal, mengundang Salim untuk menghadiri 
pertemuan-pertemuan PI. Perkenalan dengan Sjahrir dan pemimpin-pemimpin PI 
laainnya serta melalui pertemuan-pertemuan PI, Salim memperluas wawasan dan 
pikirannya, menjadi mulai paham politik.  Salim merasa seperti melangkah ke 
dunia baru. Melalui perkenalan dan pertemuan-pertemuan inilah Salim paham arti 
Indonsia dan apa arti "Hindia". Sejak itu Salim merasakan jiwa mudanya kian 
hangat oleh adanya "api baru" dari dunia politik yang sejak itu merasuk 
pemikiran dan perasaannya, menyatu dengan keseniannya. Sejak itu pula Salim 
tahu apa-siapa dirinya dan paham mengapa ia merasa bukan Belanda dan bukan pula 
Jerman dan asamuasal sebutan "Inlander", paham mengapa di mana-mana tertulis: 
"Dilarang masuk:Inlander dan ajing". Pertemuan dengan Sjahrir secara kebetulan 
di Kavelstraat malam itu membuat Salim sadar untuk apa ia hidup. Melalui 
Sjahrir dan PI, Salim baru tahu juga bahwa setahun sebelumnya [Oktober 1928], 
di Jakarta [Batavia] telah berlangsung sebuah Kongres Pemuda yang telah 
menelorkan "Sumpah Pemuda", di mana para pemuda mencapai taraf kesadaran baru 
sebagai satu nasion dan meninggalkan periode etnisitas berbentuk Jong-Jong 
Ambon, Sumatraa, Borneo, Manado, dan lain-lain... Pertemuan dengan Sjahrir dan 
PI membuat Salim akhirnya berkenalan dengan pimpinan-pimpinan gerakan 
kemerdekaan nasional dari berbagai arus pandangan.Sejak itu Salim mengenal 
seorang pemuda idealis dan penuh semangat dari Bandung yang ditangkap oleh 
Belanda. Syahrir memperkenalkan ide sosialisme kepada Salim dan pada mulanya 
mencengangkannya. Sjahrir dan pemimpin-pemimpin PI mengajak Salim untuk 
bersama-sama berjuang untuk membebaskan tanahair dan bangsa dari penindasan 
kolonialisme untuk Indonesia baru yang sosialistis. Dalam percakapan di rumah 
beliau, demikian juga ketika bertemu di ruang pameran Kotapraja Paris Vème, di 
usianya yang sudah 97 tahun, semangat dan ide ini juga masih saya rasakan, juga 
tercermin dari karya-karya Salim. Salim masih melukis tentang tragedi tsunami 
yang menimpa Sumatera melalui lukisannya berjudul: Aceh. Masih bicara tentang 
Tragedi Ambon. Di usia 97 tahun, matahati dan nurani Salim masih terang dan 
rasa keindonesiaannya masih saja kental. Indonesia yang sekaligus anak dunia. 
Rasa keindonesiaan Salim misalnya tertuang dalam lukisannya berjudul 
"Indonésiennes" sedangkan kerinduannya pada pulau kelahiran ia tuangkan melalui 
lukisan berjudul: "Famille de Sumatra I " serta karya terbaru beliau "Aceh".


Perkenalan Salim dengan Sjahrir dan PI bisa dikatakan sebagai periode baru dari 
perkembangan Salim sebagai pelukis dan manusia, periode yang saya sebut sebagai 
periode penemuan diri Salim. 



Paris, Februari 2005.
--------------------
JJ.KUSNI


[Bersambung....]




Catatan:

Foto-foto terlampir berjudul :"famille de sumatra II","indonesiennes", 
"indonesiennes-1" dan "famille de sumatra I" [Dari :Dokumentasi Jelitheng dan 
JJK]


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] SURAT KEMBANG KEMUNING:SURAT KEMBANG KEMUNING:[7] PAMERAN SALIM DI KOTAPRAJA PARIS Vème.