** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** ROSIHAN ANWAR PERLU « PEMBERSIHAN JIWA « Berhubung telah diterimanya, baru-baru ini, rekaman (tape recorder) jalannya peluncuran buku « Perjalanan Hidup Saya » (otobiografi A. Umar Said) di Teater Utan Kayu oleh ISAI pada tanggal 1 Februari 2005, maka sejak sekarang dapat dilanjutkan tulisan-tulisan mengenai peristiwa itu, antara lain dengan menyajikan uraian para pembicara selama peluncuran buku itu. Seperti pernah diberitakan, di antara pembicara utama pada saat itu terdapat wartawan senior Joesoef Isak, sejarawan Asvi Warman Adam, dan deklarator Aliansi Jurnalis Indonesia, Hasudungan Sirait. Di samping itu, terdapat sejumlah hadirin yang mengucapkan sambutan. Berikut di bawah ini adalah cuplikan-cuplikan dari pembicaraan Hasudungan Sirait, yang diambil dari rekaman tentang peluncuran buku tersebut. Yang menarik perhatian banyak orang dari uraian Hasudungan Sirait, yalah bahwa ia telah menggunakan kesempatan ini, bukan saja untuk mengungkapkan pendapatnya - sebagai wartawan angkatan muda dan anggota AJI - tentang buku yang baru terbit ini dan tentang sejarah hidup A. Umar Said, tetapi juga « menyerempet » Rosihan Anwar dan Ketua Umum PWI Pusat (Tarman Azzam) yang dua-duanya ikut hadir dalam acara peluncuran buku ini. « Srempetan » Hasudungan Sirait terhadap Rosihan Anwar dan Ketua PWI Pusat ini mendapat tepuk tangan disertai macam-macam, dan berkali-kali, celetukan dari hadirin. SEJARAH YANG BERLIKU-LIKU . Sebagai anggota, bahkan deklarator Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), organisasi wartawan yang merupakan tandingan PWI, Hasudungan Sirait telah panjang lebar berbicara tentang sejarah perjalanan hidup A. Umar Said, yang menurutnya adalah luar biasa, atau jarang terjadi. Sejak muda, umur 17 tahun ia sudah bertempur di Surabaia pada saat permulaan revolusi 45. Kemudian karière-nya sebagai wartawan di Indonesia dimulai dengan bekerja dalam tahun 1950 pada suratkabar Indonesia Raya, diteruskan di Harian Rakyat, setelah sekembalinya dari perjalanan keluarnegeri. Bagi Hasudungan Sirait adalah hal patut dicatat bahwa 6 tahun sesudah jadi wartawan, A. Umar Said dalam umur 28 ia menjadi pemimpin redaksi Harian Penerangan di Padang sejak 1956, di tengah-tengah situasi yang bergolak di Sumatera, yang waktu mengadakan berbagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah pusat. Setelah ia menjadi pemimpin redaksi harian Ekonomi Nasional (Jakarta), merangkap Bendahara KWAA (Konferensi Wartawan Asia-Afrika) dan PWAA, dan Bendahara PWI-Pusat, maka A. Umar Said menjadi orang yang (menurut istilah sekarang) bisa disebutkan sebagai celebrity. Setelah terjadi G30S, A. Umar Said yang kebetulan sedang berada di luarnegeri, terpaka bermukim di RRT selama 7 tahun, di mana ia meneruskan kegiatannya dalam Persatuan Wartawan Asia-Afrika, yang terpaksa dipindah dari Jakarta ke Peking. Dalam tahun 1974 A. Umar Said minta asil politik di Prancis, dan sejak itu melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan Indonesia, antara lain soal Timor Timur, soal tapol. BUKU YANG PERLU DIBACA Hasudungan Sirait menilai bahwa buku A. Umar Said (Perjalanan Hidup Saya) ini perlu dibaca oleh banyak orang. Karena, buku ini mengungkap sebagian dari sejarah dunia pers Indonesia, melalui sejarah pribadi A. Umar Said. Ini penting, karena selama ini sebagian besar buku tentang sejarah pers Indonesia hanya ditulis satu kubu, oleh orang-orang dari golongan kanan yang pro-Orde Baru. Sebagai bukti, atau hanya sebagai sample, Hasudungan Sirait mengeluarkan dari tasnya sejumlah buku-buku yang ditulis oleh golongan pro-Orde baru itu (antara lain : Penyusupan PKI ke dalam media massa, Perlawanan Sumatera Utara terhadap Gerakan PKI, Perlawanan Pers Indonesia terhadap BPS) Hasudungan Sirait berpendapat bahwa dengan terbitnya buku-buku semacam yang ditulis oleh A. Umar Said, maka perimbangan dalam penulisan sejarah dapat ditegakkan. Sebab, dalam buku-buku yang ditulis oleh golongan pro-Orde Baru itu tidak pernah tercantum nama-nama jurnalis kiri seperti Tirto Adisuryo, mas Marco, haji Misbah, Amir Syarifudin, padahal mereka pernah mempunyai peran penting dalam sejarah pers nasional. Dalam kaitan ini ia, sebagai generasi muda pers Indonesia, mengharapkan adanya tulisan-tulisan lain-lainnya dari para wartawan senior seperti Tom Anwar, Joesoef Isak, Karim DP mengenai sejarah pers Indonesia. MASALAH « PEMBERSIHAN JIWA » Hasudungan Sirait dalam kesempatan ini juga memberikan tanggapan atas pengantar yang ditulis Rosihan untuk buku ini. Baginya, seperti halnya yang diucapkan Dr Asvi Warman Adam, kata pengantar Rosihan Anwar membikin buku makin menarik. Karena, setelah membaca kata pengantar itu, ia mendapat kesan bahwa Rosihan Anwar adalah masih seperti yang dulu-dulu juga, tetap sinis. (ketawa dari hadirin). Tetapi, yang paling mengusik hati Hasudungan (dan juga banyak orang lainnya) adalah kalimat (dalam kata pengantar Rosihan Anwar) yang berbunyi : « Kalau dia (maksudnya A. Umar Said) mau mendiamkan masa lampau, yaitu « episode komunis » dalam kehidupannya, itu adalah urusannnya. Cuma sayang dia tidak menjalankan pembersihan jiwa dan dengan demikian membantu generasi muda Indonesia memahami sejarah bangsa ini secara lebih mendalam ». Mengenai hal ini, Hasudungan dengan nada yang agak tinggi bertanya : « Apa yang dimaksud pak Rosihan dengan pembersihan jiwa ? Apakah hanya orang-orang kiri yang harus membersihkan jiwa ? Menurut saya, orang-orang kanan, seperti pak Rosihan Anwar sendiri, juga harus membersihkan jiwa, karena mempunyai banyak masalah. » (tepuk tangan riuh dari hadirin) (Setelah upacara peluncuran dan bedah buku selesai, dan selama acara minum kopi dan teh dan makanan snack, sejumlah hadirin memberikan berbagai komentar. Antara lain : « Justru dia yang harus lakukan pembersihan jiwa. Rosihan termasuk benggolan anti-Sukarno dan anti-PKI. Dia tidak pernah secara terang-terangan dan tegas, mengutuk tindakan rezim militer Suharto dalam penggulingan Sukarno. Dia juga, barangkali senang dengan digulungnya PKI dan dibunuhnya jutaan orang tidak bersalah secara kejam ». Komentar-komentar lainnya : « Dia justru harus membersihkan jiwanya dari keterkaitannya dengan PRRI, yang telah bersekongkol dengan Amerika untuk melawan pemerintahan Sukarno yang sah ».) PWI YANG DULU DAN SEKARANG Ketika membicarakan masalah PWI, Hasudungan mengatakan bahwa sudah lama PWI (yang dalam acara peluncuran buku ini diwakili oleh Ketua Umum PWI-Pusat, Tarman Azzam) adalah bukan lagi PWI di zaman A. Umar Said dan kawan-kawan lainnya giat di dalamnya. « Selama jaman Suharto PWI telah menjadi mesin penindas rezim Orde Baru, yang menjalankan praktek fasis, antara lain dengan memecat saya dan Stanley », katanya. Ini dalam rangka menyisihkan orang-orang yang sangat kritis terhadap Orde Baru. « Jadi, PWI yang sekarang bukanlah penerus PWI yang dulu dicintai pak Umar Said », tambahnya. * * * Peluncuran « Perjalanan Hidup Saya » di Teater Utan Kayu, yang mempunyai sejarah menonjol dalam berbagai kegiatan untuk menentang Orde Baru, untuk demokrasi dan reformasi, dan hak-hak manusia, dan diselenggarakan oleh generasi muda yang tergabung dalam ISAI (Institut Studi Arus Informasi), AJI (Aliansi Jurnalis Indonesia) dan radio 68, maka boleh dikatakan bahwa kejadian ini punya arti tersendiri. Ini juga berarti bahwa sebagian generasi muda kita menaruh kepedulian atau bahkan respek kepada kalangan generasi yang duluan, dan salah satu di antaranya yalah wartawan senior A. Umar Said, yang pernah menjadi pengurus PWI Pusat merangkap Bendahara/anggota Sekretariat PWAA. ========== Keterangan : Buku « Perjalanan Hidup Saya » ini sekarang bisa didapat di berbagai toko buku Gramedia. Untuk informasi tambahan bisa berhubungan dengan penerbitnya Pancur Siwah/Suara Bebas, yang beralamat di jalan Gelong Baru Utara II D/11 Tomang, Jakarta 11440. Telepon 021 7090 9223 atau 0812 9659 511. E-mail : psbebas@xxxxxxxxx ) -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Anti-Virus. Version: 7.0.300 / Virus Database: 266.1.0 - Release Date: 18/02/2005 [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **