** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Dear kawan-kawan semua, Berikut saya kirim tulisan yang di bacakan pada pertemuan Tani Maju awal bulan Februari ini. Semoga bisa mempertajam arah perjuangan kitra semua. salam La Luta Continua! *** Date: Mon, 13 Feb 2006 14:04:05 +0000 (GMT) From: Tani Maju Paguyuban <tani_maju@xxxxxxxxx> Subject: Refleksi Awal Tahun Refleksi Awal tahun, solidaritas untuk kaum tani yang terkena musibah banjir, tanah longsor dan hantaman berbagai kesulitan hidup. Revolusi Indonesia Akan dipimpin Oleh Kaum Tani. Oleh Prasetyo Oedjiantono, Tani Maju 5 Februari 2006 Kalau kita cermati berita-berita disurat khabar atau televisi, internet dan lain-lain, maka hari demi hari kita disuguhi berita tentang kondisi petani yang tak kunjung membaik. Beberapa bulan lalu kenaikan harga BBM memicu kesulitan sumber bahan bakar minyak bagi petani, semakin terjepitnya peternak unggas membiayai produksinya akibat bahan bakar pemanas untuk anak ayam semakin mahal. Tak berselang lama sebelumnya petani menjerit karena kelangkaan pupuk kimia akibat pasokan gas ke pabrik pupuk terhenti harga pupukpun melejit tinggi. Bulan lalu kita disuguhi berita tentang kontroversi import beras. Import beraspun akan tetap dilanjutkan menyusul gagalnya hak angket Dewan Perwakilan Rakyat tentang import beras pemerintahan Soesilo Bambang Yudoyono ? Yusuf Kalla. Meskipun kebijakan ini ditolak oleh sebagian besar rakyat karena petani sedang menghadapi panen raya awal februari ini namun beras sudah terlanjur masuk merapat di pelabuhan-pelabuhan. Petani sekali lagi tak akan bias menolak, kehendak pemerintah dan politisi memang demikian. Terimalah wahai para petani ! Namun apa boleh buat air bah akibat hujan berlimpah dan gelombang pasang di pantai utara P. Jawa merendam lebih 50 ribu hektar sawah yang telah menguning yang sebentar lagi akan dipanen. Barangkali penguasa SBY-YK sedikit lega atas kenyatan yang mendukung pembenaran keputusannya. ?Andaikan kita tak mengimport beras apa jadinya ??, barangkali hati kecilnya berkata begitu ya. Terimalah wahai para petani, ini adalah musibah ! Belum surut air menggenang, petani dihadapkan pada ancaman baru kenaikan barang-barang akibat kenaikan Tarif Dasar Listrik yang akan mengangkat biaya produksi barang-barang kebutuhan rakyat. Meskipun para produsen barang-barang mengancam akan memboikot bayar listrik, namun kelihatannya sikap pemerintah, seperti biasanya, tak akan surut, sekali naik tetap naik. Sekali lagi petani terimalah sebagai konsekuensi orang cilik di negeri ini. Petani rupanya ditakdirkan untuk tidak perlu menangis dan mengeluh. Apapun yang terjadi sejak jaman kolonial dahulu sampai sekarang petani tak pernah berhenti bekerja. Bahkan saya berani mengatakan bahwa pondasi Negara paling kuat dinegeri ini adalah kaum petani. Yang meletakkan dasar-dasar perjuangan rakyat melawan kolonial ya petani. Tentara bisa hidup dan berjuang, memiliki pakaian, sepatu boot dan senjata bukan dari orang lain, bukan dari pemberian asing tetapi ya dari para petani Indonesia itu. Dari jaman dahulu kala petani melindungi tentara republik tanpa meminta imbalan, hal ini dapat dilihat dalam lirik lagu Caping Gunung yang penggal-penggalnya sbb: Caping Gunung Panembang: Waljinah Pangripta: Gesang Dhek jaman berjuang njur kelingan anak lanang mbiyen tak openi ning saiki ana ngendi Jarene wis menang keturutan sing digadhang mbiyen ninggal janji ning saiki apa lali Reff: Ning gunung tak cadhongi sega jagung yen mendhung tak silihi caping gunung sokur bisa nyawang gunung ndesa dadi reja dene ora ilang nggone padha lara lapa Petani Indonesia akan terus mengangkat senjatanya mengolah tanah yang hanya sejengkal untuk mempertahankan hidupnya. Dengan kepemilikan tanah yang rata-rata 0.5 hektar, petani harus mampu menghidupi keluarganya pada situasi buruk sekalipun dan menjual sebagian hasil panennya untuk penduduk lain: buruh, pegawai, intelektual, pejabat, anggota DPR, tentara dan bahkan presiden dan wakil presidennya. Dengan minimnya ketrampilan bertani, minimnya modal kerja, minimnya subsidi, minimnya proteksi dan derasnya import produksi pertanian dari negara-negara maju pekerjaan ini bukanlah mudah, namun petani harus terus maju dan maju memperbaiki diri agar tetap hidup bertahan dan menyumbangkan hasilnya untuk orang lain. Petani kita saat ini dihadapkan pada berbagai kebijakan yang tidak berpihak padanya. Kebijakan import berbagai hasil produksi pertanian seperti: buah, sayur-mayur, beras, daging, unggas dsb. Kebijakan ini pada jangka pendek memang membantu memenuhi kebutuhan mendesak rakyat Indonesia. Namun pada jangka panjang justru akan membunuh diri sendiri karena petani Indonesia lambat laun akan meninggalkan pekerjaannya untuk urbanisasi menjadi buruh (yang tidak memiliki keahlian = buruh kasar). Kecenderungan petani berpindah professi tersebut sudah terlihat cukup lama sehingga pemerintah Ibukota (DKI) harus perlu melakukan gelar Operasi Yustisi Kependudukan yang intinya menekan urbanisasi ke Ibukota Jakarta rutin setiap tahun. Persoalan lain yang dihadapi petani adalah menurunnya produktifitas lahan pertanian akibat penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia yang berlebihan, serta kerusakan lingkungan hidup akibat berubahnya tata ruang, pembalakan liar, hutan lindung diubah menjadi ladang pertanian, rawa situ dan danau menjadi lahan perumahan mewah, lahan sawah produktif menjadi komplek perumahan rakyat dan komplek industri dan seterusnya. Persoalan baru bagi petani terus bertambah. Air menggenang dimana-mana saat musim hujan tiba, luas ladang pertanian produktif menyempit secara signifikan. Persoalan-persoalan lain yang segera mencuat adalah kesulitan air jernih sebagai kebutuhan pokok produksi pertanian akibat kebijakan ekplorasi sumber air jernih lewat industri penjualan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang ternyata banyak menyerobot sumber-sumber air jernih untuk pengairan ladang pertanian. Persoalan-persoalan diatas yang dihadapi petani kita barangkali tidak akan segera bisa diatasi tanpa bangkitnya semangat nasionalisme bangsa Indonesia. Pemerintah berkuasa akan selalu melihat bahwa kekurangan beras akan terjadi setiap tahun meskipun sebenarnya keputusan tersebut kadang didasarkan pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang tidak akurat. Disamping itu Presiden dan Wakil Presiden sadar benar bahwa komoditas beras adalah komoditas politik yang mana bila stok beras sampai kurang, pemerintahan mereka bisa lepas kendali digusur oleh lawan-lawan politiknya. Jadi mereka akan beragumentasi sekuat tenaga untuk tetap mengimport beras. Lengkaplah sudah penderitaan kaum tani. Namun petani bukanlah manusia yang mudah menyerah dan cengeng. Sejarah telah membuktikan bahwa banyak negara bangkit dan dibangun oleh para petani. Indonesia merdeka karena kekuatan tani yang turun berjuang bersama pejuang kemerdekaan angkatan 45 yang notabene anak-anak petani dan buruh tani. Jadi kita para petani harus terus berdiri tegak dan membusungkan dada, dan katakan sekerasnya ?kita adalah kaum tani yang akan mempertaruhkan hidup mati kita untuk negeri ini, apapun kebijakan yang kau timpakan kepada kami, kaum tani akan tetap hidup.? Konsumsi beras penduduk Indonesia saat ini dengan assumsi jumlah penduduk 219 juta jiwa dan konsumsi per kapita perhari 300 gram, maka total kebutuhan beras kita adalah 23,6 juta ton beras/tahun. Sedangkan produksi beras kita setara dengan 31,6 juta ton beras/tahun. Ada surplus mestinya. Negeri ini, lebih dari 50 % penduduknya adalah kaum tani yang menyumbangkan hasil panennya 50% kepasar bebas dan sisa 50% nya dimakan sekeluarga. Bila kaum tani bersatu untuk memboikot tidak menjual hasil panen padi dua tahun saja, negeri ini akan ambruk. Hampir 16 juta ton beras/tahun harus diimport ke Indonesia untuk memberi makan seratus juta manusia lainnya, negeri mana yang sanggup mengekpor beras sejumlah itu?. Paling-paling Amerika dengan gandumnya, Australia dengan bulgurnya. Jadi bukan beras yang akan dimakan oleh PNS, tentara, politisi dan lainnya tapi bulgur, makanan kuda itu ! Kita akan melihat mereka, para pejabat dan penguasa bahkan anggota DPR akan menjerit dan memohon kaum tani untuk menjual padinya kepasar ! Nah itu seandainya kaum tani sadar akan kekuatannya, sadar akan besarnya peran di negeri ini. Penguasa seakan lupa akan potensi-potensi para petani Indonesia. Baru memandang penting saat mereka mau maju menjadi calon Bupati-Wakil Bupati, Calon Presiden-Wakil Presiden, Calon legislative dsb. Sekedar mencari dukungan suara. Habis itu, lupa daratan dan mabuk kekuasaan, lupa mereka akan asalnya. Berpikir nasib petanipun tidak apalagi memajukan harkat dan martabat para petani. Saudara-saudara kaum tani dan buruh tani semuanya, Negeri ini sudah 100% menjadi anak wayang. Kita juga menjadi anak wayang. Anak wayang yang dimainkan oleh dalang mbeling! Dalang yang tidak ingat histori hidupnya dari mana berasal. Sekarang ini negeri ini sudah mencapai antiklimak , sekarat ! Sakratul maut. Dalangnya lari tidak bertanggung jawab. Anak wayangnya main-sendiri sendiri. Apa jadinya kalau anak wayang main sendiri-sendiri tanpa dalang ? Dalang itulah sang pemimpin dan anak wayang ya kita ini rakyat jelata. Lebih dari 32 tahun kita menjadi anak wayang dari dalang kaum imperalis, kapitalis asing dipelopori Amerika dan Inggris. Antek-anteknya ya pejabat orde baru yang 32 tahun berkuasa (bahkan sekarang ini ingin kembali berkuasa lagi). Antek-antek itulah yang dengan bangga membantu dalang-dalang mbeling kaum kapitalis, neo-imperalis tadi. Saat ini dalangnya lari (atau sedang ganti baju barangkali), dan kita ditinggal sang pemimpin. Kita tidak memiliki pemimpin lagi. Kita sekarang ini berjalan tanpa pemimpin. Yang ada cuma pedagang beras belaka! Yang ada hanya saudagar pemikir perut dan kenikmatanya sendiri. Kita berjalan dengan intuisi kita sendiri apa yang terbaik buat kita, apa yang bisa membuat kita bertahan hidup lebih lama. Saya begitu bangga dengan kaum tani kita, yang sampai hari ini masih patuh dan tunduk terhadap pemerintah kita. Apa yang bisa kita ingatkan buat penguasa dan DPR kita lakukan dan bila itupun tidak didengar saya masih berbangga melihat kaum tani terus bekerja menyelamatkan hidupnya dan keluarganya bahkan orang lain disekitarnya. Terima-kasih Selamat berjuang. Yayasan Tani Maju *Maju bersama mencapai kemakmuran *Galang kekuatan riel petani Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/ http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ --------------------------------- Brings words and photos together (easily) with PhotoMail - it's free and works with Yahoo! Mail. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **