[nasional_list] [ppiindia] Reaksi terhadap Mutu Pendidikan Nasional

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 9 Feb 2006 03:30:31 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=210862

Kamis, 09 Feb 2006,


Reaksi terhadap Mutu Pendidikan Nasional
Oleh Siti Asiyah *




Menjamurnya sekolah unggulan saat ini merupakan reaksi pemerintah atas semakin 
krisisnya kualitas pendidikan nasional. Hasil ujian nasional (unas) di seluruh 
Indonesia pada 2005 lalu memilukan. Ribuan murid SMP dan SMA gagal mengikuti 
ujian akhir nasional. Di beberapa provinsi di Indonesia, persentase 
ketidaklulusan mencapai 50 persen. 

Namun, yang lebih menyakitkan lagi adalah hasil penelitian International 
Education Achievement (IEA). Kemampuan membaca anak bangsa kita pada tingkat SD 
dan SMP menduduki peringkat ke-38 dari 39 negara peserta. Kemampuan matematika 
di peringkat ke-39 di antara 42 negara. Kemampuan IPA berakhir pada peringkat 
ke-40 dari 42 negara peserta. 

Hal inilah yang memicu pemerintah di beberapa daerah melahirkan sekolah 
unggulan. Pemprov DKI Jakarta akan membangun sekolah unggulan di setiap kota 
madya pada 2006 ini. Sekolah unggulan tersebut nantinya mengajarkan kehidupan 
ramah lingkungan dengan fasilitas pendidikan lengkap. 

Bahkan, kolam renang pun ada (Tempo Interaktif, 5/9/05). Daerah Istimewa 
Jogjakarta yang dianggap pelopor sekolah unggulan tidak mau ketinggalan. 
Pemprov DIJ bertekad mengembangkan sekolah unggulan yang fokus pada kualitas 
penanaman akhlak, etos belajar, kedisiplinan, dan rasa kebangsaan. Selain itu, 
kegiatan penelitian, karya ilmiah, dan seni mendapatkan porsi tinggi (Bernas, 
19/8/05). 

Memang, tak bisa dimungkiri bahwa sekolah-sekolah unggulan berikut menu-menu 
keunggulannya itu membuahkan manusia yang memiliki kualitas pendidikan lebih 
baik. Misalnya, SMA Taruna Nusantara, sekolah swasta Muthahari Bandung. 

Tetapi, apakah sekolah-sekolah unggul itu merupakan jawaban dari krisis 
pendidikan yang mendera hampir seluruh anak bangsa ini? Sebelumnya, ada masalah 
krusial yang harus kita kritisi bersama terkait fenomena maraknya sekolah 
unggulan tersebut.

Masalah krusial itu adalah soal ideologi bakat dan prestasi yang dijadikan 
mitos keadilan dan kesamaan dalam memperoleh pendidikan. Ideologi tersebut 
menganggap seolah-olah kemampuan dan keunggulan seorang siswa dibawa sejak 
lahir. 

Itulah yang terjadi dalam setiap pernyataan pemerintah di berbagai media 
tentang sekolah unggulan: Sekolah unggulan bukan hanya untuk orang kaya, tetapi 
juga untuk orang-orang miskin yang berbakat dan berprestasi.

Selanjutnya, permainan representasi pemerintah itulah yang sukses membodohi dan 
menghancurkan harapan mayoritas rakyat miskin. Padahal, asal-usul lingkungan 
sosial lebih menentukan daripada bakat. Anak nelayan atau anak petani miskin 
harus berjuang keras untuk unggul karena jauh sekali dari fasilitas pendidikan 
dan budaya. 

Berbeda dari anak orang kaya (the have) yang sejak kecil mengenal buku, 
komputer, majalah, dan koran. Mereka sudah pasti unggul karena berpikir dan 
menulis adalah santapan sehari-hari.

Lalu, berkaitan dengan pertanyaan, apakah sekolah unggul merupakan jawaban dari 
krisis kualitas pendidikan kita? Tentu saja, penulis sangat setuju. Sebab, 
pendidikan yang baik mustahil dilakukan tanpa alat-alat produksi pendidikan dan 
tenaga pengajar bermutu. 

Meski demikian, ada beberapa hal yang harus dibenahi agar pengembangan sekolah 
unggulan yang sedang digalakkan itu tidak menjadi ajang ideologi bakat yang 
berujung pada kesenjangan sosial semata.

Pertama, pengembangan sekolah unggulan untuk orang yang tidak unggul (kalangan 
miskin). Upaya itu bertujuan untuk menyingkirkan dominasi sosio-budaya dan 
memudahkan akses pendidikan bagi peserta didik dari kalangan bawah dalam 
pendidikan. 

Ironisnya, pemerintah kita suka meniru metode sekolah unggulan di Amerika yang 
menjaring beberapa peserta didik berbakat dari kalangan miskin ke sekolah 
tertentu. Memang ada baiknya, tetapi apakah sebanding menjeniuskan beberapa 
orang dengan nilai krisis kualitas pendidikan yang sudah berskala nasional?

Kedua, melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan sekolah unggulan. 
Partisipasi masyarakat dapat mewujudkan otonomi dan demokrasi dalam pengelolaan 
pendidikan sekolah. 

Selama ini, sekolah unggulan lebih banyak dipelopori pemerintah dan pihak-pihak 
swasta yang lebih bermuatan politik dan komersial. Bila demikian, sekolah 
unggulan itu nantinya tidak lebih sebagai alat birokrasi dan kepentingan bisnis 
semata.

Terakhir, pengembangan sekolah unggulan dengan pendidikan yang berbasis 
lingkungan sosial dan kepribadian. Penilaian keunggulan para murid sering hanya 
dilihat dari sudut pandang akademis. Sementara itu, kepekaan sosial dan seni 
hidup mereka bisa dikatakan nihil.

Hal itu sesuai dengan pernyataan filsuf Alfred N. Whitehead: Pendidikan bukan 
hanya kemampuan menganalisis secara logis, tetapi juga kemampuan menjadi 
pribadi dalam mengatasi permasalahan hidup yang konkret. 

* Siti Asiyah, mahasiswa Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Reaksi terhadap Mutu Pendidikan Nasional