** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=210862 Kamis, 09 Feb 2006, Reaksi terhadap Mutu Pendidikan Nasional Oleh Siti Asiyah * Menjamurnya sekolah unggulan saat ini merupakan reaksi pemerintah atas semakin krisisnya kualitas pendidikan nasional. Hasil ujian nasional (unas) di seluruh Indonesia pada 2005 lalu memilukan. Ribuan murid SMP dan SMA gagal mengikuti ujian akhir nasional. Di beberapa provinsi di Indonesia, persentase ketidaklulusan mencapai 50 persen. Namun, yang lebih menyakitkan lagi adalah hasil penelitian International Education Achievement (IEA). Kemampuan membaca anak bangsa kita pada tingkat SD dan SMP menduduki peringkat ke-38 dari 39 negara peserta. Kemampuan matematika di peringkat ke-39 di antara 42 negara. Kemampuan IPA berakhir pada peringkat ke-40 dari 42 negara peserta. Hal inilah yang memicu pemerintah di beberapa daerah melahirkan sekolah unggulan. Pemprov DKI Jakarta akan membangun sekolah unggulan di setiap kota madya pada 2006 ini. Sekolah unggulan tersebut nantinya mengajarkan kehidupan ramah lingkungan dengan fasilitas pendidikan lengkap. Bahkan, kolam renang pun ada (Tempo Interaktif, 5/9/05). Daerah Istimewa Jogjakarta yang dianggap pelopor sekolah unggulan tidak mau ketinggalan. Pemprov DIJ bertekad mengembangkan sekolah unggulan yang fokus pada kualitas penanaman akhlak, etos belajar, kedisiplinan, dan rasa kebangsaan. Selain itu, kegiatan penelitian, karya ilmiah, dan seni mendapatkan porsi tinggi (Bernas, 19/8/05). Memang, tak bisa dimungkiri bahwa sekolah-sekolah unggulan berikut menu-menu keunggulannya itu membuahkan manusia yang memiliki kualitas pendidikan lebih baik. Misalnya, SMA Taruna Nusantara, sekolah swasta Muthahari Bandung. Tetapi, apakah sekolah-sekolah unggul itu merupakan jawaban dari krisis pendidikan yang mendera hampir seluruh anak bangsa ini? Sebelumnya, ada masalah krusial yang harus kita kritisi bersama terkait fenomena maraknya sekolah unggulan tersebut. Masalah krusial itu adalah soal ideologi bakat dan prestasi yang dijadikan mitos keadilan dan kesamaan dalam memperoleh pendidikan. Ideologi tersebut menganggap seolah-olah kemampuan dan keunggulan seorang siswa dibawa sejak lahir. Itulah yang terjadi dalam setiap pernyataan pemerintah di berbagai media tentang sekolah unggulan: Sekolah unggulan bukan hanya untuk orang kaya, tetapi juga untuk orang-orang miskin yang berbakat dan berprestasi. Selanjutnya, permainan representasi pemerintah itulah yang sukses membodohi dan menghancurkan harapan mayoritas rakyat miskin. Padahal, asal-usul lingkungan sosial lebih menentukan daripada bakat. Anak nelayan atau anak petani miskin harus berjuang keras untuk unggul karena jauh sekali dari fasilitas pendidikan dan budaya. Berbeda dari anak orang kaya (the have) yang sejak kecil mengenal buku, komputer, majalah, dan koran. Mereka sudah pasti unggul karena berpikir dan menulis adalah santapan sehari-hari. Lalu, berkaitan dengan pertanyaan, apakah sekolah unggul merupakan jawaban dari krisis kualitas pendidikan kita? Tentu saja, penulis sangat setuju. Sebab, pendidikan yang baik mustahil dilakukan tanpa alat-alat produksi pendidikan dan tenaga pengajar bermutu. Meski demikian, ada beberapa hal yang harus dibenahi agar pengembangan sekolah unggulan yang sedang digalakkan itu tidak menjadi ajang ideologi bakat yang berujung pada kesenjangan sosial semata. Pertama, pengembangan sekolah unggulan untuk orang yang tidak unggul (kalangan miskin). Upaya itu bertujuan untuk menyingkirkan dominasi sosio-budaya dan memudahkan akses pendidikan bagi peserta didik dari kalangan bawah dalam pendidikan. Ironisnya, pemerintah kita suka meniru metode sekolah unggulan di Amerika yang menjaring beberapa peserta didik berbakat dari kalangan miskin ke sekolah tertentu. Memang ada baiknya, tetapi apakah sebanding menjeniuskan beberapa orang dengan nilai krisis kualitas pendidikan yang sudah berskala nasional? Kedua, melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan sekolah unggulan. Partisipasi masyarakat dapat mewujudkan otonomi dan demokrasi dalam pengelolaan pendidikan sekolah. Selama ini, sekolah unggulan lebih banyak dipelopori pemerintah dan pihak-pihak swasta yang lebih bermuatan politik dan komersial. Bila demikian, sekolah unggulan itu nantinya tidak lebih sebagai alat birokrasi dan kepentingan bisnis semata. Terakhir, pengembangan sekolah unggulan dengan pendidikan yang berbasis lingkungan sosial dan kepribadian. Penilaian keunggulan para murid sering hanya dilihat dari sudut pandang akademis. Sementara itu, kepekaan sosial dan seni hidup mereka bisa dikatakan nihil. Hal itu sesuai dengan pernyataan filsuf Alfred N. Whitehead: Pendidikan bukan hanya kemampuan menganalisis secara logis, tetapi juga kemampuan menjadi pribadi dalam mengatasi permasalahan hidup yang konkret. * Siti Asiyah, mahasiswa Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **