[nasional_list] [ppiindia] Potret Pelacuran Akademik

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 28 Feb 2006 00:19:55 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=213812

Selasa, 28 Feb 2006,




Potret Pelacuran Akademik


Oleh Mardiyanto 



Pengembangan SDM di tanah air masih terasa carut-marut hingga saat ini. Lembaga 
universitas yang dipercaya sebagai cikal bakal penyemaian SDM berkualitas dan 
berdedikasi tinggi masih selalu dipertanyakan, terlebih di era pendidikan yang 
tak lebih dari market (pasar) seperti ini.

Ujungnya memang cukup meresahkan. Misi ketiga dari Tri Dharma Pendidikan Tinggi 
yang mencakup pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk riset, penelitian, 
maupun pengembangan ilmu dan kehidupan masyarakat terkena imbasnya.

Tak bisa dipungkiri, riset-riset yang lahir dari perguruan tinggi masih banyak 
yang sekadar riset pesanan dari pihak tertentu, baik dari pemerintah maupun 
swasta. Riset-riset seperti itu cenderung bersifat tertutup karena hanya 
pesanan.

Misalnya, kita tak pernah tahu riset-riset yang dilakukan perguruan tinggi 
tentang pertambangan maupun kelistrikan. Efeknya memang terasa hingga saat ini, 
ambil contoh kasus saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) yang masih 
menjadi polemik di masyarakat, apakah berbahaya bagi kesehatan atau tidak. 
Hampir bertahun-tahun, tak ada publikasi dari mana pun baik perguruan tinggi 
maupun pemerintah (PLN) yang mencerahkan masyarakat. Semuanya masih gelap. 

Entah atas dasar apa PLN dalam beberapa waktu ini justru membuat iklan layanan 
masyarakat yang menyimpulkan bahwa SUTET tidak berbahaya bagi kesehatan. 

Faktanya, justru di lapangan banyak masyarakat yang cacat fisik karena hidup di 
bawah SUTET, lalu mana yang benar? Di mana peran universitas sebagai sebuah 
lembaga riset yang mengemban tugas pengabdian kepada masyarakat? Sepi.

Dengan demikian, tudingan bahwa para peneliti di universitas lebih suka 
menerima riset pesanan memang tak terhindarkan. Hal itu ditambah dengan alasan 
klasik sejumlah universitas yang selalu mengeluh atas kecilnya anggaran dana 
dari pemerintah dalam mengembangkan riset. Akhirnya, kehadiran pihak swasta, 
baik individual maupun perusahaan, memang "dibutuhkan".

Kita kemudian dihadapkan pada sebuah dilema, di satu sisi perguruan tinggi 
dituntut untuk gencar melakukan riset yang bermanfaat bagi kehidupan 
masyarakat. Di sisi lain, mereka kesulitan akan biaya. Akibatnya jelas terasa, 
tradisi riset di tanah air "kedodoran".

Sekadar mengingatkan kita, dibandingkan negara-negara ASEAN, perguruan tinggi 
di tanah air benar-benar berada dalam fase "lampu kuning". Seperti pernah 
dirilis Asiaweek (30 Juni 2002), dalam hal ini peringkat UI adalah 77, UGM 69, 
Undip 59, dan Unair 75. 

UI menduduki peringkat terendah dari semua universitas. Di luar dugaan, UI juga 
menduduki peringkat terendah di antara keempat universitas di Indonesia. 
Peringkat University of Malaysia 64, Putra University of Malaysia 49, dan 
University of the Philippines 60. 

Dalam hal riset, peringkat ITB adalah 21, di atas Technological University of 
Malaysia dengan peringkat 36, tapi jauh di bawah universitas di India, Bombay 
(3), Delhi (5), dan Madras (10). Dalam perkara kualitas riset yang 
dipublikasikan dalam riset internasional, lagi-lagi kita dibuat sedih! 

Dari kasus di atas, kita semakin tahu bahwa tradisi riset berkualitas masih 
jauh dari harapan. Negara Asia lain, seperti Jepang, sangat getol dalam urusan 
riset. Patokan standar yang digunakan Jepang adalah budaya riset yang tidak 
sekadar pesanan dari pihak-pihak tertentu maupun riset-riset terapan semata. 
Namun, mereka merancang sendiri sebuah riset yang memang digagas dan diprogram 
bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan.

Di negara kita, tradisi riset yang mendasarkan pada gagasan dan program untuk 
pengembangan ilmu pengetetahuan memang belum menjadi pijakan yang tepat. Sampai 
akhirnya, kita terjebak pada model riset yang menuruti pesanan karena (sekali 
lagi) kekurangan dana. 

Riset yang sekadar menuruti pesanan tentu sangat tidak menguntungkan dalam 
jangka panjang. Sebab, hal itu hanya akan menumbuhsuburkan tradisi riset-riset 
pesanan yang kadang bersifat bias dan menuruti pihak yang memesan (mendanai). 

Lebih membahayakan lagi, kadar intelektual digadaikan terus-menerus sekadar 
untuk menuruti riset pesanan. Dengan demikian, riset bisa jadi terjebak dalam 
kubangan motif ekonomik yang cenderung kapitalis. 

Dengan kata lain, para peneliti telah menjual diri kepada pemilik modal. Ini 
merupakan tragedi dalam khasanah ilmu pengetahuan yang akan melengkapi tragedi 
"pelacuran akademik" yang kian hari kian marak dengan ramainya ijazah palsu, 
plagiat, bahkan skripsi dan tesis palsu.


Mardiyanto, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jogjakarta, 
aktif di MISHBAH Cultural Studies Center (email: mardiyanto_79@xxxxxxxxx






[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Potret Pelacuran Akademik