** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/2/22/b1.htm Dari Warung Global Interaktif Bali Post Masyarakat Tunggu Pengungkapan Tuntas Kasus APBD-- Penyidik seharusnya Maju Terus Pantang Mundur Pihak Kejaksaan di Bali sudah menunjukkan keseriusannya mengungkap dugaan penyelewengan dana APBD Bali. Dengan berbekal keteguhan hati dan bukti-bukti yang cukup, kini masyarakat bisa menunggu seperti apa hasilnya. Meski di tengah upaya jajaran kejaksaan menegakkan hukum tersebut kini mulai terdengar ada sedikit sandungan, sehubungan dengan masih adanya keragu-raguan penyedik yang sedianya membantu lancarnya proses penegakan hukum tersebut. Setidaknya itulah yang diungkapkan pengunjung Warung Global interaktif Senin (21/2) kemarin. Acara ini disiarkan langsung Radio Global 96,5 FM Kinijani. Yang juga dipancarluaskan Radio Genta Swara Sakti Bali dan Radio Singaraja FM. Berikut rangkumannya. -------------------------------------- Pande, seorang warga Pandak Gede, mengaku sangat khawatir dengan adanya keragu-raguan penyidik dalam mengungkat tuntas dugaan penyelewengan dana APBD. Padahal, dia menaruh harapan besar terhadap kinerja Kejati Bali mengusut tuntas kasus penyelewengan dana APBD. Sungguh disayangkan, hanya karena semata-mata munculnya opini, lalu penyedik buru-buru bersikap ragu. Dia melihat semua ini karena tidak ada kepatuhan akan garis komando. Mungkin saja bakal ada pengaruhnya terhadap keberlangsungan penyidikin ke depannya. Oleh karena itu, dia mengharap para penyidik sadar. Kadek Kariana di Singaraja mengatakan, koruptor atau maling atau apa sajalah, layak diungkapan kepada mereka yang mengeruk keuntungan untuk pribadinya. Cobalah dipahami, bukannya semua manusia sama di mata hukum? Rasanya, tambah Kadek, di Indonesia masih saja ada perbedaan perlakuan hukum. Biasanya, seperti yang juga dirasakan Ibu Adi di Tabanan, memang hampir tidak pernah kita dengar ada kasus korupsi yang pelakunya orang berpengaruh bisa dituntaskan. Karena ''maling teriak maling''. Mereka yang ragu-ragu mengungkapkannya berarti mudah terpengaruh dan melupakan tugasnya. Sementara Nang Tualen mengaku pasrah saja mengetahui ada penyidik tersebut yang ragu-ragu akan tindakan ke depannya meski sudah ada PP yang dipakai acuan untuk menjerat tersangka korupsi. Berbeda dengan Jujur di Sanglah yang mengatakan, kalau ada keraguan pada penyidik, itu adalah sebuah kewajaran. Tetapi bukankah sudah jelas ada bukti yang bisa dipakai, lagi pula PP juga sudah jelas, apa lagi? Ia mengusulkan, mungkin diperlukan studi banding dalam hal ini. Agung di Wijaya Kusuma menambahkan, seharusnya mereka sebagai penyidik maju terus pantang mundur. Hilangkan kesan bahwa hukum hanya berlaku untuk rakyat kecil saja, sementara orang besar tidak tersentuh. Kalau hukum ditegakkan pada posisinya yang benar untuk membuktikan orang yang bersalah dan mengetahui yang benar, menurut Agung, janganlah ragu apalagi takut. Penegak hukum pastinya punya tingkat keberanian yang lebih tinggi daripada lapisan masyarakat lainnya. Jodog di Denpasar mengatakan, kejaksaan sudah punya bukti yang kuat. Tentunya bukti tersebut akan diuji keakuratannya di pengadilan. Semoga saja tahap demi tahap yang ditempuh sedikit tidaknya menutup celah pembela, sehingga bisa terungkap kebenarannya. Karena jika kita berbicara hukum pastilah kita juga harus membicarakan mekanisme yang benar. Kompyang Lombok di Bangli mengumpamakan seorang penyidik sama dengan seorang guru. Keadaan sekarang ini membuatnya berpikir bahwa mereka yang ragu tersebut hanya berani menyidik di kelas bawah saja. Mestinya mereka mundur, itu akan lebih terhormat. Menurut Kadek Mako, kalau JPU ragu, langkah terbaik mungkin mereka harus diganti. Tetapi kalau takut, menurutnya, itu adalah manusiawi. Siapa pun pasti akan takut menghadapi orang-orang ''besar''. Namun, satu hal yang semestinya kita pertanyakan, ke mana disiplin ilmu mereka selama ini? Bukannya di dalamnya banyak tuntunan yang bisa mereka pakai untuk menjalankan tugas? Mako mengatakan, keraguan itu pasti bisa diatasi, itu harus dipahami. Untuk mengatasi ketakutan, yang jelas ada instansi lain yang melindungi dia dan keluarganya demi menghindari hal-hal yang buruk yang bakal terjadi. Kontra di Gianyar melihat wajar kalau mereka ragu, karena mereka juga mendapat keuntungan. Paling tidak, mendapat duit atau tanpa punya musuh. Masyarakat pun dinilainya kurang memberikan penghargaan terhadap pejuang-pejuang hukum itu. Contohnya, apa yang dialami almarhum Baharudin Lopa. Susila di Tanjung Benoa pun mengumpamakan kondisi ini layaknya main sepak bola. JPU ibarat striker yang ragu-ragu, maka ia harus banyak latihan lagi. Widastra dari Tabanan teringat akan ungkapan seorang reformis Cina, bahwa korupsi itu muncul karena penguasa bermoral rendah dan penegakan hukum yang lemah. Kalau kita kaitkan dengan keraguan penyidik kasus penyelewengan dana APBD Bali, seharusnya mereka tidak berlaku demikian karena bagaimana pun, masyarakat berharap besar terhadap mereka untuk mewujudkan tegaknya supremasi hukum. Tegakkanlah moral anda seperti batu karang di lautan yang kokoh walau ombak besar menghadang, saran Widastra. Sementara Angga di Denpasar mengajak, mari kita lihat kinerja kejaksaan tersebut dan tetap mendukung. Atau dengan membantu tidak memunculkan opini yang belum jelas kebenarannya [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **