** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=210664 Rabu, 08 Feb 2006, Patutkah Jadi Sekolah Unggulan? Oleh Niken Indar Mastri Berdirinya sekolah unggulan di berbagai daerah patut kita apresiasi. Mengapa? Sebab, hal itu mencerminkan kian berkembangnya pendidikan. Sekolah-sekolah unggulan tersebut tentu memiliki kelebihan yang dapat diunggulkan dibandingkan sekolah pada umumnya. Secara definitif, sekolah unggulan merupakan sekolah yang memiliki keistimewaan atau nilai plus dibandingkan dengan sekolah lain (non-unggulan). Bila dilihat dari segi penerimaan siswanya, sekolah unggulan biasanya hanya menerima siswa dengan NEM tinggi. Selain itu, predikat sekolah unggulan itu diukur dari segi mutu dan kualitas pendidikan, seperti prestasi para siswa ketika memperoleh hasil ujian nasional (unas). Artinya, kalau rata-rata siswa memperoleh nilai unas baik dan memuaskan, sekolah tersebut bisa "diunggulkan" atau "diandalkan", baik bagi siswa maupun masyarakat pada umumnya. Sebab, hal itu menjadi bukti bahwa kualitas dan mutu pendidikan terjamin dan bisa mengantarkan siswa pada prestasi gemilang. Terlepas dari itu, kita menyangsikan bahwa benarkah sekolah unggulan menjamin pendidikan yang berkualitas? Benarkah sekolah unggulan memiliki keistimewaan atau nilai plus dibandingkan dengan sekolah non-unggulan atau hanya sensasi untuk mengejar keuntungan material semata? Banyak penelitian menemukan, tidak semua sekolah unggulan memiliki korelasi positif dan berdampak baik pada peserta didik. Mengapa? Sebab, sekolah unggulan hanya memperhatikan kemampuan inteligensi dan mengejar target agar pelajar dapat menembus perguruan tinggi favorit. Dengan kondisi seperti itu, biasanya, proses pembelajaran tidak menyenangkan dan hanya menambah beban siswa karena pembelajaran hanya bersifat mencekoki murid dengan berbagai materi. Pola pembelajaran yang sering mendapat kritik, misalnya, adalah pola pembelajaran yang overload (berlebih). Setiap hari, guru berlomba-lomba memberikan materi sehingga banyak siswa yang kewalahan. Bahkan, sebelum pulang, para siswa di sekolah unggulan juga diberikan pekerjaan rumah secara berlebihan hanya untuk membuktikan bahwa sekolah itu serius dalam membina pendidikan intelektual siswa. Fenomena itu memang baik bila dilihat dari segi akademis. Tetapi, dampaknya, siswa akan kehilangan kepribadian dan tidak merespons persoalan-persoalan di sekitarnya. Sebab, yang dikejar hanya target intelektual, sedangkan sisi emosional dan kepribadian pelajar kurang tersentuh. Inilah yang dapat kita baca dari proses pembelajaran di sejumlah sekolah unggulan. Idealnya, sekolah unggulan tidak harus mengejar target akademis, melainkan ikut pula membina pelajar dari sisi spiritual dan kedewasaan. Idealnya Dalam pandangan saya, berdirinya sekolah unggulan harus melewati beberapa syarat. Jika sekolah hanya mampu menampilkan keunggulan intelektual para siswanya, sesungguhnya, sekolah itu belum berhak disebut sebagai sekolah unggulan. Sebaliknya, yang berhak menyandang kata "unggulan" adalah sekolah-sekolah yang berhasil meningkatkan semua kemampuan siswa secara rata-rata, baik dari aspek intelektual, spiritual, emosional, sosial, maupun jasmani. Kalau semua aspek itu dapat ditingkatkan, barulah sekolah tersebut bisa menyandang predikat sebagai sekolah "unggulan". Tanpa itu semua, kehadiran sekolah unggulan hanya sekadar memperpuruk dunia pendidikan kita. Bila hal tersebut tidak terpenuhi, sekolah melakukan kebohongan publik karena menganggap dirinya patut diunggulkan, padahal kenyataannya tidak demikian. Di sinilah, sekali lagi, kita kembali menggugat eksistensi sekolah unggulan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Dus, indikasi "unggulan" bukan hanya dilihat dari keberhasilan sebuah sekolah memasukkan alumninya ke berbagai universitas ternama. Tetapi, sekolah itu berhasil menciptakan anak-anak yang memiliki kesadaran sebagai anak Indonesia yang harus melakukan sesuatu, memiliki kemampuan spiritual, emosional, dan sosial yang bisa diandalkan serta prestasi akademisnya baik. Akibat Persaingan Kita tidak bisa membantah betapa ketatnya "persaingan" di dunia pendidikan. Ibarat hukum rimba, siapa yang kuat dia yang menang. Demikian pula yang terjadi dalam dunia pendidikan kita, terutama di sektor sekolah swasta (nonpemerintah). Siapa yang banyak kelebihan dan memiliki prestasi pendidikan yang baik tentu dilirik masyarakat. Maka, jangan heran bila ada sekolah yang gulung tikar karena tidak kuasa menahan empasan dan ketatnya persaingan. Munculnya kategorisasi sekolah unggulan dan non-unggulan jelas tidak terlepas dari konteks persaingan itu. Dalam peta persaingan tersebut, tampak pula sekolah-sekolah menjadi ajang bisnis. Sebab, pada akhirnya, nilai finansial jualah yang jadi ukuran. Fenomena tersebut memunculkan warna yang berbeda dalam dunia pendidikan. Vitalitasnya terbatas hanya karena terdesak kebutuhan untuk mempertahankan keberadaan dan kelangsungan sekolah. Dengan menyadari betapa ketatnya persaingan dunia pendidikan di tengah era otonomi daerah, tampaknya, segala cara dilakukan pengelola sekolah. Misalnya, melabelkan kata unggulan, favorit, atau andalan di belakang nama sekolahnya untuk menarik minat siswa dan masyarakat, walaupun kenyataannya tidak bisa diunggulkan. Di sini kemudian kita bertanya, apakah sekolah unggulan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan? Wallaahu'alam. Niken Indar Mastri, mahasiswi Fakultas Peternakan UGM Jogjakarta [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **