[nasional_list] [ppiindia] Mewaspadai Berita Orang Fasik dan Adu Domba

  • From: A Nizami <nizaminz@xxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, lisi <lisi@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Wed, 9 Sep 2009 09:26:36 +0800 (SGT)

Assalamu'alaikum wr wb,

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu 
berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah 
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal 
atas perbuatanmu itu.” [Al Hujuraat:6]
Ayat di atas menjelaskan satu kejadian di zaman Nabi. Ketika itu Al Harits 
menghadap Nabi. Dan Nabi mengajaknya masuk ke dalam Islam. Al Harits pun 
bersyahadah masuk ke dalam Islam. Nabi mengajaknya untuk membayar zakat. 
Al Harits menyanggupinya dan berkata: “Ya Rasulullah, aku akan pulang kepada 
kaumku dan mengajak mereka masuk Islam dan membayar zakat. Aku akan 
mengumpulkan zakatnya. Jika telah tiba waktunya, kirimlah utusan untuk 
mengambil zakat.”
Akhirnya Nabi mengutus Al Walid bin ‘Uqbah untuk mengambil zakat pada Al 
Harits. Namun sebelum sampai di tempat, Al Walid takut dan akhirnya pulang dan 
memberi laporan palsu pada Nabi. Katanya Al Harits tidak mau membayar zakat 
bahkan mengancam akan membunuhnya.
Kemudian Nabi mengirim utusan yang lain untuk menemui Al Harits guna memeriksa 
kebenaran berita itu. Di tengah perjalanan, utusan tersebut bertemu Al Harits  
beserta sahabatnya yang sedang pergi untuk menemui Nabi. Al Harits bertanya 
kepada utusan itu: “Kepada siapa kamu diutus?”
Utusan itu menjawab: “Kami diutus kepadamu.”
Al Harits bertanya: “Mengapa?”
Mereka menjawab: “Sesungguhnya Rasulullah SAW telah mengutus Al Walid bin 
‘Uqbah. Namun ia berkata bahwa engkau tidak mau membayar zakat dan bahkan ingin 
membunuhnya.”
Al Harits berkata: “Demi Allah yang telah mengutus Muhammad, aku tidak 
melihatnya. Tidak ada yang datang kepadaku.”
Ketika mereka sampai di hadapan Rasulullah SAW, bertanyalah beliau: “Mengapa 
engkau tidak mau membayar zakat dan ingin membunuh utusanku?”
Al Harits menjawab: “Demi Allah yang mengutus engkau dengan sebenar-benarnya. 
Aku tidak berbuat demikian.” Maka turunlah ayat Al Hujuraat:6 sebagai 
peringatan kepada kaum mukminin agar tidak mempercayai satu berita secara 
sepihak tanpa memeriksanya kepada kaum yang dituduh. (HR Ahmad).
Nah terhadap Muslim saja kita harus berhati-hati dalam menerima satu berita. 
Karena bisa jadi laporan itu tidak benar. Apalagi terhadap berita-berita yang 
disampaikan oleh orang-orang kafir atau sekuler yang membenci Islam.
Jika kita langsung mempercayai beritanya, bisa saja akhirnya kita marah dan 
membunuh orang yang dituduh berbuat jelek/difitnah padahal ternyata tidak 
benar. Kita harus memeriksanya langsung kepada orang yang dituduh/difitnah 
tersebut apa benar begitu.
Sebagai contoh kita sering marah kepada Malaysia yang dianggap merebut pulau 
Sipadan dan Ligitan dari Indonesia. Padahal kasus itu telah dibawa ke Mahkamah 
Internasional dan MI memutuskan Malaysia yang berhak. Selain itu, jika kedua 
pulau itu benar-benar milik Indonesia, kenapa tidak ada nelayan atau pun 
tentara Indonesia yang berjaga di situ sehingga tidak ada seorang pun yang bisa 
membangun tanpa izin di sana? Kita menelantarkannya, sebaliknya Malaysia justru 
membangunnya jadi tempat wisata yang indah. Jika Indonesia menjaganya, tak 
mungkin hal itu terjadi.
Jika “hilangnya” pulau Sipadan dan Ligitan ke Malaysia yang luasnya kurang dari 
1 km2 kita marah besar. Sebaliknya kita adem-ayem saja terhadap Singapura yang 
“mengimpor” pasir pantai sehingga luas negaranya bertambah 100 km2 dan akan 
terus bertambah jadi 500 km2 sesuai rencana mereka. Rakyat Indonesia justru 
bersahabat dengan Singapura yang telah mengurangi wilayah Indonesia dan 
merupakan agen Yahudi di Asia Tenggara.
Indonesia juga diam terhadap negara-negara AS dan Eropa yang mengambil kekayaan 
alam Indonesia seperti minyak, gas, emas, perak, tembaga, batubara, dan 
sebagainya. Menurut PENA, pada tahun 2008 sebesar Rp 2.000 trilyun/tahun 
kekayaan alam Indonesia dinikmati oleh negara-negara asing tersebut.
Ummat Islam harus berpikir, kenapa mereka terhadap orang kafir begitu baik 
sehingga membiarkan luas negara berkurang sampai 100 km2 lebih dan Rp 2.000 
trilyun/tahun lari ke kantong asing, sementara terhadap Malaysia yang sama-sama 
Muslim bersikap begitu garang sehingga di zaman Bung Karno pernah perang dengan 
Malaysia?
Karena adu-domba yang dilakukan oleh media massa kafir, akhirnya ummat Islam 
jadi melanggar perintah Allah dalam Al Qur’an. Ummat Islam justru jadi keras 
terhadap sesama Muslim dan lembut terhadap orang-orang kafir yang sebenarnya 
telah menzalimi mereka:
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari 
agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai 
mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang 
yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir...” [Al Maa-idah:54]
Jika Allah mengatakan orang-orang beriman itu bersaudara, sebaliknya sebagian 
Muslim justru menganggap orang Muslim lainnya yang beda negara seperti musuh 
besar sementara mereka justru seperti saudara dengan orang-orang kafir:
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah 
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, 
supaya kamu mendapat rahmat.” [Al Hujuraat:10]
Ada Muslim Indonesia yang dengan lantang meneriakkan “Ganyang Malaysia” Adakah 
dia sudah tidak takut dengan siksa neraka karena jika dua Muslim saling bunuh, 
maka keduanya masuk neraka. Jangankan dibakar dengan api neraka yang mampu 
mendidihkan otak sehingga manusia jadi seperti orang gila ketika dibakar hingga 
semata kaki selama-lamanya. Dibakar api lilin yang kecil pun selama 10 menit 
cukup membuat kita menderita.
Jika terjadi saling bunuh antara dua orang muslim maka yang membunuh dan yang 
terbunuh keduanya masuk neraka. Para sahabat bertanya, "Itu untuk si pembunuh, 
lalu bagaimana tentang yang terbunuh?" Nabi Saw menjawab, "Yang terbunuh juga 
berusaha membunuh kawannya." (HR. Bukhari) 
Bayangkan seandainya 1 juta rakyat Indonesia dikerahkan menyerang Malaysia yang 
berpenduduk 25 juta jiwa. Menang tidak, yang jelas ribuan nyawa akan melayang. 
Jangankan Indonesia yang senjatanya pantas masuk musium, AS yang penduduknya 
lebih besar dan persenjataan paling canggih dengan dibantu sekutunya saja 
kewalahan menghadapi rakyat Iraq yang hanya berpenduduk 16 juta jiwa sehingga 
memutuskan mundur dari sana. Perang telah menelan lebih dari 4.000 tentara AS 
dan uang lebih dari Rp 9.000 trilyun. Kalau Indonesia yang APBNnya cuma Rp 
1.037 trilyun/tahun memaksakan diri untuk berperang, dijamin langsung bangkrut 
dan jumlah rakyat yang mati akibat kelaparan macam di Aceh, Papua dan NTT akan 
bertambah banyak.
Kenapa ummat Islam miskin dan terbelakang? Ya karena mereka mudah diadu-domba 
untuk perang terhadap sesama. Ummat Islam tidak punya media TV Nasional yang 
membawa kepentingan Islam. Oleh karena itulah mereka cuma jadi obyek gosip dan 
adu domba.
Patut disadari oleh umat ini bahwa pihak lain akan senantiasa iri dan dengki 
kalau umat ini hidup bersatu dan menjadi kuat dengan agamanya. Mereka tidak 
akan pernah rela hingga umat itu ter-cerabut dari agamanya dan mengikuti cara 
hidup mereka.  
Berikut Asbabun Nuzul (Sebab Turunnya) surat Ali ‘Imran:103:
Sejarah para sahabat Rasulullah SAW. di kota Madinah, bahkan masih di masa 
Baginda Rasulullah SAW masih hidup mengajarkan hal itu. Ketika masyarakat dan 
negara Islam baru tumbuh di kota Madinah. Dan kedudukan politik dan kekuatan 
ekonomi mereka menggeser kepentingan dan posisi kaum Yahudi, maka Yahudi 
membuat makar. Salah seorang tokoh Yahudi yang bernama Syas bin Qais yang 
sangat benci dengan bersatunya dua suku besar penghuni   kota Madinah Aus dan 
Khazraj dalam ikatan Islam, membuat makar dengan mengirim seorang penyair agar 
mem-bacakan syair-syair Arab Jahiliyah yang biasa mereka pakai dalam perang 
Buats.  Perang Buats adalah perang yang terjadi selama 120 tahun (Ibnu Ishaq 
dalam Tafsir Al Mawardi)  antara kaum Aus dan Khazraj. Dan selama musim perang 
tersebut, pihak Yahudilah yang meng-ambil keuntungan politik maupun ekonominya. 
 
Penyair suruhan Syas berhasil mempengaruhi jiwa sekumpulan kaum Anshar dari 
kalangan Aus dan Khazraj di suatu tempat di kota Madinah.  Syair jahiliyah 
tersebut mengantarkan mereka kepada perasaan kebanggaan dan kepahlawanan mereka 
di masa jahiliyah dalam medan perang Buats. Perasaan kebangsaan dan 
kepahlawanan kaum Aus maupun Khaz-raj itu memuncak hingga mereka lupa bahwa 
mereka sesama muslim.  Yang Aus merasa Aus dan yang Khazraj merasa Khazraj.  
Dalam puncak emosi perang itu mereka akhirnya berteriak-teriak histeris : 
”Senjata-senjata!”.
Dalam situasi kritis itulah, Rasulullah datang bersama pasukan kaum muslimin 
untuk melerai mereka.  Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai kaum muslimin, apakah karena seruan jahiliyah ini (kalian hendak 
berperang) padahal aku ada di tengah-tengah kalian. Setelah Allah memberikan 
hidayah Islam kepada kalian. Dan dengan Islam itu Allah muliakan kalian dan 
dengan Islam Allah putuskan urusan kalian pada masa jahiliyyah. Dan dengan 
Islam itu Allah selamatkan kalian dari kekufuran. Dan dengan Islam itu Allah 
pertautkan hati-hati kalian. Maka kaum Anshar itu segera menyadari bahwa 
perpecahan mereka itu adalah dari syaithan dan tipuan kaum kafir sehingga 
mereka menangis dan berpelukan satu sama lain. Lalu mereka berpaling kepada 
Rasulullah SAW. dengan senantiasa siap mendengar dan taat...” (Sirah Ibnu 
Hisyam Juz 1/555).  
http://suara-islam.com/index.php/Ibrah/Menjaga-Kesatuan-Umat.html
Karena itulah Allah menurunkan surat Ali ‘Imran ayat 103:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu 
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu masa 
Jahiliyah bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah 
kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di 
tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya...” [Ali 
‘Imran:103]
Ada pun surat Ali ‘Imran ayat 99 turun berkenaan dengan tokoh Yahudi, Qais, 
yang gemar mengadu-domba ummat Islam:
“Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, mengapa kamu menghalang-halangi dari jalan Allah 
orang-orang yang telah beriman, kamu menghendakinya menjadi bengkok, padahal 
kamu menyaksikan?." Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” 
[Ali ‘Imran 99]
Rasulullah SAW juga melarang keras sikap ashabiyah (Nasionalisme dan 
tribalisme) seperti itu. Sebagaimana yang tercermin dalam sabdanya:
"Bukan termasuk Ummatku orang yang mengajak pada Ashabiyah, dan bukan termasuk 
ummatku orang yang berperang atas dasar Ashabiyah, dan bukan termasuk ummatku 
orang yang mati atas dasar Ashabiyah" (HR Abu Dawud).
http://suarapembaca.detik.com/read/2009/09/02/173923/1195126/471/merangkul-malaysia
Syiar Islam
http://syiarislam.wordpress.com

Silahkan kunjungi:
http://kabarislam.wordpress.com
http://islamicbroadcasting.wordpress.com


===
MIFTA (Muslim IT Association - www.mifta.org)
Untuk bergabung kirim email ke: mifta-perjuangan-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx


      Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda? 
Buat Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Mewaspadai Berita Orang Fasik dan Adu Domba - A Nizami