[nasional_list] [ppiindia] Mentalitas Kepiting

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 11 Sep 2006 01:19:18 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.suarapembaruan.com/News/2006/09/09/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Mentalitas Kepiting
 

Agus Wiyanto 



Kalau anda menangkap beberapa ekor kepiting hidup, dan menempatkan dalam 
keranjang rotan, anda tidak perlu memberikan penutup pada keranjang tersebut. 
Yakinlah kepiting tangkapan anda itu tak bakal bisa keluar dari keranjang. 
Tidak percaya, boleh dicoba dan buktikan kebenarannya. Karena kepiting yang 
berada di bawahnya, akan berusaha menarik sekuat tenaga, kepiting yang sedang 
merayap sampai bibir keranjang. 

Begitu ada kepiting yang merangkak sampai atas, akan ditariknya kembali ke 
bawah. Begitu seterusnya, sehingga sesama kepiting akan berusaha saling menjaga 
se-kuat tenaga supaya tidak ada yang lolos sampai puncak. 

Itulah mentalitas kepiting, yang seolah tidak rela dan tidak senang melihat 
kepiting lainnya lebih menonjol mengungguli yang lain. Teman-teman kepiting 
yang ada di bawahnya akan saling menjegal kepiting itu, dan menariknya kembali 
ke bawah, dan kalau perlu jatuh bersama dalam satu keranjang. 

Tidak berlebihan dan sangat beralasan, jika mentalitas kepiting ini diterapkan 
untuk mengamati perilaku dan sosok kehidupan manusia dalam arena publik. Ada 
banyak ragam perilaku manusia. Ada yang berperilaku sabar, ada yang sangat 
ambisius, ada yang tegas dan ada yang lemah lembut. 

Namun kalau ditempatkan dalam satu wadah atau keranjang yang sama, perilaku di 
bawah sadar yang mendominasi manusia ternyata sama. Tidak suka ada orang yang 
tampil lebih menonjol dibandingkan dirinya. Perilaku saling menjegal dan 
berusaha menjatuhkan orang lain, ternyata menjadi naluri yang mendominasi 
manusia. 

Lihat, seorang yang sedang dipromosikan mendapat jabatan tertentu. Ditinjau 
dari masa dinas, kepangkatan yang ada, serta semua prosedur yang harus 
dipenuhinya telah memenuhi kualifikasi formal, begitu orang itu dipromosikan ke 
atas, rekan-rekan di bawahnya sibuk berkasak kusuk, berusaha menjegal dan 
menjatuhkannya, dengan mencari kesalahan, bahkan kekurangan yang ada di masa 
lampau. 

Apalagi kalau orang itu berusaha merangkak dengan kekuatannya sendiri sampai ke 
atas, tentu orang orang yang ada di bawahnya sudah lebih dahulu menghalangi 
lang- kahnya. 

Sepak terjang manusia untuk saling menjatuhkan sa- tu dengan yang lain tak 
ubahnya seperti mentalitas kepiting dalam satu keranjang. Hasilnya, akan 
menghambat orang dalam satu wadah yang sama untuk maju menuju puncak. 

Di sini, terjadi bukan lagi kompetisi yang sehat dengan saling menunjukkan 
kemampuan, keterampilan, visi yang brilian, dan menyerahkan kepada masyarakat 
luas atau owner, yang akan menilainya dengan fair dan objektif, tetapi sering 
menjadi medan pertarungan yang amat melelahkan untuk saling menjegal satu 
dengan yang lain dan tidak pernah ada habisnya. 


Beberapa Kubu 

Apalagi kalau mereka sudah terbagi menjadi beberapa kubu atau kelompok yang 
saling bertikai dalam satu wadah, tentu saja semua energi akan dicurahkan ke 
sana, bukan untuk hal yang positif membangun, tapi untuk menghalangi tampilnya 
orang lain ke tampuk puncak pimpinan suatu organisasi. Misalnya dengan membuat 
organisasi atau partai tandingan dengan sekelompok pendukungnya yang saling 
agresif menyerang satu dengan yang lainnya. 

Bagaimana mengatasinya? Kalau hanya kepiting mengatasinya sangat mudah! Jangan 
kumpulkan kepiting dalam satu keranjang, tapi pisahkan dalam beberapa keranjang 
lain. Untuk manusia tidak se- sederhana itu, memisahkan orang yang suka 
bertikai dengan mem- berikan wadah baru bagi ruang geraknya. 

Tapi mentalitas ini yang harus diubah dan berubah. Bukan hanya kepentingan 
sesaat untuk dirinya yang dicari dan dikejarnya sekuat tenaga. Tetapi 
kepentingan dalam aras yang lebih luas yang harus ditempatkan dibanding 
kepentingan dirinya, atau kelompoknya. 

Betapa banyak energi, daya, bahkan dana yang terbuang habis untuk bertikai? 
Hasil akhirnya, semua orang akhirnya menjadi lelah. Dengan kekuatan untuk 
saling menjegal dan menjatuhkan, ternyata hanya menuai kepuasan sesaat yang 
dapat dinikmatinya, dan kita merasa senang ketika saingan kita tidak berhasil 
mengisi posisi jabatan puncak. 


Memadukan Potensi 

Daripada saling menjatuhkan, betapa lebih berharganya kalau membangun suatu 
sinergi bersama. Jauh lebih arif dan bijaksana merajut dan memadukan potensi 
yang ada dalam diri tiap orang, dibanding bertikai terus menerus. Yesus pernah 
menegur para muridnya yang terancam akan perpecahan, situasinya terjadi ketika 
10 murid marah, terhadap sikap Yohanes dan Yakubus yang memposisikan dirinya 
lebih tinggi dibanding mereka (Markus 10:41-42) Yesus juga mengingatkan para 
muridnya akan bahaya perpecahan yang akan menimpa kedua belas murid, jikalau 
tidak dibangun satu tali pengikat yang dapat mempersatukan kesatuan mereka. 
Pengikat ini yang harus diciptakan dan menjadi komitmen bersama. 

Lebih lanjut, Yesus berdoa se- cara khusus (dalam Yohanes 17) supaya tidak 
terjadi perpecahan yang menimpa para muridNya kelak, sesudah Yesus naik ke 
sorga. Para murid masih berada di dunia, sebagai satu paguyupan kerja yang 
meneruskan pekerjaan Yesus, Maka Ia meminta kepada BapaNya: "Ya Bapa yang baik 
.....peliharalah mereka supaya dapat hidup dalam kesatuan", dan terus 
menghayati kesatuan itu dalam diri mereka. 

Meskipun mereka berasal dari kultur, budaya yang berbeda dan mempunyai 
sifat-sifat yang berbeda, tapi singkirkan roh ketamakan, dan keangkuhan. 
Buanglah virus keegoisan diri, dan iri hati seorang kepada orang lain yang 
hidup dalam satu komunitas. Singkirkanlah dan jauhkan mereka dari perpecahan 
dan keretakan yang ada. Sungguh mulia doa Yesus ini jikalau dapat dihayati dan 
tertanam dalam sanubari kita masing-masing. 


Penulis adalah rohaniwan, kini Pendeta GKI Cinere 


Last modified: 9/9/06 

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 
    mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Mentalitas Kepiting