** Mailing List Nasional Indonesia http://www.ppi-india.org ** ** Situs milis nasional: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia ** ** Info Beasiswa Indonesia http://informasi-beasiswa.blogspot.com ** http://www.suarapembaruan.com/News/2005/09/28/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Pertemuan Ilmiah Arkeologi Kontroversi Penghapusan Kata "Kontroversi" KontroversI. Kata yang sering membuat kita mengernyit dan terkadang diucapkan dengan nada marah atau setengah berteriak. Kontroversi, kontra, saling bersilang pendapat, dan berhadap-hadapan antara satu pihak dengan pihak lain yang berlawanan. Karena kata itu jugalah, suasana Pertemuan Ilmiah Arkeologi (PIA) X yang berlangsung di Yogyakarta dari 26 sampai 29 September 2005 menjadi lebih "hangat" dari biasanya. Bermula dari sidang Komisi 09 yang membahas makalah hasil garapan sejumlah arkeolog, Jatmiko, Thomas Sutikno, Wahyu S, Rokhus Due Awe, dan Sri Wasisto, Selasa (27/9) siang. Judul makalah itu, sebagaimana juga dicantumkan dalam buku panduan PIA X adalah "Kontroversi Temuan Homo Florensiensis: Pengamatan Berdasarkan Konteks Arkeologi dan Stratigrafi". Namun baru saja sidang Komisi 09 dibuka, Jatmiko sudah meralat judulnya, dengan meminta agar kata "kontroversi" dihapuskan. Keruan saja penghilangan kata "kontroversi" itu menimbulkan kontroversi tersendiri di kalangan peserta. Apalagi dalam bahasannya, Jatmiko dan Wahyu yang mewakili teman-temannya, tetap membahas kontroversi tentang temuan Homo florensiensis. Temuan itu pertama kali menggemparkan dunia setelah dipublikasikan di majalah Nature dari Inggris pada Oktober 2004. Setelah dikutip oleh berbagai media massa nasional, termasuk Suara Pembaruan, terjadi kehebohan yang cukup besar di kalangan masyarakat dengan temuan yang diberitakan sebagai spesies manusia purba yang baru diketahui keberadaannya sebagai hasil penelitian gabungan arkeolog Indonesia dan Australia, yaitu manusia kerdil dari Flores. Dalam bahasannya, Jatmiko dan Wahyu mengungkapkan mengenai situs arkeologi Liang Bua, sebuah gua kapur yang terletak di areal perbukitan karst di daerah Manggarai, Flores Barat, NTT. Menurut para arkeolog Indonesia itu, daerah itu tiba-tiba menjadi terkenal dan sekaligus menjadi sorotan dunia internasional. Sebuah rangka manusia yang tergolong lengkap dan beberapa tulang dari individu lainnya, alat-alat litik yang merupakan bagian dari budaya manusia purba, serta sisa-sisa tulang fauna endemik, mulai dari tulang stegodon/ gajah purba, komodo, sejenis tikus sampai tulang burung besar, ditemukan dalam suatu penggalian arkeologi sistematis yang dilakukan tahun 2003 dan 2004. Temuan rangka manusia itu kemudian diberi nama Homo florensiensis. Hasil penanggalan sementara menunjukkan bahwa manusia tersebut hidup sekitar 38.000-18.000 tahun yang lalu. Liang Bua sendiri pertama kali dikenal sebagai situs arkeologi pada tahun 1965. Adalah Pastor Verhoeven yang membuka sekolah darurat bagi anak-anak di sekitar tempat itu. Gua kapur itu ternyata cukup nyaman dijadikan ruang kelas. Namun di tengah kesibukan mengajar, Pastor Verhoeven melihat cukup banyak gerabah (benda dari tanah liat) peninggalan purbakala. Liang Bua menjadi semakin dikenal ketika salah satu ahli arkeologi Indonesia terkemuka, Prof Dr Soejono, mengadakan penelitian di tempat itu dari tahun 1978 sampaui 1989. Profesor Soejono juga ikut meneliti "kehadiran" Homo florensiensis itu. Karena ukurannya yang kecil dibandingkan manusia biasa, maka di kalangan masyarakat manusia purba itu disebut juga manusia kerdil dari Flores. Beberapa ahli menganggap temuan itu sangat spektakuler, namun ada juga yang menganggap bahwa itu adalah rangka manusia modern (Homo sapiens), tetapi mempunyai kelainan fisik berupa pengerdilan karena terserang penyakit microcephaly. Lagi-lagi Jatmiko mengungkapkan kembali adanya perbedaan pendapat dan silang pendapat yang menarik perhatian berbagai kalangan serta menimbulkan polemik berkepanjangan. "Sebuah pertanyaan mengemuka di mana-mana, siapakah manusia Homo florensiensis itu?" ujar Jatmiko mengutip makalahnya. Itulah sebabnya, menurut Jatmiko, makalah yang disampaikannya bukan bermaksud untuk "memperuncing" suasana, namun bertujuan "meluruskan" isu dan kesimpangsiuran berita yang berkembang selama ini. Sayangnya, sampai akhir presentasi makalah itu, Jatmiko belum terlihat berhasil "meluruskan" isu dan menjawab siapakah manusia Homo florensiensis itu? Ketika hal itu ditanyakan kepadanya, Jatmiko mengatakan memang dia dan kawan-kawannya sengaja tidak memperpanjang masalah ini, karena ada beberapa masalah teknis. Dia hanya memaparkan data-data dari hasil penelitian kelompoknya dan peserta PIA X diharapkan dapat menggunakan data-data itu untuk penelitian lebih lanjut. Seorang peserta dari NTT yang kurang puas dengan jawaban itu meminta agar sebaiknya Homo florensiensis dibahas kembali secara lebih komprehensif. Senada dengan itu, Wahyu yang juga rekan Jatmiko dalam penelitian di Liang Bua, mengharapkan agar digelar forum ilmiah dengan membawa kerangka manusia Homo florensiensis dan meletakkannya di atas meja bersama data lainnya. Lalu para ahli duduk bersama, untuk membahas masalah itu. Siapakah Homo florensiensis itu, bisakah kontroversi diakhiri dengan kesimpulan bersama? PEMBARUAN/ BERTHOLD SINAULAN dan FUSKA SANI EVANI Last modified: 28/9/05 [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today! http://us.click.yahoo.com/O4u7KD/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.org ** ** Beasiswa Indonesia, http://informasi-beasiswa.blogspot.com **