** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=11010 Kemiskinan Perempuan dan Kebijakan Pemerintah Oleh Yusmarni Kamis, 23-Februari-2006, 04:33:1010 clicks Disadari atau tidak, ternyata selama ini marginalisasi perempuan terjadi dalam kultur, birokrasi maupun program-program pembangunan. Terdapat banyak contoh bagaimana kaum perempuan secara sistematis disingkirkan dan dimiskinkan. Konsepsi bahwa laki-laki sebagai pencari nafkah (bread winner) menjadikan laki-lakilah yang menyandang status sebagai pekerja. Seperti tercermin di dalam berbagai laporan sensus dan statistik pembangunan, status pekerjaan perempuan sering diidentifikasi sebagai ibu rumah tangga (housewife) dengan tugas-tugas domestik. Sekalipun sehari-harinya perempuan juga masih ikut menitikkan keringat bekerja di luar sektor domestik tersebut. Stereotip yang selalu memandang bahwa perempuan adalah makhluk yang irrasional dan emosional, membuat mereka kurang layak untuk menjadi pemimpin dan pendapat mereka juga dianggap kurang penting dan hanya layak melakukan aktivitas-aktivitas domestik. Ketidaksetaraan peran antara perempuan dan laki-laki ini dipengaruhi oleh berbagai norma yang berlaku dalam masyarakat, penafsiran agama dan konstruksi sosial budaya yang mengatur alokasi peranan, atribut, stereotip, hak, kewajiban, tanggung jawab dan persepsi terhadap laki-laki maupun perempuan. Marginalisasi, diskriminasi dan subordinasi terhadap kaum perempuan membuat daya saing perempuan dalam berbagai aspek kehidupan menjadi sangat lemah. Kondisi ini telah menyebabkan kondisi perempuan khususnya di Indonesia masih memprihatinkan. Menurut Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2004 jumlah perempuan umur 10 tahun keatas yang belum atau tidak pernah sekolah dua kali jumlah laki-laki (11,56% : 5,43%). Angka harapan hidup perempuan meskipun lebih tinggi dari laki-laki tapi angka kematian ibu hamil melahirkan masih tinggi. Marginalisasi, diskriminasi dan subordinasi terhadap perempuan juga merupakan imbas tidak langsung dari beberapa kebijakan yang masih bias gender. Bias gender sebenarnya telah terjadi semenjak lama dan sampai saat ini masih saja terjadi. Berbagai kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk pengaturan aspek publik pada akhirnya memberi pengaruh yang sangat siknifikan terhadap aspek domestik. Contoh, kebijakan kenaikan BBM, memberi pengaruh besar terhadap perempuan, karena perempuanlah yang mengurus urusan domestik Problem kemiskinan yang menghimpit perempuan pada sisi lain telah memaksa (sebagian juga dipaksa) mereka mencari sumber-sumber ekonomi dengan berbagai cara. Sebut saja Para TKW yang menjalani pekerjaan dengan mempertaruhkan risiko yang memungkinkan mereka direndahkan dan diperlakukan dengan kekerasan, bahkan tidak jarang menemui kematian. Kasus lain adalah perdagangan perempuan (trafficking in women). Indonesia termasuk negara dengan jumlah kasus traffickig yang besar di dunia. Sebagian mereka terpaksa menerima menjadi pelacur atau Pekerja Seks Komersial (PSK). Undang Antipornografi dan Pornoaksi yang saat ini sedang dibahas dituding mendiskreditkan kaum perempuan. Perempuan dituding sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dan paling dihujat dalam setiap kasus pornografi dan pornoaksi. Sejumlah LSM perempuan bahkan terang-terangan menolak seluruh isi rancangan RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi tersebut karena dianggap menutup mata terhadap kemiskinan perempuan. Sistem patriarkhi yang masih dianut di Indonesia telah memposisikan rendahnya daya tawar perempuan dibandingkan laki-laki termasuk dalam akses ekonomi dan pendidikan yang membuat kemiskinan lebih dekat dengan perempuan dibandingkan laki-laki. Faktor kemiskinanlah yang membuat perempuan masuk ke dalam lingkungan industri pornografi. Perempuan tidak bisa sepenuhnya disalahkan dalam berbagai kasus pornografi dan pornoaksi. Secara finansial perempuan yang terlibat dalam aktivitas ini hanya mendapat sebagian kecil dibandingkan pihak-pihak yang merupakan otak dari kegiatan pornografi ini yang dalam hal ini adalah perusahaan penerbitan, agensi model, fotografer dan lain-lain. Seharusnya RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi dapat men-cover seluruh elemen yang terlibat dan tidak hanya membidik perempuan yang tak lebih hanya sebagai boneka yang dikendalikan oleh kekuasaan, kemiskinan dan mungkin juga gaya hidup hedonisme yang lahir dari lemahnya posisi perempuan dalam tatanan sosial kemasyarakatan di Indonesia dan juga kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kebebasan media yang mempengaruhi sudut pandang perempuan tentang gaya hidup. Sebenarnya banyak faktor yang terkait dengan pornografi dan pornoaksi dewasa ini. Di samping kemiskinan perempuan karena faktor ekonomi juga disebabkan makin menyusutnya rasa malu dan makin jauhnya agama dari pribadi-pribadi yang terlibat dalam aktivitas pornografi maupun masyarakat. Pergeseran sudut pandang tentang nilai-nilai budaya yang seharusnya dianut, telah membuat gaya hidup hedonisme dipandang sebagai gaya hidup yang seharusnya dimiliki. Di sinilah media sangat berpengaruh. Kebijakan pemerintah yang memberi kemudahan dalam pendirian sebuah media, baik elektronik maupun tulisan seringkali memberikan tontonan yang memberi pengaruh besar terhadap gaya hidup, nilai-nilai dan batasan norma kesopanan yang dianut selama ini. Cara strategis untuk mengatasi semua ini adalah menciptakan budaya setara dan adil gender serta kebijakan yang sensitif gender. Perempuan harus diberlakukan secara terhormat dan dihargai sama dengan yang didapat laki-laki. Laporan Dana Kependudukan PBB (UNFPA) tentang kondisi kependudukan dunia tahun 2005 menyatakan bahwa para pemimpin dunia tidak akan mampu mengurangi kemiskinan jika mereka tidak menghilangkan diskriminasi gender. Membiarkan kebodohan, kemiskinan dan kesakitan perempuan sama artinya dengan mempersiapkan generasi yang bodoh dan miskin. * Staf di Pusat Studi Irigasi (PSI) dan asisten dosen Universitas Andalas [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **