** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **KOMPAS Senin, 24 Juli 2006 Kawasan Ekonomi Khusus Didik J Rachbini Dua tahun pemerintahan berjalan tidak atau belum muncul lokomotif kebijakan ekonomi yang kuat dan atraktif serta belum dapat membawa perekonomian pada tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi. Ini merupakan kekurangan utama pada pemerintahan saat ini sehingga pertumbuhan ekonomi dan industri tidak maksimal. Stagnasi perluasan kesempatan kerja juga terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini. Berbeda dengan masa sebelumnya di mana lokomotif ekonomi digiring oleh kebijakan ekspor yang berorientasi keluar (outward looking). Hasilnya terlihat pada kegiatan ekspor bersamaan dengan arus masuk (inflow) investasi yang cukup besar. Investasi masuk didominasi oleh Jepang, AS, Eropa, dan Asia Timur (Korea, Taiwan, dan Singapura). Sementara itu, kegiatan ekspor pada waktu itu bertumbuh cukup pesat, bukan hanya dua angka, tetapi di atas 20 persen sehingga ekspor nonmigas mendominasi dan melebihi ekspor migas. Artinya, Indonesia pernah melaksanakan strategi kebijakan induk dengan sasaran daya saing dan ekspor yang kuat. Sekarang indikator daya saing dan ekspor tersebut kurang memadai sehingga berdampak terhadap ekonomi secara keseluruhan. Gabungan kinerja ekspor dan investasi ini mendorong pertumbuhan ekonomi cukup tinggi serta dapat mengembangkan kesempatan kerja yang luas. Kebijakan ekonomi semestinya menetapkan sasaran pada dua indikator tersebut di atas agar masalah pertumbuhan yang rendah diatasi dan perluasan kesempatan kerja dapat dicapai. Alternatif yang bagus Setelah krisis praktis tidak ada kebijakan induk yang memadai, yang menjadi payung, sekaligus lokomotif ekonomi. Stagnasi ekonomi sekarang sudah jelas berakar dari kekurangan kebijakan dalam ekonomi sehingga konsep baru yang atraktif sangat perlu untuk dikembangkan. Sebenarnya wacana dan kebijakan kawasan ekonomi khusus merupakan jawaban atas kekurangan kebijakan pokok dalam bidang ekonomi. Konsep ini menjadi alternatif yang bagus untuk membangun kebijakan kolektif, yang bisa dengan cepat dicapai hasilnya. Kawasan ekonomi khusus sudah diangkat pada tingkat tertinggi di mana Wakil Presiden dan Presiden sudah mulai terlibat langsung serta mewacanakannya untuk menjadi kebijakan pokok dalam bidang ekonomi. Tidak hanya itu, pimpinan pemerintahan yang tertinggi ini telah melakukan diplomasi ke Singapura untuk bekerja sama dalam pembangunan kawasan ini. Dengan keterlibatan pada tingkat pengambil keputusan tertinggi, maka kebijakan pembentukan kawasan ekonomi khusus tinggal dieksekusi pada tingkat kabinet. Pihak DPR dapat mempertimbangkan untuk mendukung pelaksanaan program tersebut dari sisi aspek legal dan anggaran. Kawasan yang layak jual dan relatif sudah siap, antara lain: pulau-pulau di sekitar Pulau Batam yang dekat dengan Singapura. Pulau Rempang dan Pulau Galang sudah harus dipisahkan dengan Batam untuk menjadi kawasan ekonomi khusus. Secara fisik kedua pulau tersebut sudah dihubungkan dengan jembatan yang modern dan infrastruktur jalan yang baik. Di sekitarnya sudah ada Kepulauan Karimun, yang juga dekat dengan Singapura dan Malaysia. Kawasan ini potensial sebagai kawasan ekonomi khusus. Kebijakan tersebut bisa dimulai dengan peraturan presiden, seperti payung hukum pembentukan kawasan berikat Batam. Lambat laun ditingkatkan payung hukumnya pada tingkat undang-undang agar fasilitas perpajakan bisa diperoleh. Jadi, kawasan ekonomi khusus ini merupakan jalan keluar kebijakan, yang baik untuk mengatasi stagnasi pertumbuhan ekonomi saat ini. Pemerintah perlu merealisasikan program ini dengan segera untuk mengisi kekosongan kebijakan yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan investasi, dan memperluas kesempatan kerja. Masyarakat sangat menunggu kebijakan yang dampaknya lebih nyata terhadap perbaikan ekonomi dan tingkat pendapatan. Salah satu jawabannya adalah kebijakan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus. Didik J Rachbini Guru Besar Ekonomi Universitas Mercu Buana Jakarta [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Check out the new improvements in Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/6pRQfA/fOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **