[nasional_list] Re: [ppiindia] Kafir Bukan Berarti Orang Yang Tidak Beragama Islam

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Sat, 18 Feb 2006 11:42:04 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Dihebohkan dengan soal kafir dan bukan 
kafir, akibatnya rakyat tetap miskin 
dan lapar, untuk dapat kerja pun susah.

----- Original Message ----- 
From: "Muhkito Afiff" <muhkito.afiff@xxxxxx>
To: <insistnet@xxxxxxxxxxxxxxx>; <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
Sent: Saturday, February 18, 2006 9:10 AM
Subject: [ppiindia] Kafir Bukan Berarti Orang Yang Tidak Beragama Islam


> "Makna 'Kafir' dan 'Syuhada' : Kafir Bukan Berarti Orang Yang Tidak
> Beragama Islam."
>
> http://suluk.blogsome.com/2006/02/17/makna-kafir-dan-syuhada-kafir-bukanlah-berarti-orang-yang-tidak-beragama-islam/
>
> Herry Mardian, Yayasan Islam Paramartha.
>
>
> Sahabat sekalian, sering sekali kita menyebut orang yang tidak beragama
> Islam sebagai 'kafir'. Itu yang diajarkan sejak kecil pada kita. Dan
> makna yang tidak tepat ini turun temurun diwariskan dari generasi ke
> generasi, pada akhirnya kita menerimanya dengan taken for granted saja,
> dan tidak memeriksa lagi kebenarannya.
>
> Seandainya kita mau membuka Al-Qur'an dan mencari definisi qur'aniyahnya,
> maka akan kita temukan bahwa makna kata 'kafir' sebenarnya sama sekali
> tidak secara langsung terkait dengan perbedaan agama.
>
>
> A. Makna 'Kafir'
>
> Mari kita buka Al-Qur'an. Kita biasakan mencari definisi qur'aniyah dari
> segala istilah agama yang kita kenal. Dengan demikian, kita akan terbiasa
> untuk membuka Al-Qur'an dan pelan-pelan Insya Allah kita akan merasakan
> Al-Qur'an benar-benar berfungsi bagi kehidupan kita. Kita belajar untuk
> memahami agama ini, bukan sekedar menghafal dalil-dalil agama yang belum
> tentu benar, apa lagi menggunakannya untuk mendebat orang lain. Ini tentu
> bukan hal yang baik.
>
> Definisi qur'aniyyah dari kata kafir, bisa kita temukan di surat Al-Kahfi
> ayat 100 dan 101.
>
>   Q.S. 18:100, "dan Kami tampakkan Jahannam pada hari itu kepada
> orang-orang kafir (Al-Kafiriin) dengan jelas."
>
>   Q.S. 18:101, "yaitu orang-orang yang matanya dalam keadaan tertutup
> dari 'zikri' (diterjemahkan di terjemahan qur'an bahasa Indonesia dengan
> kata 'memperhatikan') terhadap tanda-tanda kebesaran-Ku, dan adalah
> mereka tidak sanggup mendengar."
>
> Dari dua ayat di atas, kita dapatkan definisi qur'aniyyah dari kata
> 'kafir'. Al-Kafiriin, atau orang-orang kafir, adalah mereka yang matanya
> tertutup dari 'zikri' terhadap tanda-tanda kebesaran Allah, dan
> telinganya tidak sanggup mendengar.
>
> Jika demikian, apakah orang yang kebetulan ketika lanjut usia ia menjadi
> tuli atau menjadi buta karena usia tua, apakah ia berarti ditakdirkan
> akan mati dalam keadaan kafir? Atau, jika seseorang kebetulan ditakdirkan
> tuli atau buta sejak lahir, apakah artinya ia ditakdirkan untuk hidup
> sebagai orang kafir? Sebab sama sekali bukan keinginannya untuk
> dilahirkan sebagai orang buta atau tuli. Apakah Allah menakdrkannya kafir
> karena kebetulan lahir sebagai orang tuli atau buta?
>
> Tentu jawabannya tidak. Jika demikian, betapa jahatnya Allah. Semua
> orang, termasuk mereka yang buta atau tuli, diberi-Nya kesempatan untuk
> mati kelak dalam keadaan diridhoi-Nya.
>
> Jika demikian, mata dan telinga mana yang tertutup?
>
> Jawabannya bisa kita dapatkan pada Al-Qur'an surat Al-Hajj (22) ayat 46.
>
>   Q.S. 22:46, "Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu
> mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau
> mempunyai telinga yang dengan itu dapat mendengar? Karena sesungguhnya
> bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah qalb-qalb mereka
> (quluubun) yang ada di dalam dada."
>
> Dari definisi qur'an tersebut, yang disebut 'kafir' bukanlah orang yang
> berbeda agama. Yang disebut kafir adalah mereka yang mata dan telinga di
> dalam dadanya tidak berfungsi. Asal kata 'kafir' dan 'kufur' adalah
> 'kafara' yang artinya 'tertutup' (kata ini diserab bahasa inggris menjadi
> 'cover' artinya penutup). 'Kafir' adalah mereka masih yang tertutup dari
> 'Al-Haqq' (kebenaran mutlak).
>
> Mata dan telinga yang di dalam dada, maksudnya adalah mata dan telinga
> yang adanya bukan pada level jasad kita, tapi lebih dalam lagi. Mata dan
> telinga yang dimaksud adalah mata dan telinga yang ada dalam qalb kita,
> yang ada pada level jiwa (nafs).
>
> Kita mengetahui, bahwa ada tiga unsur yang dipersatukan dalam membentuk
> satu manusia yang hidup, yaitu Ruh, Nafs (jiwa), dan Jasad. Jiwa inilah,
> yang diabadikan dalam Q.S. 7:172, yang dahulu sekali disumpah di hadapan
> Allah untuk menjadi saksi (syahid, perhatikan kata bahasa arabnya:
> syahidna, kami bersaksi) mengenai siapakah Rabb mereka.
>
>   Q.S. 7:172, "Dan (ingatlah) ketika Rabb-mu mengeluarkan anak-anak Adam
> dari sulbi mereka dan Allah mengambil persaksian terhadap nafs-nafs
> (jiwa-jiwa, anfusihim) mereka: "Bukankah aku ini Rabb-mu?" Mereka
> menjawab, "Betul, kami bersaksi (syahidna)".
>
> Nafs, atau jiwa, inilah yang diminta persaksiannya dahulu, dan kelak akan
> diminta pertanggungan jawabnya ketika mati. Sementara pada saat itu jasad
> kita terurai menjadi tanah, dan ruh kembali pada-Nya.
>
> Dengan demikian, barangsiapa yang mata dan telinga yang ada dalam dadanya
> ini belum berfungsi, pada dasarnya ia masih 'kafir', atau tertutup. Ia
> tidak akan bisa memahami petunjuk Allah, karena petunjuk ini turun bukan
> ke telinga dan mata jasad kita, tapi ke 'mata dan telinga' jiwa (nafs)
> dalam qalb kita.
>
> Dasar dari hal ini bisa kita lihat dalam surat At-Taghabuun ayat 11:
>
>   Q.S. 64:11, ". Dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan
> memberi petunjuk kepada qalb nya (di terjemahan qur'an ditulis: 'kepada
> hatinya')."
>
> Dan, barangsiapa yang mata dan telinga dalam dadanya belum berfungsi, dia
> tidak akan mampu memahami Al-Qur'an dengan sebenar-benarnya, karena
> Al-Qur'an sebenarnya bukan untuk dihafal dalam otak. Sebagaimana yang
> dialami Rasulullah, Al-Qur'an diturunkan ke dalam dadanya. Rasulullah
> seorang yang buta huruf, tapi bagaimana Beliau saw. bisa memahami
> Al-Qur'an hingga ke hakikat terdalamnya? Karena Al-Qur'an sesungguhnya
> ada dalam
> dada, bukan dalam kepala.
>
>   Q.S. 29:49, "Sebenarnya (Al-Qur'an) itu adalah ayat-ayat yang nyata
> dalam dada orang-orang yang diberi ilmu."
>
> Dari data-data di atas, maka bisa kita pahami makna 'kafir'. Kata 'kafir'
> bukan berarti mereka yang tidak beragama Islam. 'Kafir' adalah mereka
> yang telinga dan mata dalam dadanya belum berfungsi, sehingga tertutup
> dari Al-Haqq (kebenaran mutlak, kebenaran Ilahiyah). Dengan demikian,
> bahkan saya sendiri masih kafir karena mata dan telinga jiwa saya belum
> berfungsi dengan baik, belum sempurna dalam melihat tanda-tanda
> kebesaran-Nya, dan belum memahami Al-Qur'an dengan sempurna.
>
> Karena saya sendiri masih kafir (atau masih banyak kekufuran yang ada
> dalam diri saya), jelas tidak ada gunanya bagi saya untuk menyebut orang
> lain, atau orang yang tidak beragama Islam, sebagai orang kafir. Hal ini
> tidak akan menambah kebaikan apapun bagi diri saya, bahkan justru akan
> menambah dosa saja.
>
> Apakah orang yang tidak beragama Islam semuanya tidak beriman? Belum
> tentu. Kita harus berhati-hati sekali karena ada ayat-ayat ini dalam
> Al-Qur'an.
>
>   Q.S. 3:199, "Dan sesungguhnya di antara para ahli kitab ada orang yang
> beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada mereka, sedang
> mereka berendah hati kepada Allah, dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat
> Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi
> Rabb-nya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungannya."
>
>   Q.S. 3:113, "Mereka itu tidak sama; di antara ahli kitab itu ada
> golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa
> waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud." Q.S.3:114, "Mereka
> beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang
> ma'ruf dan mencegah kepada yang munkar, dan bersegera kepada mengerjakan
> kebaikan. Mereka itu termasuk orang-orang yang saleh."
>
> Jadi menurut saya, mengatakan kafir pada orang lain meskipun mudah di
> lidah, bisa jadi merupakan hal yang beresiko besar untuk
> dipertanggungjawabkan di hadapan Allah ta'ala kelak.
>
>
> B. Makna 'Syuhada'
>
> Kata 'syuhada' sering diartikan sebagai orang yang gugur di medan perang.
> Maka orang berlomba-lomba berperang karena ingin mati sebagai syuhada,
> karena jaminannya surga.
>
> Ada sebuah hadits yang 'menggelitik':
>
>   "Barangsiapa yang memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan benar
> untuk mati syahid, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan
> kedudukan sebagai syuhada meskipun ia meninggal di atas tempat tidurnya".
> (Hadits Riwayat Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam
> shahihnya, Al-Hakim dan ia menshahihkannya).
>
> Bagaimana mungkin mati di tempat tidur mendapatkan kematian seperti
> seorang syuhada?
>
> Ini bisa kita pahami, jika kita teliti Al-Qur'an. Kata 'syuhada', akar
> katanya sama dengan kata pada syahadat kita 'Asyhadu', artinya bersaksi,
> mempersaksikan dengan sepenuh kepercayaan, dengan sepenuh keyakinan
> (mengenai Tuhannya). Kata 'syuhada' tidak semata-mata berarti orang yang
> mati di medan perang. Kata 'syuhada' berarti 'orang yang telah
> mempersaksikan (dengan sebenar-benarnya)'.
>
> Di Al-Qur'an ayat 7 : 172 tadi, ketika Allah mengambil persaksian dari
> jiwa-jiwa manusia, kata yang dipakai adalah 'Asyhadahum ala anfusihim',
> mengambil persaksian atas jiwa-jiwa mereka. Dan jiwa-jiwa tersebut
> menjawab, 'Qaalu, bala syahidna," benar, sesungguhnya kami bersaksi.
>
> Demikian pula kata yang sama (syuhada) dipakai dengan jelas di Q.S.
> Al-Hadiid ayat 19,
>
>   Q.S. 57:19, "Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya,
> mereka itu orang-orang Shiddiqiin dan 'syuhada inda Rabbihim' (menjadi
> saksi di sisi rabb mereka)."
>
> Maka jelas bahwa 'syuhada' berarti orang yang mempersaksikan (kebenaran
> Ilahiyah). Menjadi syuhada tidak harus melalui peperangan. Seorang yang
> meninggal di atas tempat tidurnya pun bisa menjadi seorang syuhada, asal
> ia benar-benar memintanya, sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.
>
> Di zaman Rasulullah, mereka yang gugur ketika berniat mengorbankan jiwa
> mereka untuk Allah melalui jalan yang tersedia dan dibutuhkan ummat pada
> masa itu (berperang), yang pengorbanannya diterima oleh Allah,
> dianugerahi sebuah 'penyaksian (akan kebenaran/Al-Haqq)' melalui gugurnya
> mereka di medan perang.
>
> Dengan demikian, belum tentu setiap orang yang gugur di medan perang
> adalah 'syuhada'. Juga hal ini berimplikasi bahwa banyak cara lain
> menjadi seorang 'syuhada' selain melalui peperangan.
>
> Semoga bermanfaat,
>
> Herry Mardian,
> 17 Februari 2006.
> http://suluk.blogsome.com
>
>
>
> ***************************************************************************
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia 
> yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
> http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
> ***************************************************************************
> __________________________________________________________________________
> Mohon Perhatian:
>
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Reading only, http://dear.to/ppi
> 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
> 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
> 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
> 



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] Re: [ppiindia] Kafir Bukan Berarti Orang Yang Tidak Beragama Islam