[nasional_list] [ppiindia] JURNAL KEMBANG KEMUNING: MENYONGSONG PERSPEKTIF DIPLOMASI BARU: PERTANYAAN UNTUK SBY.

  • From: "Budhisatwati KUSNI" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Fri, 18 Feb 2005 12:21:07 +0100

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

JURNAL KEMMBANG KEMUNING:

MENYONGSONG PERSPEKTIF DIPLOMASI BARU: PERTANYAAN UNTUK SBY.


Rabu, 16 Februari 2005 malam jam 19.00, Koperasi Restoran Indonesia Paris yang 
terletak di pusat kota Paris, kembali mendapat kunjungan kehormatan dari 
diplomat pertama KBRI Paris: Lucia Rustam dan suaminya. Diplomat pertama KBRI 
Paris ini berada di Koperasi Restoran Indonesia Paris, dari jam 1900 sampai 
dengan 22.OO. 

Seperti diketahui sampai sekarang setelah Dubes Adian Silalahi usai dengan masa 
tugasnya,  jabatan Dubes belum juga terisi. Untuk itu Lucia Rustam, diplomat 
perempuan menjadi Kuasa Usaha, sehingga beliaulah yang menjadi diplomat pertama 
di Perancis, sebuah negara yang patut diperhitungkan bukan hanya di tingkat 
Komunitas Eropa yang beranggotakan 25 negara, tapi juga di tingkat politik 
dunia. Kalau keterangan yang saya peroleh benar, posisi Paris sebagai kota 
diplomasi, setara dengan Washington, London, Moskow dan Beijing. Maka tampilnya 
Lucia Rustam sebagai Kuasa Usaha di Paris, dari segi karir, boleh  dibilang 
merupakan suatu prestasi sendiri. Barangkali karena posisi Paris di dunia 
diplomasi yang demikian maka sampai sekarang tidak gampang mencari pengganti 
rasuk untuk menjadi dubes di Perancis walau pun bukan ajaib jika sederetan nama 
calon berjejer menanti pengesahan dan persetujuan Jakarta untuk pos penting 
ini.  

Berdasarkan praktek dan praktek Lucia Rustam sampai sekarang, kebijakan yang 
diambilnya dalam batas wewenang, apalagi sebagai seorang perempuan, diplomat 
perempuan, secara subyektif,saya menilai Lucia Rustam sangat layak ditingkatkan 
dari Kuasa Usaha menjadi Dubes melanjutkan misi diplomasi yang sudah beliau 
lakukan untuk Republik dan Indonesia. Melihat penampilan dan prakarsa serta 
kegiatan beliau pada berbagai kesemptan, Lucia Rustam sangat layak dan 
membanggakan mewakili bangsa, negeri dan negara serta perempuan Indonesia. 
Lucia pun bisa berbahasa Perancis hal penting yang patut digarisbawahi. Dari 
pembicaraan langsung yang pernah saya lakukan, saya ketahui bahwa beliau pun 
adalah anak bangsa dan negeri yang punya mimpi republiken dan keindonesiaan 
yang kental. Apabila Departemen Luar Negeri meningkatkan posisi dan mengokohkan 
beliau sebagai Dubes di Paris, saya kira, keputusan demikian akan membanggakan 
dan aspiratif serta kuasa mengkonsolidasi capaian Dubes Adian Silalahi. 
Pertanyaannya: Sanggup dan beranikah penanggung jawab pertama diplomasi 
Republik Indonesia [R.I], yaitu Menteri Luar Negeri melakukan terobosan 
sehingga bisa melalui Lucia Rustam memanfaatkan posisi Paris sebagai kota 
diplomasi dunia untuk kepentingan Republik dan Indonesia?

Saya menaruh perhatian khusus pada posisi Paris sebagai kota diplomasi dan 
tepatnya diplomat pertama R.I. yang ditempatkan di negeri dan di kota ini. 
Perempuan, pemimpi, republiken dan berkeindonesiaan dengan langgam merakyat, 
mewakili R.I. di salah satu pusat diplomasi dunia, saya kira memang satu hal 
yang bersifat terobosan jika ini dilakukan oleh Jakarta. Ciri-ciri ini saya 
kira sesuai dengan perkembangan penonjolan perempuan oleh Perancis sendiri yang 
sejak pemerintah Mitterrand dan dikembangkan oleh  Perdana Menteri Lionel 
Jospin banyak menampilkan tokoh perempuan di barisan pertama kekuasaan politik. 
Perkembangan di suatu negeri dalam menunjuk diplomat pertama, saya kira patut 
dimasukan dalam hitungan. Lucia Rustam, saya kira memenuhi semua kecenderungan 
di sini. 

Tentu saja apa yang saya tuliskan ini, tidak punya arti apa-apa bagi pengambil 
keputusan, tapi ia tetap saya tuliskan karena cinta saya sebagai anak bangsa 
dan negeri, hak dan keprihatinan sekecil apa pun tetap menjadi hak yang tidak 
siapa pun bisa menggugatnya. Mencintai bangsa dan negeri, apalagi Republik dan 
Indonesia bukanlah monopoli. Hak inilah yang saya gunakan untuk berkata --hak 
yang sering diabaikan, dibiarkan dan tidak diindahkan di Indonesia yang tidak 
pandai menghargai warganegaranya.

Tampilnya  tokoh Lucia Rustam yang sekarang menjadi diplomat pertama KBRI 
Paris, di mata saya kembali memperlihatkan bahwa bangsa dan negeri kita adalah 
bangsa dan negeri sangat potensial. Masalahnya: potensi ini sampai sekarang 
belum dibebaskan seperti halnya kita belum mampu membebaskan tenaga produktif 
[dalam artian ilmu ekonomi politik] untuk memberdayakan masyarakat kita. 
Tampilnya Lucia Rustam, seperti halnya potensi yang dikandung oleh Atase Pers 
zaman Dubes A.Silalahi, Yuli Mumpuni,  di mata saya, selain memperlihatkan 
potensi bangsa kita sebagai bangsa potensial, juga merupakan penerus dari 
tradisi diplomasi dan peranan perempuan seperti yang dirintis oleh Francisca 
Fangiday, Dubes Keliling Ny.Supeni alm. pada zaman pemerintahan Soekarno: 
diplomat-diplomat pemimpi, republiken, berkeindonesiaan dan manusiawi. 
Tampilnya Lucia Rustam sebagai diplomat republiken, berkindonesiaan dan pemimpi 
dengan langgam kerakyatan, pada pasca Soeharto menunjukkan juga bahwa 
nilai-nilai tersebut tidak terpunahkan oleh militerisme dan pendindasan 
otokratik sedahyat apa pun. Kemanusiaan seperti halnya matahari hanya bisa 
ditutup awan, tapi tidak bisa diluruhkan. Saya masih berharap bahwa SBY sebagai 
Presiden sekarang, mampu menjadikan dirinya sebagai militer yang bukan 
militeristik tapi militer yang berpikiran cerah serta mampu menerobos segala 
kesulitan. Kebesaran seorang militer diuji oleh kemampuannya menerobos kepungan 
ajal dan kesulitan. Siapa pun yang menjadi presiden di RI sekarang tidak akan 
menjadi presiden yang bisa lenggang-kangkung.Kebesaran dan atau kekerdilan SBY 
akan dibuktikan oleh waktu. Pasukan pembidas handal yang republiken, 
berkeindonesiaan serta manusiawi perlu dijadikannya sebagai sandaran di samping 
keberanian bersandar pada mayoritas warganegara. Dalam pasukan pembidas ini, 
barisan diplomat pembidas pun perlu dibangun. Saya katakan diplomat pembidas 
karena  selayaknya melalui penunjukan diplomat pertama di suatu negeri, apalagi 
di negeri-negeri peringkat pertama. Model Orba patut ditinggalkan. Kalau 
pengamatan saya benar, maka diplomat Orba Soeharto adalah diplomat-diplomat 
yang bukan diplomat tapi perwakilan negara yang kalah tanpa prakarsa. Prakarsa 
apa memang yang bisa dikembangkan oleh sistem penindasan dan pembunuhan, sistem 
yang tidak menghargai warganegaranya szendiri? Dengan sitem ini diplomasi sudah 
dimulai dari posisi kalah dan defensif.

Kalau mau terus-terang, seperti yang dikatakan oleh Arief Budiman hampir 
setengah abad silam, diplomasi kerakyatan Indonesia di Paris tidak dilakukan 
oleh KBRI Orba Paris, tapi dilakukan oleh ORANG-ORANG yang hidup dari Koperasi 
Restoran Indonesia. Tolong bedakan antara ORANG-ORANG dan Koperasi Restoran 
Indonesia sebagai suatu badan usaha. Apa yang dilakukan oleh ORANG-ORANG yang 
bekerja di Koperasi Restoran Indonesia adalah suatu diplomasi alternatif bagi 
Indonesia. Sementara orang yang merasa dirinya sebagai pejuang humanisme 
menuduh Koperasi ini sebagai kegiatan kapitalis sedangkan mereka hidup dari 
sumber lain secara tergantung dengan mengatasnamai penderitaan rakyat Indonesia 
tapi kembali datang ke Koperasi pada saat memerlukan. Tidak ada penjualan 
prinsip yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerja untuk hidup pada Koperasi 
Restoran Indonesia seperti yang sejak awal ditudingkan oleh sementara "pejuang" 
tapi nampak kecenderungan memecah Indonesia. Melalui Koperasi Restoran 
Indonesia Paris, orang-orang yang  dikucilkan dan dimusuhi oleh Orba bahkan 
diancam secara fisik untuk dipetuskan [ditembak secara misterius], hidup dengan 
kepala tegak tanpa menggantungkan diri pada belas kasihan pemerintah Perancis 
dan bantuan sosial tapi dengan bekerja keras siang-malam.

Gus Dur yang memang sahabat lama orang-orang di Koperasi sebelum menjadi 
Presiden memahami benar keadaan ini. Beliaulah yang membalik keadaan hubungan 
Koperasi dan orang-orang di Koperasi dengan KBRI Paris. Dan Dubes A.Silalahi 
memahami keadaan ini lalu bersama Dubes Ichsan dari Negeri Belanda mengobah 
hubungan buruk yang diciptakan Orba menjadi hubungan baru. Dari sini saya 
melihat bahwa yang langgeng itu hanyalah gerak seperti orang Jawa bilang 
"wolak-walike zaman", "hukum bathara kala". Saya juga melihat melalui 
"wolak-waliké zaman" ini bahwa kemanusiaan dan manusia itu tidak terkalahkan. 
Dalam konteks ini, saya yakin larangan terhadap Marxisme, larangan terhadap 
karya-karya penulis Lekra akan dicabut, nasib orang-orang yang disebut Gus Dur 
sebagai "klayaban" akan diperhatikan sehingga mereka bisa kembali ke tanahair 
tanpa syarat dengan mendapatkan kembali kewarganegaraan Indonesia mereka. 
Sanggupkah SBY sebagai presiden RI melakukan hal ini?

Datangnya Dubes Adrian Silalahi [Paris], dubes Indonesia di Unesco dan dan 
Dubes Ichsan dari Negeri Belanda beberapa tahun lalu, dan Rabu lalu kedatangan 
Lucia Rustam ke Koperasi Restoran Indonesia Paris hanya menggarisbawahi 
perspektif manusiawi, republiken dan keindonesiaan ini. Perspektif diplomasi 
mana gerangan yang akan ditempuh oleh SBY? 



Paris, Februari 2005.
--------------------
JJ.KUSNI


Catatan:
Foto bersama Kuasa Usaha KBRI Paris,Lucia Rustam dan Pak Rustam dengan beberapa 
tenaga teras Koperasi Restoran Indonesia, 12 Rue de Vaugirard, 75006 Paris, 
Perancis. Metro: Odeon, St.Michel, Luxelbourg. Telp. 33-1-43 25 70 22. Foto ini 
diambil pada Rabu 16 Februari 2005, ketika Lucia Rustam dan suami berkunjung ke 
Koperasi Restoran Indonesia [Dokumen Jelitheng dan JJK].

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: