[nasional_list] [ppiindia] JURNAL KEMBANG KEMUNING: MELIHAT DVD PERJALANAN JOESOEF ISAK

  • From: "Budhisatwati KUSNI" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Sun, 13 Feb 2005 14:09:13 +0100

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

JURNAL KEMBANG KEMUNING:


MELIHAT DVD PERJALANAN JOESOEF ISAK

1.

Terimakasih kepada Bung Joesoef Isak yang telah mengirimkan DVD perjalanannya 
ke Eropa Barat dalam rangka memenuhi undangan Lembaga Persahabatan 
Perancis-Indonesia "Pasar Malam" untuk menjadi pembicara utama di acara "Hari 
Sastra Indonesia" tahun lalu di Paris. Di Paris Bung Joesoef menyempatkan diri 
menemui sahabat lamanya: Pelukis Salim.

Usai melakukan berbagai acara di Paris dan di Universitas La Rochelle, Bung 
Joesoef melanjutkan perjalanan memenuhi undangan ke Negeri Belanda dan Swedia 
di mana ia telah memberikan berbagai ceramah/konfrensi, di samping menemui 
beberapa tokoh tua seperti Fransica Fangiday -- perempuan pertama yang turut 
menembus kepungan Belanda untuk melakukan misi diplomatik pertama bagi Republik 
Indonesia. Sayangnya, Fransica Fangiday sampai sekarang termasuk tokoh pejuang 
yang dilupakan negeri dan bangsanya. Barangkali ini bentuk penghargaan Republik 
Indonesia kepada jasa putera-puterinya yang menggadaikan nyawa untuk 
eksisitensi Republik Indonesia?! Presiden SBY dan Wapres Kalla, barangkali bisa 
menjawabnya jelas.

Perekaman perjalanan melalui sarana tehknologi kekinian seperti DVD yang 
dilakukan oleh Bung Joesoef saya anggap penting dan barangkali perlu dicontohi. 
Penting karena melalui rekaman demikian, banyak peristiwa bisa dicatat dan 
didokumentasikan. Penting apabila saya selalu diganggu oleh pertanyaan: 
Seberapa jauh anak negeri dan bangsa kita mempunyai kebiasaan mendokumentasikan 
peristiwa. Juga menjadi pertanyaan yang selalu mengusik apabila saya teringat 
bahwa di negeri ini kita tidak segan melakukan "sweeping buku" dan dokumentasi 
sampai kepada pemusnahan dokumen dan buku-buku, belum lagi kita berbicara 
tentang pelarangan demi pelarangan dengan berbagai bentuk. Pengadaan 
dokumentasi begini akan menjadi lebih menonjol lagi bagi daerah-daerah di mana 
tradisi lisan [oral] masih dominan. Adanya dokumentasi membantu kita memelihara 
ingatan yang sering sekali pun belum menua tapi lebih cenderung dikalahkan oleh 
kesukaan pada lupa dan sengaja dibuat sebagai ingatan pendek dengan 
alasan-alasan politis terutama. Ingatan pendek dan lupa yang sengaja 
dikembangkan erat bertautan dengan sikap sejarah kita, bertautan dengan 
pandangan ke depan. Ketiadaan atau kekurangan dalam  sikap sejarah, pandangan 
ke depan membuat kita gampang lupa, melupakan dan beringatan pendek karena 
dibuai oleh kepentingan di depan mata yang mendesak dan menyesak. Masalah ingat 
dan lupa adalah suatu pola pikir dan sikap mental. Agaknya kita sampai sekarang 
lebih cenderung menjadi bangsa pelupa dan pandak ingatan sehingga tidak segan 
memutar-balikkan data dan suka pada prasangka serta dugaan subyektif. Data dan 
obyektivitas  tidak lagi dianggap penting. Pola pikir dan sikap mental begini 
secara tidak langsung dijadikan dasar pembenaran tindak sewenang-wenang.  

Atas dasar ini saya selalu mendorong generasi pendahulu untuk mencatat 
pengalaman mereka dalam bentuk penulisan otobiografi dan atas dasar ini pula 
saya menghargai usaha Bung Joesoef mendokumentasikan perjalananannya ke Eropa 
Barat. DVD kenang-kenangan perjalanan ini selain merupakan catatan dan 
dokumentasi diri Bung Joesoef, ia pun merupakan dokumentasi tentang orang-orang 
klayaban serta kejadian yang dihadirinya di negeri-negeri bersangkutan. Orang  
boleh suka atau tidak suka pada Bung Joesoef, tapi Bung Joesoef, ada dan sudah 
menunjukan makna eksistensinya terutama di dunia ke wartawanan, penerbitan 
sastra, dan usaha pemanusiawian Indonesia sesuai dengan nilai-nilai republiken 
dan keindonesiaan. Ia pun sudah membayar segalanya dengan menghadapi segala 
resiko, termasuk pada ajal. Sedangkan para pengkritiknya, jika ada!, tidak atau 
belum membuktikan kesanggupannya menanggung resiko begini sehingga kesungguhan 
kata masih dipertanyakan selain oleh waktu juga oleh ajal yang mencoba. Paling 
baru,  sumbangan Joesoef Isak dengan Hasta Mitranya untuk negeri dan bangsa ini 
berupa penerbitan Das Kapital dalam bahasa Indonesia.Saya tidak tahu, apakah 
peluncuran buku ini juga telah didokumentasi. Yang sampai ke tangan saya baru 
berupa beberapa foto.



2.

Dari menyaksikan DVD yang dikirimkan oleh Bung Joesoef kepada saya, yang paling 
menarik bagi saya adalah yang mengenai kegiatannya di Paris, terutama mengenai 
pelukis Salim dan Koperasi Restoran Indonesia -- yang oleh Gunawan Mohamad 
disebut sebagai salah satu monumen sejarah Indonesia dan sebagai duta budaya, 
jika menggunakan istilah diplomat-diplomat Indonesia di Paris. 

Apa yang direkam oleh Bung Joesoef tentang pelukis Salim disertai dengan 
sejumlah foto lukisan Salim menambah dokumentasi tentang "maestro" kita yang 
sekarang berusia hampir seabad. Mengingat jasa dan mutu karya pelukis kita ini, 
sempat juga terlintas di kepala saya, mengapa tidak, seandainya Republik 
Indonesia memberikan beliau tanda jasa tertinggi di bidang kebudayaan. Saya 
kira segala alasan cukup padan dan terhimpun  untuk pelukis Salim mendapatkan 
hadiah dan perhatian nyata dari Republik Indonesia. Kapan lagi penghargaan yang 
menunjukkan sisa bahwa bangsa dan Repbulik ini masih punya budaya dan 
menjunjung nilai republiken dan keindonesiaan serta kemanusiaan dianugerahkan? 
Usul ini ingin saya ajukan kepada KBRI Paris terutama melalui Lucia Rustam dan 
Atase Kebudayaan.

Peluangan waktu khusus oleh Joesoef Isak untuk mengunjungi Salim dan membuat 
dokumentasi singkat tentang Salim mempunyai nilai lain: Joesoef menghargai 
teman-temannya dan para pejuang tua berbagai angkatan di berbagai bidang. 
Penghargaan dan kemampuan menghargai orang lain dan jasa orang lain -- lepas 
kita sepakat atau tidak secara pemikiran -- merupakan sesuatu yang tertangkap 
pada saya ketika menyaksikan DVD kiriman Bung Joesoef. Di negeri ini, kita 
lebih pandai menghujat,mengutuk dan memaki atau pun mengiri ketimbang saling 
menghargai dan kemampuan menghargai -- ujud dari kekerdilan jiwa. 
Pengejawantahan dari lupa dan ingatan pendek dengan sikap sejarah pragmatis 
atau oportunistik tak obah seperti anjing memasukkan ekornya ke pantat pada 
saat berhadapan dengan bayonet ajal, tapi segera tampil sebagai jagoan pada 
saat stiasi berobah.

Dokumentasi Joesoef tentang pelukis Salim yang diiringi oleh karya-karya Verdi 
seperti La Liberté, sungguh sesuai dengan semangat Salim yang menyebut diri 
sebagai manusia Perancis-Indonesia. Pelukis manusiawi tanpa menyangkal akar.

Penghargaan Bung Joesoef kepada para tetua, juga diperlihatkannya melalui 
kunjungan dan pendokumentasi pertemuannya dengan tokoh-tokoh seperti Fransica 
Fangiday dan tokoh-tokoh tua lainnya [di sini saya batasi diri untuk menyebut 
nama mereka satu-persatu] yang masih menatap hidup dengan mata menyala. 
Menyaksikan dokumen Joesoef ini, saya melihat betapa bangsa dan negeri ini 
sebenarnya mempunyai putera-puteri terbaik republiken, berkeindonesiaan -- 
nilai-nilai yang kompatibel [rasuk] dengan nilai kemanusiaan. Pendokumentasian 
mereka oleh Joesoef saya lihat selain sebagai bentuk penghormatan dan optimisme 
juga sebagai pemberian kaca kepada angkatan sekarang, pertanyaan: Siapa dan 
bagaimana gerangan sesungguhnya kalian angkatan penanggungjawab 
timbul-tenggelamnya bangsa dan negeri?

Melalui dokumentasi kiriman Bung Joesoef ini saya menyaksikan bahwa angkatan 
pendahulu berjuang pertama-tama mengutamakan nilai dan bukan mengejar 
populeritas diri. Populer tidak sebuah nama erat bertautan dengan keteguhan 
memperjuangkan terujudnya nilai tersebut.



3.

Dokumentasi Joesoef tentang Koperasi Restoran Indonesia, dilengkapi oleh 
rekaman Mas Mung Murbandono dari Radio Hilversum Negeri Belanda. Acara di 
Koperasi Restoran Indonesia, merupakan acara penting  lain setelah acara "Hari 
Sastra Indonesia di Paris" yang mengandung nilai ideil serta penjelasan 
sejarah. Walau pun apa yang digambarkan oleh Bung Joesoef dalam dokumen DVDnya 
tentang Koperasi Restoran Indonesia, Paris, tidak lengkap, tapi ia telah 
mencoba mendokumentasinya.Usaha ini menambah bahan  apa yang sudah dilakukan 
oleh Ging Gananjar dari Radio Utan Kayu, Jakarta.Menambah dokumentasi yang 
sudah dilakukan oleh semua terusan penting tivi Perancis tentang Koperasi 
Restoran Indonesia,Paris yang sekaligus sebagai "pusat kebudayaan Indonesia".

Sedangkan dokumen mengenai perjalanan ke Swedia yang sepintas lebih bersifat 
turistik, tapi jika ditelususi benar orang akan bisa menghargainya jika 
bertanya: "Mengapa khoq sampai ke negeri kutub utara terdapat juga klayaban 
Indonesia?" Tentu bukan kebetulan. Memahami kehadiran orang klayaban Indonesia 
sampai ke negeri kutub, sang penanya akan mau tidak mau membuka halaman-halaman 
sejarah politik Republik Indonesia. Dari pertanyaan ini akan terurai banyak 
kisah.



4.

Titik utama yang saya peroleh usai menyaksikan DVD kiriman Bung Joesoef adalah 
perlunya pendokomentasian dan kemampuan menghargai jasa orang yang erat 
hubungannya dengan sikap sejarah, tatapan ke depan, ingat dan lupa.

Paris, Februari 2005.

JJ.KUSNI


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] JURNAL KEMBANG KEMUNING: MELIHAT DVD PERJALANAN JOESOEF ISAK