[nasional_list] [ppiindia] Istri muda Dirut TELKOM meraup upeti milyaran rupiah?

  • From: radityo djadjoeri <radityo_dj@xxxxxxxxx>
  • To: apakabar <apakabar@xxxxxxxxxxxxxxx>, bizzcomm-milis <bizzcomm@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Thu, 3 Feb 2005 07:36:39 -0800 (PST)

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

Istri muda Dirut TELKOM meraup upeti milyaran rupiah?
 
Seorang berinisial SW mengirimkan informasi via email kepada saya dengan tajuk 
'Istri muda Dirut TELKOM meraup upeti milyaran rupiah'. SW adalah seorang 
karyawan TELKOM, sehingga ia bisa mengetahui sisik melik kasus per kasus juga 
'jeroannya' BUMN  yang dikelola ala calo pasar dan rentenir itu. 
 
Kepada rekan-rekan di media, silakan ditelisik ulang, benarkah 
kejadiannya seperti itu? Atau mungkin lebih parah lagi?
 
Salam,
 
 
Radityo Djadjoeri
----------------------
 
Istri muda Dirut TELKOM meraup upeti milyaran rupiah
Saya mengirim surat ini karena ingin  berbagi dengan media Anda  
untuk menjelaskan reputasi Ibu Judith yang dikenal sebagai praktisi dan 
kerap mengkritisi kebijakan Telkom di berbagai media. Tujuannya, untuk 
menuju Telkom ke arah yang lebih baik. Tetapi sesungguhnya perbuatan itu 
dilakukan untuk 
menutupi kenyataan bahwa ternyata ia adalah istri muda direktur 
utama Telkom. Konon mereka sudah cukup lama  tinggal bersama di 
Apartemen Kempinski Sudirman, Jakarta.
 
Seluruh jajaran tinggi manajemen Telkom mengenal Ibu Judith sebagai 
pribadi yang kerap ikut campur dalam menentukan kebijakan internal 
Telkom dan memiliki banyak usaha dalam Telkom melalui  
beberapa perusahaan serta ia pun diketahui sebagai pemilik media 
bulanan Hukum dan Bisnis yang beredar di Telkom .
 
Sesungguhnya saya tidak harus peduli dengan urusan pribadi Dirut. 
Tetapi sebagai istri muda, Ibu Judith telah terlibat dalam menekan 
jajaran direksi  membebaskan   karyawan  Telkom bernama Endy Prijanto,
Subagyo dan kawan-kawan. Tetapi hal tersebut justru merugikan bagi Telkom 
karena 
mereka sudah sah terbukti merugikan perusahaan puluhan milyar dalam 
kasus Globalcom, E1 DIVRE V dan PKS dengan Gaharu (catatan: dulu pernah
diberitakan perusahaan ini milik Nyonya Agum Gumelar yang berkongsi
dengan pengusaha keturunan Cina).
 
Setelah menjalani rangkaian pemeriksaan yang berbulan bulan kini 
manajemen membebaskan  mereka dari segala tuntutan hukum. Dapatkah 
dibayangkan apa reaksi masyarakat jika mengetahui  manajemen 
membebaskan karyawan yang menyebabkan kerugian puluhan milyar rupiah 
bagi keuangan negara?
 
Di saat pemerintahan baru sedang gencar gencarnya memberantas korupsi, 
justru manajemen Telkom membebaskan karyawannya yang telah menyebabkan 
kerugian negara. Memang dibandingkan dengan angka keuntungan yang 
diperoleh  angka tersebut sangat kecil. Tetapi bukankah berapa besar 
nominal angka harus tetap dipertangggungjawabkan kepada negara?
Jika mereka bebas, lalu bagaimana dengan sistem pengawasan dan 
operasional yang ada? Lalu siapa yang akan menanggung kerugian tersebut?
 
Perlu kiranya diketahui, sejak kasus ini merebak, manajemen Telkom 
tidak pernah melibatkan auditor independen untuk memeriksa kasus ini.
Bahkan disaat mereka telah terbukti merugikan perusahaan, manajemen  
tidak segera melaporkan kepada pihak yang berwajib, padahal total 
jumlah kerugian yang terjadi amat sangat signifikan. Angka tersebut 
hampir mendekati dua kali kerugian negara dalam kasus Bulog!
Anehnya, kenapa tak satupun pihak dari Global.com maupun PT Gaharu yang
diperiksa  atau dijadikan saksi untuk kasus ini?
 
Apakah karena pemilik kedua perusahaan tersebut adalah orang-orang besar?
David Simbar dan Titus Soemadi adalah konglomerat yang tidak 
pernah tersentuh hukum . Bahkan hingga detik ini,  Telkom masih 
menjalin kerjasama dengan perusahaan tersebut dimana sudah terbukti 
merugikan perusahaan dengan angka yg tidak sedikit.
 
Satu hal yang juga sangat ironis, dimana terbukti dalam dakwaan bahwa 
kerugian puluhan milyar rupiah tersebut berada di Wilayah Divre V 
tetapi manajemen Telkom tidak pernah memanggil Kadivre V Bapak 
Kiskenda selaku pimpinan tertinggi di wilayah tersebut.
 
Bukankah sudah selayaknya beliau pun harus bertanggung jawab sebagai 
pimpinan wilayah? Tetapi tidak sekalipun beliau dipanggil untuk 
diperiksa. Hal tersebut bukti lemahnya pengawasan manajemen direksi 
dan beliau sebagai Kadivre  tidak mampu mengantisipasi dan meminimalisasi 
kerugian 
negara.
 
Ironisnya saat ini yang bersangkutan justru dipersiapkan  untuk menduduki 
jabatan 
direksi di dalam manajemen mendatang. Rupanya jajaran direksi dan 
pimpinan divisi di Telkom bebas dari hukum.
 
Sebagai informasi tambahan, pada tahun 2002 diketahui bahwa  DIROPSAR 
pada waktu itu Bpk. Komarudin memberikan  sebanyak 16 E1 tanpa ada 
kontrak apapun,  yang sudah berjalan lebih dari 1 tahun. Tahukah Anda 
berapa besar kerugian negara atas tindakan yg dilakukan oleh Pak 
Komarudin? Harga sewa E1/bulan masa itu berkisar diangka  $ 27.000.
Bisa dihitung sendiri $ 27.000 x 12 x 16 .
 
Dan tindakan tersebut bukan yang pertama kali. Karena di tahun 2000, 
Global.com  pernah mendapatkan fasilitas yang sama dari  DirPrantek yang 
dijabat 
oleh Bpk Kristiono yang diberikan  melalui DIVNET 12 E1 tanpa PKS.
Direksi berulang kali memberi contoh yang buruk kepada karyawan dan 
tidak pernah ada sanksi. Berbagai privillege diberikan kepada Global.com dan 
Gaharu karena 
pemiliknya sangat dekat dengan Direksi, sehingga jika kelak semua pihak
yang terkait diputus bebas bisa  memakluminya, karena sesungguhnya kasus ini 
melibatkan banyak pihak penting yang terkait bukan sekadar karyawan kelas bawah 
saja tetapi
ini merupakan kolusi dan konspirasi dari Direksi dengan para konglomerat 
yang tidak bisa terjamah hukum.
 
Harapan saya satu-satunya adalah, bersediakah Anda mempelajari kasus 
ini dan membukanya di media massa? Silakan Anda mencari Ibu Judith. 
Konon terdengar dia menerima upeti milyaran dalam upaya membebaskan 
karyawan tersebut. Walau kami mengetahui proses yang terjadi tetapi 
sebagai karyawan Telkom, kami tidak diperkenankan membuka rahasia 
perusahaan. Hanya nurani kami bertanya: "Jika mereka diputuskan bebas,
siapakah kelak yang harus menanggung kerugian negara tersebut? 
Bagaimana pertanggungjawaban manajemen terhadap masyarakat dan 
investor?
 
Jika selama ini ada kesan di masyarakat  bahwa manajemen arogan dalam 
memberikan pelayanan ke masyarakat, karena  hal tersebut pun  terjadi 
dengan para karyawan. Selama ini kami amat minim apresiasi yang 
diberikan manajemen kepada karyawan .
 
Kami hanya dituntut untuk bekerja semaksimal mungkin, tetapi jika terjadi 
masalah internal maupun dengan pihak ketiga  karyawan tidak pernah 
diberikan perlindungan hukum secara memadai. Hal tersebut  sangat 
mengganggu kami dalam bekerja selama ini. Karyawan yang kena masalah 
juga tidak mendapatkan pembelaan dari Sekar (Serikat Karyawan). Justru 
kasus demi kasus hanya menjadi ajang kepentingan politik 
golongan tertentu untuk bargaining jabatan kepada jajaran direksi. 
Jual beli dagang sapi bukan hanya terjadi di jajaran pemerintahan 
tetapi kerap terjadi juga di manajemen Telkom .
 
Dalam beberapa kasus jajaran Direksi bertindak melebihi Tuhan. Nurani 
mereka sudah hilang terbenam jauh di dasar samudra. Korupsi merajalela 
dengan pengemasan yang sempurna. Kalau dalam istilah kehutanan dikenal
'illegal logging',  maka di Telkom banyak terjadi 'Illegal E1' dan 
'Illegal Bandwidth'. Tetapi sayangnya aparat pemerintah tidak pernah dan tidak
mau mengetahui hal tersebut.
 
Seharusnya sejak Direktur Utama dipimpin oleh orang dalam Telkom 
beliau bisa menjadi penyalur aspirasi serta leader yang baik  bagi para 
karyawan. Tetapi hal yang terjadi justru sebaliknya. Kebijakan demi 
kebijakan yang dilahirkan jajaran beliau semakin tidak kondusif bagi 
karyawan .
 
Beliau memimpin dengan sangat arogan dan tidak aspiratif. Dan yang 
terburuk adalah menempatkan orang orang yang bermasalah menjadi 
pimpinan divisi/unit strategis di Telkom maupun anak anak perusahaan 
lain seperti Telkomsel dan lainnya.
 
Mega-mega proyek Telkom menjadi lahan subur korupsi. Contoh: 
pembangunan FO Sumatra. Siapa yg tidak mengetahui cacatnya project 
tersebut. Tapi tidak ada yang berani bersuara, karena agama bagi  para
pejabat Telkom adalah Pangkat!
 
Sesaat lagi posisi Komunikasi Perusahaan Bpk. Mundarwiyarso akan 
digantikan oleh Pak Bambang Triwinarko. Tetapi ada hal yang perlu 
diketahui oleh media. Sesungguhnya yang bersangkutan belum selesai 
menjalani pemeriksaan IA yg berkaitan dalam kasus VOIP Starcall.
Hal tersebut sangat mengecewakan karyawan lain. Bagaimana bisa terjadi 
karyawan yang terlibat masalah justru mendapatkan promosi jabatan?
Seharusnya kasus tersebut diselesaikan terlebih dahulu sebelum yang
bersangkutan naik pangkat menjadi jubir bagi Telkom. Bagaimana jika kelak pers 
mengetahui bahwa Jubir telkom masih menjalani proses internal di Telkom?
 
Apakah tidak ada calon lain dari 43 ribu karyawan Telkom di seluruh 
Indonesia? Atau memang ada kecenderungan dari  jajaran manajemen  untuk memilih 
orang-orang yang kerap bermasalah? Sungguh suatu cara yang sangat buruk
untuk mendapatkan promosi.
 
Mohon dimaafkan jika surat ini kesannya sangat kasar dan tidak sopan 
karena tidak ada kata lain yang bisa diuraikan tentang arogansi jajaran 
direksi Telkom. Sering terlintas di benak, sebaiknya manajemen dan 
para kroninya direvolusi dan diberi pelajaran bahkan diproses hukum 
agar melahirkan pelajaran bagi pimpinan mendatang agar tidak lagi 
sewenang-wenang dalam membuat kebijakan serta bisa menghargai 
karyawannya.
 
Sekali lagi dari luBuk hati yang terdalam, saya amat berterimakasih 
jika Anda  bersedia melakukan investigasi karena kelak hasilnya akan 
sangat luar biasa! Kasus yang terjadi di Telkom akan melebihi kasus  
BulogGate ataupun Adrian Woworuntu dengan BNI 1946.

Wassalam
 
SW

email: hatinurani@xxxxxxxxxxx
Catatan: isi surat sudah diracik ulang seperlunya.


Ungkapkan opini Anda di: http://mediacare.blogspot.com
                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Yahoo! Search presents - Jib Jab's 'Second Term'

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Istri muda Dirut TELKOM meraup upeti milyaran rupiah?