** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/7/17/o1.htm Hutan Rusak, Rawan Pangan di Depan Mata MENGABAIKAN irama alam dalam proses pembangunan di Bali, dampaknya sangat fatal yakni bencana. Apakah itu bencana tanah longsor, banjir, kekeringan maupun rawan pangan. Ini harus dibayar mahal dan yang paling menderita adalah rakyat kecil. Untuk itulah perlu ada kesinambungan menjaga alam Bali dan penegakan supremasi hukum secara tegas. Melintasi jalan raya Bedugul tahun 1980-an, pemandangannya ibarat berada di daerah wisata alam di Puncak, Jawa Barat. Alam yang hijau, sejuk dengan pemandangan pegunungan, serta deretan puncak bukit dan lembah di daerah bawahnya sungguh mempesona. Tetapi apa yang kita lihat sekarang di tempat ini? Banyak vila. Hutan yang semestinya untuk reservasi air, ditebas untuk pembangunan fasilitas pariwisata. Perusakan hutan besar-besaran juga terjadi di Denpasar. Puluhan hektar hutan bakau di Jalan By-pass Ngurah Rai dibabat dan kini beralih fungsi. Tebing-tebing di daerah aliran sungai (DAS) di Kedewatan dan Payangan, Gianyar juga berubah fungsi menjadi hotel. Sungguh pemandangan yang tak sedap lagi. Kabupaten Tabanan yang dulunya menjadi trade mark lumbungnya beras di Bali, kini mulai terancam. Bupati Tabanan Adi Wiryatama di harian ini mengakui terjadi penurunan debit air di wilayahnya. Ini bisa mempengaruhi produksi beras di Tabanan. Ancaman rawan pangan sudah di depan mata. Kita tentu tidak ingin kekeringan seperti di Jawa Tengah juga terjadi di Bali. Untuk mengatasi persoalan ini bukan hanya tugas Bupati Tabanan, tetapi kita semua. Kedahsyatan banjir, angin puyuh, tanah longsor, seringkali datang menyeruak tanpa permisi, sehingga masyarakat sulit melakukan antisipasi. Jangankan untuk membawa harta benda, untuk keselamatannya pun masyarakat membutuhkan perjuangan. Selama ini kita melihat kemajuan dalam reformasi pengelolaan alam di Bali masih sangat lamban. Ini terjadi karena banyaknya oknum pejabat di Bali ''bermain'' untuk kepentingan investor pariwisata dan industri ikutannya yang haus akan lahan. Revolusi hijau yang dilaksanakan para leluhur di Bali tidak bisa disandingkan dengan konsep kapitalisme. Masyarakat Bali tidak menolak investor, tetapi investor yang bagaimana yang diperlukan Bali, itulah yang pelu dirumuskan para petinggi Bali. Jika investor lokal bisa, mengapa harus orang luar yang hanya merusak Bali? Gerakan untuk memperbaiki hutan yang rusak tak ubahnya melakukan revolusi budaya. Ujung tombaknya adalah krama Bali, baik perorangan maupun sebagai institusi, baik di pemerintahan maupun di perusahaan swasta/Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Untuk menyelamatkan air dan hutan tidak dapat dilakukan dengan gerakan seremonial ramai-ramai menanam pohon. Diperlukan gerakan yang berkesinambungan dengan melibatkan masyarakat. Artinya, masyarakat diberikan tanggung jawab dan insentif untuk memelihara pohon itu hingga tumbuh besar. Tanpa adanya insentif untuk masyarakat, potensi terbuang-buangnya dana reboisasi itu sangatlah besar dengan kegagalan tumbuhnya tanaman. Sepanjang konsep reboisasi itu tidak bisa ditetapkan dan wilayah yang hendak dihijaukan tidak diumumkan secara terbuka, maka sangat mungkin akan terjadi penyelewengan. Belum lagi kita bicara siapa pihak yang akan melaksanakan dan siapa pula yang akan mengawasinya. Sebab, reboisasi itu bukan hanya urusan menanam, tetapi apa jenis tanamannya dan bagaimana merawatnya. Melalui roboisasi hutan ini, diharapkan curahan hujan yang turun dapat ditahan sehingga curah hujan tidak seluruhnya mengalir lepas menuju sungai dan menggerus lahan, tetapi dapat tersimpan ke dalam tanah menjadi cadangan air. Dari sebagian curah hujan yang tersimpan di dalam tanah ini nantinya air akan keluar melalui mata air. Dengan demikian dapat mengeliminasi masalah kekeringan. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Yahoo! Groups gets a make over. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/XISQkA/lOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **