[nasional_list] [ppiindia] Hassan Wirajuda: Kenapa Mesti Ribut

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 2 Feb 2006 22:33:15 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.gatra.com/artikel.php?id=91959


Hassan Wirajuda: Kenapa Mesti Ribut




CUKUP mengejutkan ketika tersiar kabar bahwa Presiden Timor Leste, Xanana 
Gusmão, membawa ''luka lama'' ke Dewan Keamanan PBB. Sebab, selama ini, 
hubungan dua kepala negara itu tampak mesra. Terakhir, Desember 2005, Xanana 
hadir pada acara peringatan setahun tsunami. Kabarnya, ketika bertemu Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Xanana mengemukakan akan melaporkan rapor merah 
Indonesia selama menguasai Timor Leste.

Lalu, bagaimana sebenarnya hubungan Indonesia-Timor Leste yang mengalami 
pasang-surut ini? Wartawan Gatra Bernadetta Febriana dan pewarta foto Jongki 
Handianto, Jumat pekan lalu, mewawancarai Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda. 
Petikannya:

Kalau memang sudah ada pemberitahuan Xanana sebelumnya, mengapa Presiden SBY 
sepertinya tidak nyaman dengan laporan ke PBB itu?
Mungkin bukan unhappy, ya. Melainkan beliau tanggap terhadap berbagai pendapat 
dan respons dari beberapa kalangan. Karena itu, bisa jadi, pertemuan yang 
diusulkan Xanana dilihatnya belum tepat bila dilakukan saat ini.

Jadi, pertemuan itu permintaan resmi dari Xanana setelah melapor ke PBB?
Ya, memang ada permintaan itu.

Alasannya?
Untuk menyampaikan laporan resmi. Tapi, kalau memang ada keperluan itu, ya, 
sampaikan saja lewat jalur diplomatik. Dan Presiden Xanana melihat urgensinya 
ke Jakarta, termasuk pertemuan dengan Presiden SBY adalah untuk menjelaskan 
kepada publik kita karena ada sedikit kesimpangsiuran. Dari segi itu, kita lagi 
mencarikan waktu yang tepat.

Sebenarnya bagaimana sikap resmi pemerintah. Menolak, keberatan, atau bagaimana?
Tidak perlu menolak atau merasa keberatan karena itu kan laporan dari temuan 
sepihak. Kita tidak pernah ditanyai oleh mereka. Sebenarnya, yang lebih 
penting, apa yang disampaikan Pemerintah Timor Leste, tindak lanjut 
rekomendasinya, tidak serta-merta akan diikuti oleh Pemerintah Timor Leste. 
Apalagi, mereka mengandalkan pada proses KKP (Komisi Kebenaran dan 
Persahabatan) yang sudah berjalan. Dengan kata lain, kenapa kita mesti ribut?

Guliran laporan ini akan sampai ke mana saja?
Selain ke Sekjen PBB, juga ke Dewan Keamanan. Dan dari bahasan yang dilakukan 
Dewan Keamanan (DK) PBB, memang ada reaksi, tetapi tidak ada yang berbicara 
mengenai perlunya dibawa ke International Tribunal.

Adakah kemungkinan Sekjen PBB membentuk lagi suatu komisi untuk menindaklanjuti 
laporan komisi ini, seperti dulu ia membentuk Commission of Experts (CoE)?
Oh, tidak! Sekarang saja urusan CoE belum tuntas. Dulu, laporan CoE oleh sekjen 
dikirim ke DK PBB tanpa sekjen memberikan assessment terlebih dahulu. CoE kan 
dibentuk oleh sekjen, sehingga harus memberi laporan kepada sekjen. Makanya, 
oleh pihak DK PBB dikembalikan lagi, karena mereka meminta assessment sekjen. 
Sampai sekarang belum dibuat tuh.

Akhir-akhir ini, ada beberapa peristiwa yang melibatkan Indonesia-Timor Leste, 
seperti penembakan tiga WNI dan laporan CAVR ini, yang semuanya sudah sampai di 
PBB. Posisi Indonesia sepertinya tidak diuntungkan oleh keduanya.
Nanti dulu. Harus dibedakan antara insiden dan kebijakan. Kalau penembakan tiga 
WNI itu insiden, bukan kebijakan Pemerintah Timor Leste. Kita sesalkan dan 
minta penyelidikan. Itu cara terbaik menyelesaikan masalah. Kalaupun dibawa ke 
New York, semua juga tahu bahwa yang menembak bukan pihak Indonesia.

Setiap menjelang batas waktu tim PBB harus meninggalkan Timor Leste, selalu 
saja ada ''keributan''. Apakah itu upaya Timor Leste untuk mempertahankan tim 
PBB?
Mandat UNOTIL memang akan berakhir. Tidak bermaksud menuduh, tapi dulu pola itu 
ada. Dalam kasus yang terakhir ini (penembakan), kan memang kemungkinan ada WNI 
yang melintas perbatasan. Namun itu bukan berarti diatur seperti itu. Kita 
tidak bisa menyalahkan PBB.

Banyak pihak meminta Indonesia lebih tegas lagi diplomasinya terkait dengan 
Timor Leste. Sebenarnya sudah seperti apa diplomasi kita itu?
Dalam kasus Timor Leste, persoalan besar yang kita bersama hadapi adalah 
bagaimana menyelesaikan beban sejarah. Singkatnya, tuduhan pelanggaran HAM yang 
terjadi menjelang dan sesudah jajak pendapat. Kita berpotensi disudutkan. Maka 
dari itu, caranya adalah dengan baik-baik menyepakati bagaimana menyelesaikan 
masalah tersebut. Ya itu tadi, dibentuk KKP. Itu upaya diplomasi, bukan dengan 
mencak-mencak lalu berhasil. Bagi kita, ini lebih baik karena terhindar dari 
dibawanya masalah tersebut ke International Tribunal. Ini diplomasi. Iya, kan?

Ihwal pelaporan ini, ada yang mengatakan, Xanana menusuk dari belakang.
Itulah, karena banyak yang tidak tahu. Xanana tulus orangnya. Karena kita 
sama-sama tahu perbedaan antara insiden dan kebijakan. Kalau ngawur menghadapi 
masalah ini, agenda besar yang sedang kita hadapi bersama bisa hancur semua.

[Laporan Khusus, Gatra Nomor 12 Beredar Senin, 23 Januari 2005] 



[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Hassan Wirajuda: Kenapa Mesti Ribut