[nasional_list] [ppiindia] Golkar Kecam Tim Yudhoyono

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 25 Feb 2005 01:06:58 +0100

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0408/05/Politikhukum/1190766.htm


Kamis, 05 Agustus 2004

Golkar Kecam Tim Yudhoyono

Jakarta, Kompas - Ancaman perpecahan di tubuh DPP Partai Golkar makin 
mengkhawatirkan sebagian pengurus. Berbeda dengan sikap Ketua Umum Golkar 
Akbar Tandjung yang sibuk melakukan lobi-lobi ke kubu calon presiden 
Megawati, sebagian pengurus justru melakukan lobi dengan kubu Yudhoyono. 
Sementara Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar justru meminta 
Golkar bersikap netral saja.

Ketua DPP Partai Golkar Mahadi Sinambela dan anggota DPR dari Partai Golkar, 
Ade Komarudin, kemarin menyayangkan sikap beberapa fungsionaris Partai 
Golkar yang melakukan pertemuan dengan Tim Khusus dari kubu Yudhoyono, 
Selasa lalu di Jakarta.

Malah Ade Komaruddin mengecam pernyataan Suko Sudarso dari Tim Khusus 
Yudhoyono yang mengatakan merasa diuntungkan dengan tidak bersatunya Partai 
Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). "Pernyataan itu 
mendegradasikan partai politik menjadi kembali di bawah genggaman negara. 
Cara-cara itu ciri permainan di 1970-an, zaman Orde Baru," ucap Ade.

Namun, Ade yakin, Partai Golkar tidak akan bisa dipecah belah dengan 
cara-cara seperti itu. "Saya juga berharap partai lain jangan mudah 
terinfiltrasi orang luar," katanya.

Mahadi Sinambela yakin Partai Golkar tidak akan pecah karena yang sekarang 
terjadi hanya merupakan perbedaan pendapat. Langkah politik partai sendiri 
tentang ke mana arah koalisi belum ditentukan.
Namun, dia juga menyesalkan dengan sebagian rekannya di DPP yang mendahului 
partai mengambil langkah politik sendiri-sendiri dan terkesan tidak 
konsekuen. "Kalau kemarin dukung Pak Wiranto, harus dukung terus. Jangan 
pagi-pagi sudah lari ke SBY. Kalau saya dari dulu dukung Pak Akbar," kata 
Mahadi.

Seperti diwartakan, Selasa (3/8) lalu di Hotel Regent telah terjadi 
pertemuan Tim Khusus Yudhoyono, Suko Sudarso, dengan fungsionaris Partai 
Golkar, Fahmi Idris, dan kader PDI-P Meilono Soewondo dan Julius Usman. 
Seusai acara, Suko menyatakan pertemuan itu menguntungkan SBY karena 
membuktikan bahwa Partai Golkar dan PDI-P tidak satu.
Pertemuan itu dalam rapat Selasa malam menjadi topik khusus yang dibahas 
dalam Rapat Pengurus Harian Partai Golkar. Pasalnya, pertemuan itu dilakukan 
diam-diam tanpa sepengetahuan Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung.
Dalam rapat itu, Fahmi dan Marzuki Darusman yang banyak terlibat pertemuan 
Regent sempat juga menjelaskan kepada rapat. Akhirnya, rapat memutuskan jika 
ada pertemuan selanjutnya, diharapkan bisa memberitahukan partai.
Di tempat terpisah, Marzuki Darusman meminta agar Partai Golkar mengambil 
sikap netral sebelum pemilu, 20 September 2004. Menurut Marzuki pilihan 
berkoalisi lebih baik ditetapkan setelah pemilu dan telah diketahui siapa 
pemenangnya.
Menurut Marzuki yang belakangan ini kerap merapat ke kubu Yudhoyono-Kalla, 
koalisi dapat dilakukan Partai Golkar karena besarnya kekuatan di parlemen. 
"Dengan kekuatan besar di parlemen, daya tawar Golkar kepada pemenang pemilu 
akan lebih besar," ujarnya menanggapi manuver Akbar Tandjung yang "merapat" 
ke kubu Megawati.

Balitbang usul netral

Sementara itu, sumber Kompas menyatakan, mengingat adanya kemungkinan 
perpecahan partai, Badan Litbang Partai Golkar mengusulkan agar DPP Partai 
Golkar menyerahkan sepenuhnya pilihan kepada hati nurani rakyat dan 
mendukung siapa pun calon presiden yang terpilih secara konstitusional.

Rekomendasi itu sudah diserahkan beberapa hari lalu, ditandatangani Kepala 
Balitbang Golkar Prof Soleh Solahuddin. Saat dikonfirmasi, Soleh membenarkan 
rekomendasi itu, tetapi menolak mengungkap substansi rekomendasi. "Itu 
konsumsi internal. Tugas kami menyampaikan ke DPP dan lingkungan Golkar," 
katanya.
Namun, Soleh memberi garis besar hasil diskusi. "Intinya, kami lebih 
mementingkan keutuhan Golkar daripada kepentingan jangka pendek atau 
terlampau pragmatis. Hati-hati menentukan sikap," paparnya.

Kalla minta tolak Mega
Sementara itu, walaupun kini menjadi calon wakil presiden dari Partai 
Demokrat, Jusuf Kalla meminta Partai Golkar-di mana dirinya menjadi 
fungsionaris-tetap konsisten dengan menolak pencalonan Megawati yang telah 
dinilai gagal. Konsistensi sikap itu perlu demi kepastian dan menghindari 
kebingungan massa di bawah.

"Politik memang politik, tetapi konsistensi sikap harus tetap dijaga. Kita 
ingat selama satu tahun terakhir ini Partai Golkar mengkritik Presiden Mega 
yang dinilai tidak pantas dan gagal. Kami berharap konsistensi sikap itu 
dipertahankan dalam pemilu putaran kedua," ujar Kalla, Rabu (4/8).

Sementara itu, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 
Ikrar Nusa Bakti mengatakan, pecahnya Partai Golkar dalam pemilihan presiden 
2004 menunjukkan betapa lemahnya sistem kepartaian di Indonesia. " Partai 
Golkar sudah terjangkiti penyakit partai politik masa orde baru dan itu 
menunjukkan ternyata Golkar juga belum bisa berdemokrasi meski merupakan 
partai yang paling modern di Indonesia. Ini mirip PPP dan PDI-P yang di 
dalamnya selalu muncul intrik-intrik politik," kata Ikrar di Jakarta, 
kemarin.

Menurut Ikrar, semboyan yang dipegang politisi Indonesia memang berbeda 
dengan politisi di Amerika Serikat. "Saya selalu mengutip kalimat yang saya 
balik dari semboyan di Amerika yang mengatakan ketika loyalitas seseorang 
terhadap negara muncul, loyalitas kepada partai akan berakhir. Kalau di 
Indonesia lain, ketika kepentingan pribadi muncul, loyalitas kepada partai 
akan berakhir. Itu menunjukkan karakter politisi kita," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Lembaga Kajian Demokrasi Suko Waluyo mengatakan, 
dalam pemilu presiden dan wakil presiden semua partai politik terpecah 
dukungannya. Karena itu, tidak perlu disikapi dengan kaget jika beberapa 
politisi pendukung Megawati hijrah menjadi mendukung Yudhoyono. "Tidak ada 
yang perlu dikhawatirkan karena memang semua partai politik terpecah," 
ujarnya.(SIE/INU/sut)
Search :







Berita Lainnya :
·Golkar Kecam Tim Yudhoyono
·Saya Tidak Punya Kewenangan Intervensi
·KPU Akui Salah dalam Entri Data TI
·Marzuki Darusman dan Kawan-kawan Harapkan Figur Perubahan
·KPU Tidak Ingin Langgar UU
·Kader PPP Harusnya Taat pada Putusan Partai
·Terus Digodok Bentuk Penajaman Visi-Misi
·Kalla Akui Dana "Fiktif" Kampanye Hanya Rp 600 Juta
·Presiden Megawati Tegaskan Tidak Akan Belenggu Pers
·Pilkada Harus Buka Calon Independen
·Pemeriksaan Kekayaan Capres Selesai Agustus
·KPK+Jaksa+Polisi= Mampukah Berantas Korupsi?
·Baru 0,01 Persen Anggota Legislatif Laporkan Kekayaan 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: