[nasional_list] [ppiindia] Fw: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tahun 2006 akan dipenuhi oleh Pejabat yg ' Korup ' !

  • From: Carla Annamarie <Carla.Annamarie@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: 08-Feb-2006 10:35:55 ZE7

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

----- Forwarded by Carla Annamarie/PRUIDN/IDN/Prudential on 02/08/2006
10:39 AM -----
                                                                           
             duh gusti                                                     
             <duhgusti_1@yahoo                                             
             .com>                                                      To 
             Sent by:                  pesantren@xxxxxxxxxxxxxxx,          
             Forum-Pembaca-Kom         Forum-Pembaca-Kompas@xxxxxxxxxxxxxx 
             pas@xxxxxxxxxxxxx         m,                                  
             om                        partai-keadilan-sejahtera@yahoogrou 
                                       ps.com,                             
                                       indonesia_damai@xxxxxxxxxxxxxxx     
             02/08/2006 02:05                                           cc 
             AM                                                            
                                                                   Subject 
                                       [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tahun 2006   
             Please respond to         akan dipenuhi oleh Pejabat yg '     
             Forum-Pembaca-Kom         Korup ' !                           
             pas@xxxxxxxxxxxxx                                             
                    om                                                     
                                                                           
                                                                           
                                                                           
                                                                           








  Para Tersangka dan ' Calon Tersangka ' Kasus   Korupsi : " Haruslah
Berjiwa Besar "
      Sebagai dukungan   moral bagi nasib Said Agil Munawar.
      Oleh :  R.M. Sedan Mangku Lelakon



      Kalau bangsa ini mau   jujur, maka mungkin hanya beberapa gelintir
saja pejabat atau mantan pejabat   pada preode pemerintahan yang lalu
benar- benar bersih dari kasus-kasus korupsi.   Kalau toh ada yang
digolongkan bersih dari pratek-pratek korupsi ataupun KKN,   hanyalah sikap
dari idiealisme diri menghadapi lingkungan yang memang sangat   korup.
Sikap dan idealisme yang tidak mungkin bersih dari keterkukungan budaya
yang  korup.

      Hal ini, juga   berlaku dengan tokoh-tokoh masyarakat yang melingkupi
ruang gerak pemerintah   saat itu, atau siapapun juga yang mencoba masuk
dalam gerak laju pemerintah   tersebut. Mereka menjadi sangat tak berdaya
dengan apa yang dulu pernah menjadi   idealisme dan sikap hidupnya.

      Diakui atau tidak,   korupsi saat itu telah menjadi bagian dari gerak
langkah pemerintah pada masa   lalu. Korupsi adalah kenyataan yang tidak
bisa ditutupi dan dibohongi. Bahkan   ada semacam pameo : " Siapapun juga
yang tidak bisa bekerjasama dengan prilaku   yang korup, maka
bersiap-siaplah terjungkal atau terpental dari lingkaran   mereka. "

      Betapa hebatnya   budaya korupsi saat itu, bahkan dari pemerintah
Habiebie sampai Megawati-pun tak   bisa berbuat apa-apa mengatasi keadaan
ini. Malah sejarah telah membuktikan,   bahwa pemerintahan saat itu, mau
tidak mau atau suka tidak suka malah harus   berkubang dengan budaya
tersebut.


        Mulyana W Kesuma :   Merupakan contoh korban dari sejarah yang
kelam !

      Masih ingat Mulyana   W Kesuma, (ketua KPU itu), beliau sudah tidak
mampu mengendalikan kewaspadaan   diri akibat telah terperangkap masuk ke
dalam banyak kebobrokan moral yang ada.   Siapa yang tidak tahu Mualyana W
Kusuma itu, salah satu tokoh reformasi yang   merupakan bagian dari
keinginan menegakkan keadilan dan tekadnya menghabisi   korupsi.

      Namun apa yang   terjadi dengan Mulyana, tertangkap basah melakukan
suap-menyuap yang merupakan   bagian dari korupsi itu sendiri. Dan
Mulyanapun tinggal menunggu keadilan yang   dulu ingin ditegakkan itu.
Mulyana memang telah terbukti melakukan suap, dan   saat itu pula kasus
korupsi yang terjadi di dalam menjadi terbongkar satu per   satu. Mulyana
memang harus berjiwa besar menjalani hidup di penjara.

      Sekilas, tampak   mulyana telah berubah tentang apa yang dulu telah
menjadi idealismenya. Namun   kalau kita jeli, mulyana sebenarnya hanyalah
korban dari sejarah yang kelam.   Sebab siapapun juga, tokoh reformis,
kalau tidak mempunyai kemampuan menejemen   yang handal dan memberanikan
melibatkan diri dengan arus pemerintah saat itu,   maka dapat dipastikan
akan tertelan dengan budaya tersebut.

      Ini bisa dipahami,   bahwa budaya korupsi saat itu bagai sebuah
kenyataan umum yang tidak bisa   dicegah atau dihentikan oleh siapapun
juga. Suap-menyuap dan korupsi seakan   telah menjadi bagian dari proyek
yang ada di pemerintahan. Sehingga pemahaman   yag terjadi saat itu adalah
ada proyek maka harus ada pembagian rejeki oleh   semua pihak yang
terlibat, termasuk badan keuangan yang membiayai dan menerima   laporannya.
Saat itu, ini bukanlah rahasia umum, malah menjadi keharusan umum.

      Nah di sinilah,   mulyana tampaknya tak bisa berkutik dengan
kenyataan yang terjadi pada tanggung   jawabnya. Kemudian mulyanapun
terjebak dan berkubang masuk di dalamnya. Sungguh   bagai sebuah nasib
memang, mulyanapun tidak menyadari akan ada perubahan politik   yang akan
terjadi, maka terbongkarlah kasusnya. Ini akan menjadi lain jika tidak
ada kemauan politik yang terjadi, maka dapat dipastikan mulyanapun akan
selemat   seperti yang sudah-sudah.


        Pemerintahan yang   lalu sangat sulit terhindar dari kasus korupsi
!

      Sudah tidak bisa   dipungkiri lagi budaya korupsi yang sudah
sedemikian hebat terjadi pada bangsa   ini. Dengan demikian, kalau memang
ada kemauan merubah keadaan budaya itu, maka   tidak ada jalan lain,
kecuali harus banyak menelan korban sebagai tonggak   sejarah berakhirnya
budaya korupsi. Ini harus dilakukan kalau masih ada tekad   untuk itu.

      Sebab kalau kita mau   jujur dan mengunakan nurani, maka tidak ada
yang bisa disalahkan dengan orang   yang telah terseret dengan arus
tersebut. Mereka seakan menjalankan kewajibannya   sebagai tuntutan atas
apa yang telah menjadi kebiasaan dan 'kebudayaan'. Hal   ini, tidak bisa
dibayangkan jika orang tersebut mencoba melawan arus yang ada.   Maka,
dapat di pastikan merekapun akan menuai masalah dalam kepemimpinannya.
Atau, paling tidak, akan teronronglah kedudukannya. Malah, tidak menutup
kemungkinan akan di copot dengan alasan tidak mampu memeneg instansinya.

      Jadi, menjadi   wajarlah jika mereka melakukan apa yang memang
sebaiknya dilakukan. Sebagaimana   seorang pemimpin yang mencoba mengelola
' aspirasi ' yang ada di bawah dan di   atasnya. Sehingga menjadi bisa
dipahamilah, jika menjadi mencair dengan budaya   yang ada dan sedang
berlaku. Sebuah kenyataan yang sulit namun begitulah   realitas budaya
(korupsi) yang terjadi.

      Sehingga kalau kita   mau jujur dengan mata hati kita, maka seakan
tidak ada tempat untuk sembunyi   bagi mantan pejabat yang lalu. Sehingga
merekapun menunggu waktu untuk   terbongkar kasusnya tentang masalah ini.
Merekapun was-was dan kawatir jika   ternyata ada yang bisa memberi bukti
atas apa yang pernah mereka lakukan. Dan   hanya para mantan pejabat yang
beruntung saja yang bisa terhindar dengan masalah   ini. Namun yang jelas
nasib mereka hanya menunggu pembuktian dan kondisi politik   yang bisa
menyelamatkannya.



        Sudah saatnya   mempunyai jiwa besar untuk menjadi tersangka dan '
calon tersangka ' kasus   Korupsi.

      Kalau kita punya   keinginan yang kuat untuk mengakhiri budaya
korupsi bangsa ini, maka tidak ada   jalan lain bagi para mantan pejabat,
tokoh-tokoh politik, dan tokoh-tokoh   masyarakat yang lalu pernah terkait,
harus berjiwa besar menunggu gilirannya   menjadi calon tersangka dalam
kasus tersebut.

      Tak ketinggalan   pula, Said agil Munawar harus berjiwa besar
menerima resiko politik atas apa   yang dulu di embannya. Bisa saja beliau
sekeras mungkin untuk bisa lolos dari   kasus yang menimpanya. Namun beliau
harus mampu memberi alibi yang masuk akal   dan bisa diterima. Ini jangan
sampai menjadi preseden buruk dalam membangun   budaya bangsa yang bebas
dari korupsi. Walaupun tampaknya ini menjadi sulit dan   harus di terima
dengan jiwa besar sebagai resiko politik demi alasan perbaikan   bangsa.

      Sebab sudah saatnya,   untuk meninggalkan usaha selamat-menyelamatkan
dan melindungi, ketika instansi   yang ada sudah syarat dengan berbagai
tindak korupsi. Serta berbagai bukti sudah   begitu mencolok di depan mata.

      Dan genderang perang   dengan budaya korupsipun akan terus bergerak
dan mencari 'korban'. Dan siapapun   yang dulu pernah bersinggungan dengan
dinamika roda-roda pemerintah menunggu   giliran untuk menjadi calon
tersangka baru, siapapun juga yang dulu pernah   menjabat dan menjadi tokoh
apapun juga yang pernah ada di dalamnya. Mereka   nampaknya menunggu waktu,
menanti saatnya tiba.


        Kasus Korupsi jangan   hanya dilihat salah dan benarnya, namun
keinginan yang elegan untuk memperbaiki   budaya bangsa.

      Sudah menjadi   saatnyalah pula, untuk melihat mereka bukan dari
bagian dari usaha membangun   budaya yang korup, namun bagian dari darma
bakti mereka mengemban tugas negara   sebagai anak bangsa, tentu saja
dengan resiko apapun yang harus diterima kelak.   Sebuah resiko yang harus
diterima dari keadaan dimana mereka mengemban pada   keadaan yang memang
cukup mengkawatirkan. Mengkawatirkan di tengah budaya   keserakahan yang
belum bisa diruntuhkan.

      Tidak ada jalan lain   untuk bisa mengemban tugas negara dengan baik,
di tengah-tengah budaya yang   tidak menguntungkan. Sebuah budaya yang
mengharuskan mereka kompromi dan   melakukan toleransi. Sebuah budaya yang
seakan tidak memberi tempat untuk   idealisme dan keutamaan hidup mereka.

      Namun di lain pihak   bangsa ini juga tidak bisa terus menerus
berkubang dengan budaya yang pantas   segera ditinggalkan. Sehingga, tidak
ada jalan lain kecuali untuk tidak mencari   salah dan benar dengan kasus
ini. Namun, sebagai jalan untuk segera merubah   keadaan bangsa yang sudah
sangat terpuruk ini. Dan buktipun seakan menjadi   bahasa untuk menciptakan
tonggak sejarah baru bagi bangsa indonesia. Selanjutnya   tersangka dan
'calon tersangkapun' sudah sepantasnya di gunakan sebagai bahasa
mangakhiri budaya yang sudah penuh dengan keserakahan. Dan merekapun harus
rela   menjadi korban sejarah yang kelam.

      Mudah-mudahan dengan   ini, budaya korupsi sudah dan akan menjadi
bahasa masa lalu bangsa kita. Tidak   ada jeleknya pula, untuk menganggap
mereka menjadi 'pahlawan anti korupsi' yang   telah menjadi korban budaya
yang telah memerosokannya.

      Mudah-mudahan mereka   tetap tabah dan berjiwa besar !



      Jumat, 7 Oktober   2005

    Selengkapnya :   http://www.duhgusti.com/jiwa-korupsi.htm
      Topik Lain     :     http://www.duhgusti.com/topik-sospol.htm

                ***  Topik Thn. 2005  ? ***
              ***             Saatnya Anda     Peduli dengan     Lingkungan
Anda !     ***
       ***     Waspadai   Sumber Keonaran & Kericuhan   di Lingkungan Anda
! ***


---------------------------------
Brings words and photos together (easily) with
 PhotoMail  - it's free and works with Yahoo! Mail.

[Non-text portions of this message have been removed]





--------------------------------------------------------------------
Pojok Milis FPK:
1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS.
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM).
3.Moderator berhak mengedit/menolak e-mail sebelum diteruskan ke anggota.
4.Kontak Moderator e-mail: agushamonangan@xxxxxxxxxxx
5.Join milis FPK e-mail: Forum-Pembaca-Kompas-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

KOMPAS LINTAS GENERASI
--------------------------------------------------------------------


Yahoo! Groups Links








***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Fw: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tahun 2006 akan dipenuhi oleh Pejabat yg ' Korup ' !