[nasional_list] [ppiindia] Dirut Pertamina Ancam Mundur

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 13 Feb 2006 09:59:24 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REFLEKSI: Apakah dengan mundurnya 
direktur utama Widya Purnama akan lebih merugikan sapi perahan bernama 
Pertamina?

RIAU POS


      Dirut Pertamina Ancam Mundur        



      Senin, 13 Pebruari 2006  
      JAKARTA (RP)-Perebutan rezeki menjadi operator Blok Cepu antara Pertamina 
dan ExxonMobile memasuki babak baru. Dirut Pertamina Widya Purnama mengancam 
mundur bila Blok Cepu sampai jatuh ke tangan Exxon Mobil. Persoalan ruwet itu 
kini menjadi beban yang harus digendong Menteri Koordinator Perekonomian 
Boediono. 

      Siapakah yang berhak menjadi operator dalam pengerjaan proyek yang 
terletak di perbatasan Cepu (Jateng) dan Bojonegoro (Jatim) itu? Lagi-lagi, 
Pertamina dan ExxonMobil sama-sama ngotot. Melihat besarnya cadangan minyak 
yang tersimpan dalam Blok Cepu, wajarlah apabila banyak yang ingin. 
Estimasinya, sebanyak 150 ribu barel minyak mentah per hari, bisa dihasilkan 
Blok Cepu. Atau setara dengan Rp2 triliun. 

      Guna menentukan siapakah yang berhak menjadi operator, pemerintah melalui 
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro membentuk 
komite khusus. Komite ini beranggotakan wakil dari Pertamina, ExxonMobil dan 
BUMD. Nampaknya, komite yang dibentuk lebih condong ke ExxonMobil. Walhasil, 
peluang ExxonMobil untuk berkuasa di Blok Cepu terbuka lebar. 

      Melihat perkembangan itu, Dirut Pertamina Widya Purnama mulai panik. Di 
depan anggota Komisi VII DPR-membidangi energi, dia sempat curhat. Apabila 
Pertamina gagal menjadi operator ExxonMobil, Widya berencana mengakhiri 
kariernya di Pertamina. 

      Mendengar niat tersebut, Wakil Ketua Komisi VII Ahmad Farial, tidak 
percaya begitu saja. Dia bahkan menilainya sebagai pepesan kosong. Karena, 
bukan kali ini saja, bekas Dirut Indosat itu bicara soal rencana mundur. 

      "Yang, logis-logis sajalah. Karena yang menentukan kan pemerintah. 
Sebagai bagian dari pemerintah, seharusnya dirut Pertamina ngikuti sajalah. 
Kalau nanti bener-bener kalah, kami bisa tagih janji Pak Dirut Pertamina. 
Konsekuensi sebagai pemimpin dong," kata Ahmad Faria. 

      Menurut catatan anak buah Hamzah Haz itu, Widya boleh dibilang 
"langganan" bicara mundur. Ketika mengawali kariernya sebagai dirut Pertamina, 
Widya sesumbar akan mundur apabila gagal membrantas mafia minyak selama seratus 
hari pertama. Kemudian, hal yang sama dilakukan Widya dalam kasus Karaha Bodas 
Company (KBC). 

      Widya juga  berniat mundur apabila pemerintah membayar klaim KBC sebesar 
300 juta dolar AS. "Kita lihat saja, bagaimana perkembangan. Kalau gagal, 
pemimpin harus konsisten. Silakan mundur," tukasnya. Selain itu, Farial juga 
mengkritik Pertamina yang terkadang kurang fokus. Misalnya, upaya membuka 
pengeboran minyak di Libya, sebenarnya belum perlu. Sebaiknya Pertamina 
konsentrasi dalam memperjuangkan Blok Cepu. 

      "Saya heran, Pertamina mau ngebor di Libya, duitnya dari mana. Sulit bank 
berikan kredit karena kandungan minyaknya belum jelas. Lebih baik Pertamina 
konsentrasi saja di Blok Cepu," tegasnya. Menurut sumber JPNN, lemahnya tim 
negosiasi Blok Cepu sudah diduga sejak awal. Seperti diungkapkan anggota Komisi 
VII dari F-PAN Tjatur Sapto Edy yang mempertanyakan munculnya Lin Che Wei dalam 
proses negosiasinya. 

      "Sudah jelas Blok Cepu menguntungkan pemerintah, kandungan minyaknya 
bahkan sangat besar. Yang nemuin orang Indonsia, kok maunya diberikan ke asing. 
Saya malah sempat menanyakan soal Lin Che Wei. Ngerti apa soal minyak dia itu," 
ujarnya. 

      Keanehan lainnya, ucap Tjatur, tim negosiasi lebih "disetir" oleh tiga 
orang yaitu Roes Aryawijaya, Martiono, dan Lin Che Wei. Khabar yang beredar, 
keputusan tim negosiasi sangat ditentukan ketiganya. "Saya kira, posisi tim 
negosiasi Blok Cepu, sangatlah strategis. Karena merekalah yang paling tahu dan 
ikut menentukan prosesnya. Kalau salah, konsekuensinya tidak main-main bung. 
Karena menyangkut masalah bangsa dan negara," tegasnya. 

      Dalam shearing kepemilikan Blok Cepu, lanjutnya, ditentukan adanya 
komposisi saham yang aneh. Karena, Pertamina hanya kebagian jatah 45 persen 
saham, setara dengan ExxonMobil. Sisanya sebanyak 10 persen menjadi hak dua 
Pemda yaitu Cepu dan Bojonegoro 

      Akibat rebutan Blok Cepu yang tak kunjung berakhir itu justru menciptakan 
kerugian terhadap pemerintah. Karena, kapan operasional Blok Cepu dimulai, 
semakin tidak jelas. Saat ini, pemerintah memang sudah membentuk komite 
penyelesaian Blok Cepu yang beranggotan dari PT Pertamina dan PT ExxonMobil Oil 
Indonesia. 

      Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan pemerintah sudah mengajukan 
saran pada kedua pihak agar membentuk joint operation committee. Melihat 
alotnya perundingan soal operator Blok Cepu, kemungkinan bakal memerlukan waktu 
lama. 

      Saat ini, ExxonMobil tetap bersikkuh bahwa operator di ladang minyak 
Cepu, haknya sampai 2010. Sementara Pertamina menginginkan menjadi operator 
dibagi per lima tahun. Untuk periode pertama, Pertamina sangat menginginkannya. 
"Komite tersebut yang akan menentukan operator Blok Cepu dan menentukan besaran 
anggaran. Mereka yang putuskan karena komite merupakan institusi tertinggi," 
paparnya.

      Di kesempatan terpisah, Ketua Tim Perunding Cepu Roes Aryawijaya telah 
mengusulkan pembentukan perusahaan bersama yang akan mengelola Blok Cepu. 
Keduanya membentuk perusahaan bersama yang sahamnya dimiliki kedua pihak untuk 
mengelola Blok Cepu. 

      Kata Akhir di Tangan Presiden
      Upaya pmerintah dalam mengelola seluruh potensi migas di Blok Cepu 
sangatlah bergantung kepada Presiden. Prinsipnya hanya satu yaitu konstitusi 
yang tegas menyatakan bahwa seluruh kekayaan alam harus dimanfaatkan untuk 
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 

      Anggota Komisi VII dari F-PDIP Ramson S menyatakan keputusan akhir di 
tangan presiden. Oleh karena itu, Presiden Yudhoyono sudah waktunya untuk turun 
tangan dalam memutuskan soal Blok Cepu sehingga Blok Cepu bisa secepatnya 
dioperasikan. 

      "Karena semakin lama Blok Cepu tidak diputus, potensial loss-nya semakin 
gede. Data saya, Blok Cepu bisa hasilkan crude oil sebanyak 180 ribu barel per 
hari. Sekarang sudah mangkrak 3 bulanan. Tinggal menghitung saja, berapa 
potensial loss yang terjadi," ucapnya. 

      Namun, dia mengingatkan bahwa apapun keputusan yang ditetapkan presiden, 
memiliki risiko yang berbeda-beda. Yang paling tepat adalah tetap mengedepankan 
kepentingan rakyat. "Saat ini, kita sudah nett import crude oil. Jadi, kalau 
Blok Cepu beroperasi, banyak manfaatnya. Bisa menambah kas negara, pendapatan 
daerah dan mengurangi subsidi BBM," ucapnya. 

      Menanggapi niatan Dirut Pertamina Widya Purnama bakal mundur kalau kalah 
lagi dengan ExxonMobil, Ramson hanya tertawa. Dia menyarankan agar Widya fokus 
kepada penyelesaian Blok Cepu secara proporsional dan professional. Bukan malah 
bertingkah yang aneh-aneh. "Yah, seharusnya Pertamina tunjukkan kepiawaian 
dalam bernegosiasi. Bukan cengeng begitu dong. Lagian, kita sudah sering dengar 
beliau mau mundur kok," ucapnya. 

      Meski demikian, lanjutnya, keinginan Pertamina untuk menjadi operator 
Blok Cepu harus dihargai. Ditinjau dari persepktif single project, posisi 
Pertamina sebagai operator Blok Cepu memang menguntungkan. "Tetapi, kita lihat 
saja. Kalau memutuskan masalah memang tidak bisa dilihat dari satu sisi saja. 
Banyak faktor yang berorientasi kepada kepentingan rakyat," ungkapnya. 
(jpnn/ril)
     


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Dirut Pertamina Ancam Mundur