[nasional_list] [ppiindia] Bunuh Diri Solusi Tanpa Makna

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 1 Mar 2006 00:24:22 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.indomedia.com/bpost/032006/1/opini/opini2.htm

Bunuh Diri Solusi Tanpa Makna

Oleh: Mufti Wardani SAg MSi

Sepanjang 2005 dan awal 2006, bangsa ini diselimuti berbagai 
musibah alam yang tiada henti. Episode cerita sedih bagi bangsa ini, tidak saja 
menghilangkan banyak harapan rakyat kecil untuk bisa mendapatkan hidup yang 
lebih layak. Juga telah menghilangkan pola pikir masyarakat tentang makna 
kehidupan sesungguhnya. Akibatnya, bila seseorang tak berhasil menemukan dan 
memenuhi makna hidupnya maka hasratnya untuk hidup bermakna tidak tercapai. Ia 
mengalami semacam frustasi yang disebut frustasi eksistensial dengan keluhan 
utama menghayati hidupnya hampa dan tak bermakna. Frustasi eksistensial ini 
yang kini dirasakan banyak orang, yang bukan hanya dikarenakan berbagai musibah 
alam tetapi juga musibah olahan manusia seperti permasalahan ekonomi, sosial 
dan politik.

Ketika masyarakat mengalami frustasi eksistensial, maka tidak jarang sebagian 
mereka berpikir bahwa bunuh diri merupakan jalan keluar terbaik untuk lepas 
dari penghayatan tak bermakna itu. Maka perlu terkejut, hampir setiap hari kita 
disuguhi berita sedih tentang banyak orang yang mengakhiri hidupnya karena 
persoalan yang tidak logis dijadikan sebab untuk melakukan bunuh diri. Seperti 
putus cinta, pengangguran dan sebagainya. Bahkan ironisnya, tindakan bunuh diri 
ini tidak hanya dilakukan orang dewasa. Tidak sedikit pula anak-anak di negeri 
ini yang berani mengakhiri hidupnya, sebagai jalan pintas untuk keluar dari 
himpitan persoalan kehidupan.

Oleh karena itu, saatnya kita menyadari, bunuh diri bukan hanya persoalan diri 
yang bersangkutan. Tetapi juga persoalan kita bersama khususnya pemerintah yang 
seharusnya tidak hanya concern pada permasalahan ekonomi dan politik saja. 
Pemerintah juga harus memperhatikan perubahan tingkah laku dan pola pikir 
masyarakat yang berkaitan dengan persoalan kehidupan yang realistis.

Walaupun angka bunuh diri di negeri ini belum sebesar yang dilakukan masyarakat 
di dunia Barat, namun patut kita sesalkan. Mengapa bunuh diri di negeri ini, 
juga dilakukan anak-anak yang belum mengerti banyak tentang makna kehidupan 
sebenarnya. Inilah tragedi kemanusiaan yang dikhawatirkan lambat laun akan 
menjadi wabah nasional, sehingga akhirnya tercipta masyarakat pesimistis dalam 
setiap menghadapi persoalan kehidupan.

Dari persoalan tersebut perlu kita pahami, menemukan makna hidup adalah solusi 
yang bisa mengantisipasi tindakan bunuh diri. Tindakan mengakhiri hidup bukan 
solusi yang dapat ditoleransi oleh pandangan apa dan siapa pun. Apalagi kalau 
kita pahami dalam tradisi agama besar dunia, juga menurut keyakinan sebagian 
filusuf, kematian bukan akhir dari perjalanan hidup seseorang.

Hukum kehancuran hanya berlaku pada wujud yang berstruktur secara materi. Ruh 
bukan materi, maka ia tidak akan terkena hukum kehancuran. Konsep dan keyakinan 
hidup setelah mati, mendapat tempat yang amat kokoh dalam tradisi agama besar 
dunia. Mati bukanlah sebuah terminasi, tetapi garis transisi untuk memulai 
hidup baru di alam yang baru.

Dalam Bahasa Arab, dunia artinya kehidupan yang dekat, sekarang, dan di sini. 
Sedangkan akhirat, artinya kehidupan kelak di seberang kehidupan dunia. Dengan 
pemahaman dan keyakinan semacam ini, tentu kita tidak rela memperpanjang 
siksaan kehidupan di dunia dengan menambahkan siksaan di kehidupan akan datang. 
Sangat jelas, tindakan bunuh diri adalah haram hukumnya dalam agama khususnya 
Islam. 

Kehidupan Bermakna, Mungkinkah?

Era yang serba modern ini menawarkan tiga hal kepada manusia yaitu harapan, 
kesempatan, dan tantangan. Ia menjanjikan harapan untuk perbaikan nasib dan 
kelimpahan materi, membuka peluang luas untuk mengaktualisasi diri, dengan 
memacu diri bekerja keras sebagai tantangannya.

Kehidupan modern memang bukan kehidupan yang ringan untuk dijalani, karena 
terkadang merupakan ajang persaingan yang keras dan ketat. Mereka yang berhasil 
sebagai pemenang, akan memperoleh ganjaran kelimpahan materi dan peningkatan 
harga diri. Sedangkan pencundang akan mengalami frustasi berkepanjangan dan 
mungkin kehilangan harga diri.

Modernisasi memang memberikan harapan untuk meningkatkan prestasi dan prestise, 
dengan peluang yang setara untuk berhasil dan tidak berhasil mewujudkannya. 
Namun yang harus kita waspadai, di era modern yang cenderung menuntut pola 
pandang serba rasional ini pula sering mengabaikan hal lain yang juga sarat 
mengandung makna hidup. Seperti menyimak isi pengajian yang mengungkap 
kebenaran kebijakan, menyisihkan waktu khusus bersantai berdua istri, 
memperhatikan anak kecil asyik bermain, membiasakan shalat malam. Semuanya itu 
terabaikan, sehubungan kesibukan mencari nafkah.

Masihkah ada kehidupan bermakna dalam situasi serupa itu? Mengembangkan 
kehidupan bermakna bukan tugas yang ringan, karena pada hakikatnya sama dengan 
memenangkan perjuangan hidup. Yakni, mengubah nasib buruk menjadi baik dan 
mengubah penghayatan diri tak bermakna menjadi bermakna. Usaha ini selain 
memerlukan niat kuat dan pemahaman mendalam tentang makna hidup serta selalu 
membutuhkan dukungan lingkungan terdekat, perlu mengusai metodenya.

Antara lain: Pemahaman Diri, mengenali secara objektif kekuatan dan kelemahan 
diri sendiri baik yang merupakan potensi maupun yang teraktualisasi. Untuk 
kemudian kekuatan itu dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan kelemahan 
dihambat dan dikurangi. Bertindak Positif, menerapkan dan melaksanakan hal yang 
baik dan bermanfaat dalam prilaku dan tindakan nyata sehari-hari.

Pengakraban Hubungan, meningktkan hubungan baik dengan pribadi tertentu 
(keluarga, tetangga, teman, rekan sekerja), sehingga saling mempercayai, 
membantu dan memerlukan. Pendalaman Tri Nilai, berusaha memahami dan memenuhi 
tiga macam nilai yang dianggap merupakan sumber makna hidup. Yaitu nilai 
kreatif (kerja, karya), penghayatan (kebenaran, keindahan, kasih, iman), dan 
bersikap (menerima dan mengambil sikap yang tepat terhadap derita yang tak 
dapat dihindati lagi).

Ibadah, berusaha melaksanakan yang diperintahkan Tuhan dan mencegah diri dari 
larangan Nya. Ibadah yang khusyu sering mendatangkan perasaan tenteram, mantap, 
dan tabah, serta tak jarang pula menimbulkan perasaan seakan-akan mendapat 
bimbingan dan petunjuk Nya dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. (Hanna 
Djumhana Bastaman, 1996).

Kelima metode dalam menemukan makna kehidupan tersebut, adalah usaha yang bisa 
dilakukan untuk menimbulkan sikap optimisme bagi masyarakat dalam menghadapi 
dan menyikapi persoalan kehidupan. Menumbuhkan sikap optimisme pada anak-anak 
adalah tugas orangtua untuk memberikan pendidikan dalam keluarga, yaitu 
berusaha memberikan pengertian tentang makna hidup yang ingin digapai. Berusaha 
menghindarkan mereka dari persoalan yang dialami orangtua bermasalah, tidak 
melibatkan anak-anak dalam permasalahan keluarga, maka anak-anak dapat hidup 
normal dalam berpikir, bertindak dan mengambil keputusan.

Bagi pemerintah, saatnya merealisasi harapan masyarakat untuk mendapatkan 
kehidupan yang lebih layak, mengurangi penderitaan rakyat sesuai amanat UUD 
negara ini dengan berusaha meminimalisasi kebijakan yang dapat menambah 
penderitaan rakyat. Sekarang saatnya pemerintah harus berempati terhadap 
penderitaan rakyat, karena pemerintah hidup dari uang rakyat, maka tidaklah 
wajar apabila pemimpin di negeri ini hidup senang di atas penderitaan rakyat.

Namun perlu kita sadari, makna hidup tidak dapat diberikan oleh siapa pun. 
Tetapi harus dicari dan ditemukan sendiri. Orang lain sekadar menunjukkan 
berbagai sumber makna hidup dan hal yang mungkin berarti. Tetapi pada akhirnya 
terpulang pada orang yang ditunjuki, untuk menentukan sendiri apa yang dianggap 
dan dirasakan bermakna baginya. Hanya ada satu kata sepakat bagi kita, yaitu 
'bunuh diri adalah solusi tanpa makna. 

* Dosen IAIN Antasari Banjarmasin


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Bunuh Diri Solusi Tanpa Makna