** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.indomedia.com/bpost/032006/1/opini/opini2.htm Bunuh Diri Solusi Tanpa Makna Oleh: Mufti Wardani SAg MSi Sepanjang 2005 dan awal 2006, bangsa ini diselimuti berbagai musibah alam yang tiada henti. Episode cerita sedih bagi bangsa ini, tidak saja menghilangkan banyak harapan rakyat kecil untuk bisa mendapatkan hidup yang lebih layak. Juga telah menghilangkan pola pikir masyarakat tentang makna kehidupan sesungguhnya. Akibatnya, bila seseorang tak berhasil menemukan dan memenuhi makna hidupnya maka hasratnya untuk hidup bermakna tidak tercapai. Ia mengalami semacam frustasi yang disebut frustasi eksistensial dengan keluhan utama menghayati hidupnya hampa dan tak bermakna. Frustasi eksistensial ini yang kini dirasakan banyak orang, yang bukan hanya dikarenakan berbagai musibah alam tetapi juga musibah olahan manusia seperti permasalahan ekonomi, sosial dan politik. Ketika masyarakat mengalami frustasi eksistensial, maka tidak jarang sebagian mereka berpikir bahwa bunuh diri merupakan jalan keluar terbaik untuk lepas dari penghayatan tak bermakna itu. Maka perlu terkejut, hampir setiap hari kita disuguhi berita sedih tentang banyak orang yang mengakhiri hidupnya karena persoalan yang tidak logis dijadikan sebab untuk melakukan bunuh diri. Seperti putus cinta, pengangguran dan sebagainya. Bahkan ironisnya, tindakan bunuh diri ini tidak hanya dilakukan orang dewasa. Tidak sedikit pula anak-anak di negeri ini yang berani mengakhiri hidupnya, sebagai jalan pintas untuk keluar dari himpitan persoalan kehidupan. Oleh karena itu, saatnya kita menyadari, bunuh diri bukan hanya persoalan diri yang bersangkutan. Tetapi juga persoalan kita bersama khususnya pemerintah yang seharusnya tidak hanya concern pada permasalahan ekonomi dan politik saja. Pemerintah juga harus memperhatikan perubahan tingkah laku dan pola pikir masyarakat yang berkaitan dengan persoalan kehidupan yang realistis. Walaupun angka bunuh diri di negeri ini belum sebesar yang dilakukan masyarakat di dunia Barat, namun patut kita sesalkan. Mengapa bunuh diri di negeri ini, juga dilakukan anak-anak yang belum mengerti banyak tentang makna kehidupan sebenarnya. Inilah tragedi kemanusiaan yang dikhawatirkan lambat laun akan menjadi wabah nasional, sehingga akhirnya tercipta masyarakat pesimistis dalam setiap menghadapi persoalan kehidupan. Dari persoalan tersebut perlu kita pahami, menemukan makna hidup adalah solusi yang bisa mengantisipasi tindakan bunuh diri. Tindakan mengakhiri hidup bukan solusi yang dapat ditoleransi oleh pandangan apa dan siapa pun. Apalagi kalau kita pahami dalam tradisi agama besar dunia, juga menurut keyakinan sebagian filusuf, kematian bukan akhir dari perjalanan hidup seseorang. Hukum kehancuran hanya berlaku pada wujud yang berstruktur secara materi. Ruh bukan materi, maka ia tidak akan terkena hukum kehancuran. Konsep dan keyakinan hidup setelah mati, mendapat tempat yang amat kokoh dalam tradisi agama besar dunia. Mati bukanlah sebuah terminasi, tetapi garis transisi untuk memulai hidup baru di alam yang baru. Dalam Bahasa Arab, dunia artinya kehidupan yang dekat, sekarang, dan di sini. Sedangkan akhirat, artinya kehidupan kelak di seberang kehidupan dunia. Dengan pemahaman dan keyakinan semacam ini, tentu kita tidak rela memperpanjang siksaan kehidupan di dunia dengan menambahkan siksaan di kehidupan akan datang. Sangat jelas, tindakan bunuh diri adalah haram hukumnya dalam agama khususnya Islam. Kehidupan Bermakna, Mungkinkah? Era yang serba modern ini menawarkan tiga hal kepada manusia yaitu harapan, kesempatan, dan tantangan. Ia menjanjikan harapan untuk perbaikan nasib dan kelimpahan materi, membuka peluang luas untuk mengaktualisasi diri, dengan memacu diri bekerja keras sebagai tantangannya. Kehidupan modern memang bukan kehidupan yang ringan untuk dijalani, karena terkadang merupakan ajang persaingan yang keras dan ketat. Mereka yang berhasil sebagai pemenang, akan memperoleh ganjaran kelimpahan materi dan peningkatan harga diri. Sedangkan pencundang akan mengalami frustasi berkepanjangan dan mungkin kehilangan harga diri. Modernisasi memang memberikan harapan untuk meningkatkan prestasi dan prestise, dengan peluang yang setara untuk berhasil dan tidak berhasil mewujudkannya. Namun yang harus kita waspadai, di era modern yang cenderung menuntut pola pandang serba rasional ini pula sering mengabaikan hal lain yang juga sarat mengandung makna hidup. Seperti menyimak isi pengajian yang mengungkap kebenaran kebijakan, menyisihkan waktu khusus bersantai berdua istri, memperhatikan anak kecil asyik bermain, membiasakan shalat malam. Semuanya itu terabaikan, sehubungan kesibukan mencari nafkah. Masihkah ada kehidupan bermakna dalam situasi serupa itu? Mengembangkan kehidupan bermakna bukan tugas yang ringan, karena pada hakikatnya sama dengan memenangkan perjuangan hidup. Yakni, mengubah nasib buruk menjadi baik dan mengubah penghayatan diri tak bermakna menjadi bermakna. Usaha ini selain memerlukan niat kuat dan pemahaman mendalam tentang makna hidup serta selalu membutuhkan dukungan lingkungan terdekat, perlu mengusai metodenya. Antara lain: Pemahaman Diri, mengenali secara objektif kekuatan dan kelemahan diri sendiri baik yang merupakan potensi maupun yang teraktualisasi. Untuk kemudian kekuatan itu dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan kelemahan dihambat dan dikurangi. Bertindak Positif, menerapkan dan melaksanakan hal yang baik dan bermanfaat dalam prilaku dan tindakan nyata sehari-hari. Pengakraban Hubungan, meningktkan hubungan baik dengan pribadi tertentu (keluarga, tetangga, teman, rekan sekerja), sehingga saling mempercayai, membantu dan memerlukan. Pendalaman Tri Nilai, berusaha memahami dan memenuhi tiga macam nilai yang dianggap merupakan sumber makna hidup. Yaitu nilai kreatif (kerja, karya), penghayatan (kebenaran, keindahan, kasih, iman), dan bersikap (menerima dan mengambil sikap yang tepat terhadap derita yang tak dapat dihindati lagi). Ibadah, berusaha melaksanakan yang diperintahkan Tuhan dan mencegah diri dari larangan Nya. Ibadah yang khusyu sering mendatangkan perasaan tenteram, mantap, dan tabah, serta tak jarang pula menimbulkan perasaan seakan-akan mendapat bimbingan dan petunjuk Nya dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. (Hanna Djumhana Bastaman, 1996). Kelima metode dalam menemukan makna kehidupan tersebut, adalah usaha yang bisa dilakukan untuk menimbulkan sikap optimisme bagi masyarakat dalam menghadapi dan menyikapi persoalan kehidupan. Menumbuhkan sikap optimisme pada anak-anak adalah tugas orangtua untuk memberikan pendidikan dalam keluarga, yaitu berusaha memberikan pengertian tentang makna hidup yang ingin digapai. Berusaha menghindarkan mereka dari persoalan yang dialami orangtua bermasalah, tidak melibatkan anak-anak dalam permasalahan keluarga, maka anak-anak dapat hidup normal dalam berpikir, bertindak dan mengambil keputusan. Bagi pemerintah, saatnya merealisasi harapan masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak, mengurangi penderitaan rakyat sesuai amanat UUD negara ini dengan berusaha meminimalisasi kebijakan yang dapat menambah penderitaan rakyat. Sekarang saatnya pemerintah harus berempati terhadap penderitaan rakyat, karena pemerintah hidup dari uang rakyat, maka tidaklah wajar apabila pemimpin di negeri ini hidup senang di atas penderitaan rakyat. Namun perlu kita sadari, makna hidup tidak dapat diberikan oleh siapa pun. Tetapi harus dicari dan ditemukan sendiri. Orang lain sekadar menunjukkan berbagai sumber makna hidup dan hal yang mungkin berarti. Tetapi pada akhirnya terpulang pada orang yang ditunjuki, untuk menentukan sendiri apa yang dianggap dan dirasakan bermakna baginya. Hanya ada satu kata sepakat bagi kita, yaitu 'bunuh diri adalah solusi tanpa makna. * Dosen IAIN Antasari Banjarmasin [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **