[nasional_list] [ppiindia] Anak-anak Itu ...

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 26 Jan 2006 02:21:29 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REPUBLIKA
Rabu, 25 Januari 2006

Anak-anak Itu ... 

Oleh : Asro Kamal Rokan 


Siti Ihtiyatus Soleha, nama yang indah. Orang tuanya tentulah berharap Tia nama 
panggilannya menjadi anak yang soleha. Nama adalah doa dan harapan. Namun, Tia 
harus mengalami siksaan yang menyedihkan. Anak manis belum genap berusia 
delapan tahun itu, disetrika ayah kandungnya. Ya Allah ... kedua kaki dan 
tangannya yang mungil itu mengalami luka bakar. Awal mulanya, ibu Tia menemukan 
uang Rp 100 ribu dalam lipatan buku komik Tia. Ibunya menanyakan asal uang 
tersebut, namun Tia menjawab tidak tahu. Ayahnya tidak sabar, memaksa anaknya 
menjelaskan. Caranya, menyetrika kaki dan tangan Tia.

Kisah Tia, warga Sunter Jaya, Jakarta Utara, itu semakin memperpanjang tragedi 
kekerasan terhadap anak-anak. Awal Januari, juga di Jakarta Utara, Eka --bocah 
perempuan berumur tujuh tahun-- tewas dicekik ibu tirinya. Sebelumnya, bocah 
tak berdosa itu berkali-kali diperkosa paman tirinya. Kisah tragis lain, 
terjadi di Tangerang, Banten. Seorang ibu membakar anak kandungnya.

Kini, lihatlah data Komisi Perlindungan Anak (Komnas PA). Selama tahun 2005, 
yang terpantau melalui media, tercatat sebanyak 736 kasus kekerasan terhadap 
anak di berbagai daerah. Dari kasus itu, sebanyak 327 kasus merupakan tindakan 
kekerasan seksual, 233 kasus secara fisik, dan 176 kasus secara psikis.

Berdasarkan laporan yang diterima hotline service (HLS) Komisi Nasional 
Perlindungan Anak (Komnas PA), menurut Ketua Komisi Advokasi dan Hukum pada 
Komnas Perlindungan Anak, Muhammad Joni, dalam tulisannya di Republika (12/01), 
pada 2005 kekerasan seksual terhadap anak lebih besar dibandingkan kekerasan 
fisik.

Dari 301 kasus, 121 kasus perkosaan anak (40 persen). Kemudian, 172 kasus 
percabulan (57 persen), dan delapan kasus persetubuhan sedarah (incest) 
sebanyak tiga persen. Dari 301 kasus tersebut, 250 korbannya adalah anak 
perempuan (81,43 persen), dan 57 kasus (18,57 persen) korbannya anak laki-laki 
dalam bentuk kejahatan sodomi. Kekerasan seksual pada tahun 2005, meningkat 
36,20 persen dibanding 2004, yang tercatat 221 kasus. Para pelaku kejahatan 
terhadap anak itu, menurut data Komnas PA, ada di sekeliling anak-anak itu 
sendiri. Sebanyak 69 persen pelaku merupakan orang-orang yang dikenal dekat 
dengan korban. Bahkan, masih ada hubungan keluarga dengan korban.

Banyak pihak yang menjadi tertuduh sebagai penyebab timbulnya kasus-kasus 
kekerasan ini, di antaranya pemerintah yang belum sepenuhnya mempu menghentikan 
kekerasan, menelantarkan, diskrminasi, dan eksploitasi terhadap anak, sebagai 
bagian tanggung jawabnya. Juga, televisi yang terus-menerus mengajarkan 
kekerasan. Dan, pemahamam hukum di tengah masyarakat. Bukankah, Pasal 78 
Undang-Undang Perlindungan Anak menegaskan, siapa saja yang mengetahui dan 
sengaja membiarkan anak dalam posisi terancam akan dikenakan sanksi hukuman 
lima tahun penjara. Semua data kekerasan terhadap anak itu telah berbicara 
kepada kita. Sanksinya pun jelas. Jadi, sekali lagi, renungkan puisi Kahlil 
Gibran berjudul Anak ini: 


Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu 

Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan fikiranmu
Karena mereka memiliki fikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau 
kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan cuba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu



[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Anak-anak Itu ...