[list_indonesia] [ppiindia] intermezzo: Psikologi di balik antrian

  • From: Sandy Dwiyono <sandydwiyono2005a@xxxxxxxxx>
  • To: nasional-list@xxxxxxxxxxxxxxx, ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, humancapital@xxxxxxxxxxxxxxx, apakabar@xxxxxxxxxxxxxxx, tionghoa-net@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Tue, 8 Mar 2005 01:02:36 -0800 (PST)

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

08.03.2005
 
Psikologi di balik antrian
 
(Antrian panjang terjadi pada pemilu di Afrika Selatan)
 
Antri merupakan kegiatan yang masih sulit dilaksanakan di sebagian besar negara 
berkembang, padahal di balik antrian terdapat cerminan posisi sosial dan 
peradaban. Dengan belajar antri, maka dapat dilakukan efisiensi dari antrian 
itu sendiri.

Kita menyaksikan sendiri, antri membeli karcis, masuk ke kendaraan umum atau 
untuk mendapat bantuan bencana, ternyata tetap sulit dilakukan di negara 
berkembang. Antrian tidak akan terbentuk,  jika tidak ada tekanan dari aparat 
pengawas atau pengamanan. Tidak berlebihan jika dikatakan, antri merupakan 
produk dari peradaban dan pendidikan. Selain itu, antri merupakan cerminan dari 
masyarakat yang teratur. Di negara berkembang, antrian hanya akan terbentuk 
secara terpaksa,  jika menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan teknologi yang 
tidak bisa direkayasa, misalnya di ATM bank . Akan tetapi terdapat 
kecenderungan, jika menyangkut palayanan publik, semakin banyak yang berusaha 
mencari jalan pintas. 

Berbeda halnya jika kita lihat di negara maju, dimanapun kita berada, baik di 
kota maupun di desa, antrian akan terbentuk secara otomatis. Pada saat hendak 
naik bis kota, trem, mengirim surat di kantor pos, menunggu giliran di telepon 
umum dan lainnya, sudah merupakan kebudayaan dan kesadaran yang mengakar, bahwa 
dengan antri, urusan akan lebih cepat beres, dibanding jika bergerombol saling 
mendahului. Terdapat kesadaran, bahwa seorang petugas hanya dapat meladeni 
seorang klien pada satu waktu pelayanan. Jika terjadi kerumunan atau saling 
mendahului, bukan pelayanan yang didapat melainkan kekacauan dan keributan.

Tentu saja dalam antrian yang berdisplin, seseorang tidak dapat menyerobot ke 
depan. Ia hanya bisa menunggu atau memilih keluar dari antrian. Dengan 
membatalkan diri ikut antrian, berarti ia menunggu pelayanan berikutnya, dimana 
jumlah antrian tidak terlalu panjang. Secara psikologis, keluar dari antrian 
mungkin melegakan, walaupun sebenarnya ia kehilangan waktu yang harus 
ditanggung sebagai risiko, menjadi tambah besar. Berbagai fenomena antrian ini, 
ternyata merupakan kajian ilmiah yang menarik bagi dua pakar marketing dari 
Hongkong, yakni Prof. Rongrong Zhou dan Prof. Dilip Soman. Mereka meneliti 
fenomena antrian tsb untuk menemukan manajemen pemecahannya.

Indikator kondisi

Dari sudut ilmu pemasaran, antrian panjang berarti indikator dari kondisi, 
dimana penawaran jasa atau barang lebih sedikit dari permintaan. Kondisi itu 
dapat terjadi temporer, seperti misalnya jika antri hendak memasuki bis kota, 
trem atau di kantor pos. Dapat juga antrian tersebut terjadi secara permanen, 
seperti antrian untuk memperoleh jatah ransum bulanan di negara-negara komunis 
di masa lalu. Demikian juga antri pembagian makanan di kawasan bencana hebat, 
dimana tidak ada kemungkinan lain untuk memperoleh makanan dalam jangka waktu 
panjang.

Dalam penelitiannya, Zhou dan Soman  melihat nilai lain, disamping nilai 
material dari antrian panjang tsb, dimana adanya kesempatan diantara para 
pengantri, untuk melakukan perbandingan sosial posisinya, dengan mereka yang 
ada dalam antrian yang sama. Setiap pengantri, akan merasakan mereka berada 
dalam situasi krisis, atau menghadapi masalah yang harus dipecahkan. Perasaan 
harga diri dalam situasi semacam itu, ternyata dapat kembali ditegakkan, jika 
mereka dapat membandingkan diri dengan posisi pengantri lain yang lebih buruk. 
Jadi para pengantri, bukan hanya menghitung berapa orang lagi yang ada di 
depan, melainkan juga berapa orang yang juga masih antri di belakang. 

Antri, ternyata memprovokasi penarikan perbandingan sosial. Karena dalam 
antrian akan terlihat dengan jelas, siapa yang memiliki posisi lebih baik dan 
siapa lebih buruk. Manusia selalu cenderung membandingkan dimana posisinya, 
dengan melihat mereka yang posisi sosialnya berada atas dan di bawah. Sama 
seperti antrian, siapa posisinya di depan dan siapa di belakang. Penelitian 
Prof. Zhuo dan Prof.Soman menunjukkan, perbandingan posisi ini berlaku apabila 
antrian klasik terbentuk, yakni masing-masing pengantri berdiri pada posisi 
berbaris ke belakang. Jika antrian diatur dengan nomor, seperti di ruang tunggu 
dokter atau di rumah sakit, fenomena perbandingan posisi sosial tidak muncul.

Perbandingan posisi

Dalam percobaan yang dilakukan kedua pakar marketing dari Universitas Hongkong 
itu terlihat, semakin panjang antrian di belakang relawan yang diteliti, 
semakin jarang ia membubarkan diri dari antrian. Juga semakin panjang antrian, 
suasana diantara para pengantri biasanya semakin membaik. Diduga, karena semua 
memiliki perasaan yang serupa, yakni di belakang masih banyak yang juga antri. 
Dengan begitu, perhatian lebih terarah pada gerakan ke depan, yakni menunggu 
kapan perubahan posisi terjadi. 

Dalam percobaan berikutnya, para peneliti membuat aturan main baru. Mereka 
membuka dua loket pelayanan di kantor pos, satu loket pelayanan biasa dimana 
orang harus antri dan satu lagi loket pelayanan istimewa, dimana orang tidak 
perlu antri akan tetapi harus membayar lebih mahal. Mereka yang keluar antrian, 
tidak memiliki kesempatan lagi untuk kembali posisi semula. Ternyata diamati, 
semakin panjang antrian di loket pelayanan biasa, semakin jarang pengguna jasa 
pos memanfaatkan loket istimewa. Namun jika antriannya pendek, selalu saja ada 
pelanggan yang datang ke loket pelayanan istimewa, yang menetapkan tarif 
pengiriman pos jauh lebih tinggi. Rupanya jika antrian pendek, perbandingan 
posisi sosial kurang memainkan peranan.

Manajemen yang efisien

Tentu saja selain penelitian mengenai psikologi sosial di balik antrian, para 
peneliti juga berusaha mengembangkan manajemen antrian yang efisien. Tujuannya, 
untuk mengurangi kelambatan, kemacetan atau antrian yang terlalu panjang. Dalam 
dunia modern yang semakin cepat, antri sudah menjadi fenomena yang tidak dapat 
ditolak. Namun yang dipertanyakan adalah, bagaimana kualitasnya. Jika antrian 
sangat panjang dan macet, maka beban psikologis bagi pengantri dan penyedia 
jasa akan semakin berat. Misalnya di rumah sakit, dimana sering terjadi antrian 
tidak efisien dari pasien-pasien yang akan dioperasi.

Para peneliti dari Institut Fraunhofer untuk tekno dan matematika ekonomi-ITWM 
di Jerman, mengamati fenomena antrian yang tidak efisien di berbagai rumah 
sakit. Dalam kasus ini, yang dihitung bukan hanya perbandingan sosial  tetapi 
juga menyangkut nyawa manusia. Di zaman teknologi, dimana hampir semua tugas 
manajemen tidak bisa dilepaskan dari bantuan komputer, pemecahan dengan 
memanfaatkan teknologi informatik merupakan langkah tepat. Untuk itu, Institut 
Fraunhofer mengembangkan software yang disebut Opti-Trans, untuk mengatur 
antrian pasien yang akan dioperasi. Dalam ujicoba di rumah sakit Universitas 
Saarland di Homburg, terbukti dengan optimasi manajemen, lamanya waktu tunggu 
dalam antrian dapat dikurangi secara drastis. Terbukti lagi, antrian dapat 
dioptimalkan, dan mereka yang berebut tidak antri, tetap terjebak dalam 
kemacetan serta kekacauan.


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] intermezzo: Psikologi di balik antrian