[list_indonesia] [ppiindia] Tentang subsidi lewat BBM

  • From: "Ikranagara" <ikra@xxxxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Wed, 02 Mar 2005 15:58:58 -0000

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **


Dear all!

Maaf jika lama saya tidak ikut urun rembug tentang beberapa masalah 
yang dilontarkan di sini. Maklum, konsentrasi saya sedang pada 
latihan persiapan pertunjaukan drama "Dee-Oh-Tee" yang rencananya 
akan siap untuk pentas uji-coba pada awal April nanti di Washington 
DC.

Yang sedang ramai sekarang ini adalah pro-kontra soal kenaikan BBM, 
ya?

Baiklah saya mulai.

Saya setuju subsidi BBM dikurangi, atau malah kalau perlu dihapuskan 
sama sekali, hanya saja persetujuan saya ini ada TAPI-nya.

Sebelum mengungkapkan TAPI-nya itu, saya akan ungkapkan kenapa saya 
setuju. Dasarnya adalah saya melihat ini adalah MASALAH SUBSIDI. 

Jadi saya berpendirian bahwa subsidi tidak bisa diberikan tanpa 
pandang bulu. 

Subsidi diberikan hanya kepada yang membutuhkannya saja. Sedangkan 
subsidi yang diberikan lewat harga rendah BBM itu berarti memberikan 
subsidi kepada yang berhak maupun yang tidak berhak. Yang berhak itu 
adalah mereka yang memang menderita kesulitan ekonomi alias kalangan 
miskin. Tapi subsidi lewat BBM itu yang menikmatinya justeru lebih 
banyak yang sudah mampu alias berkecukupan bahkan mungkin yang 
tergolong kaya dan kaya raya, antara lain mereka yang sudah mampu 
punya kendaraan sendiri, bukan?

Yang kurang mampu dapat mengakses subsidi itu lewat bus atau angkot 
yang tarifnya murah. Yang kewalahan bahkan sekedar untuk bayar tarif 
naik bus atau angkot yang murah itu pun banyak yang tidak mampu, 
tidak bisa naik bus maupun angkot, misalnya barisan pemulung atau 
umumnya yang tergolong orang miskin kota maupun yang di pedesaan, 
maka mereka yang justeru berhak ini pun tidak bisa mengambil haknya. 
Ini namanya tidak adil, alias secara moral tidak bisa diterima.

Jadi, subsidi tidak pandang bulu yang diberikan lewat BBM harga 
murah itu sudah waktunya ditiadakan.

Tapi bukan berarti subsidi untuk mereka yang kurang mampu secara 
ekonomis tidak boleh diberikan, apalagi untuk mereka yang jelas-
jelas sudah jatuh miskin! Mereka ini berhak, dan menurut UUD adalah 
tanggungan negara. Mereka ini semua jumlahnya besar (30%?) adalah 
juga saudara sebangsa dengan kita, karenanya mereka berhak 
mendapatkan subsidi dari hasil peniadaan subsidi yang diberikan 
lewat BBM. Istilah yang dikemukakan sekarang adalah "konpensasi," 
tapi saya cenderung menamakannya "subsidi" saja, tidak usah pakai 
istilah yang diperhalus segala!

Berdasarkan prinsip subsidi seperti itu, maka pemberian subsidi 
kepada yang kurang mampu dan miskin (juga untuk para penganggur 
karena tidak dapat kerjaan atau kehilangan pekerjaan!) sudah 
waktunya difikirkan bagaimana rumusannya dan operasionalnya di 
lapangan, agar mereka yang berhak itu bisa mengakses haknya sehingga 
bisa hidup layak (bukan hanya dalam urusan tranpotasi saja!) 
sebagaimana yang lainnya, sebab tujuan diberikannya subsidi ini 
adalah mengadakan pemerataan ekonomi yang bisa direalisasikan di 
dalam hidup kita sebagai satu bangsa. Inilah prinsip Keadilan Sosial 
yang digariskan/diimpikan oleh pendahulu kita ketika mereka 
merencanakan pembangunan Republik kita ini, bukan?

Sekarang bagian TAPI-nya:

Tapi yang dilakukan pemerintah sekarang ini terlalu mendadak! Maka 
akibatnya terjadi kegoncangan psikhologi massa, yang mau tidak mau 
menyebabkan pemerintah menuai badai penolakan di mana-mana, baik 
dari kalangasn rakyat maupun dari kalangan politisi di DPR.

Seharusnya pemerintah sebelumaanya sudah menyiapkan segala 
sesuatunya agar lonjakan harga-harga yang terjadi secara drastis 
seperti sekarang ini tidak dirasakan sebagai himpitan ekonomi yang 
makiin memberati. 

Bahwa harga-harga  apa saja semua akan naik, itu jelas. 

Kaum spekulan dan penimbun barang akan memanfaatkan momentum ini 
untuk menangguk sebanyak mungkin keuntungan dengan target manaikkan 
harga setinggi mungkin, sebab mekanisme pasar bebas memang 
memungkinkan hal ini. Bukankah sudah ada barang yang hilang dari 
pasaran, misalnya minyak tanah (yang justeru tidak dinaikkan, tetapi 
mana mungkin tidak!).  

Dalam hal urusan harga inilah pemerintah tidak siap, sebagaimana 
terbukti dalam rapat kerja bersama DPR itu, Mari Pangestu tampak 
menjadi tidak professional dan masih hijau karena hanya melakukan 
sidak ke pasar saja. Mestinya dia yang ahli sudah menyiapkan segala 
sesuatunya agar harga terkontrol naiknya. (Ya, ini memang tidak 
sesuai dengan prinsip pasar bebas; tapi pemberian subsidi kan juga 
tidak sesuai! Forget pasar bebas macam begitu deh!)  

Tapi yang kedua, menyangkut soal penyaluran subsidi untuk yang 
memang berhak itu. Apakah birokrasi yang ada sekarang ini bisa 
dipercaya? Bukankah presiden sendiri mengakui bahwa kebocoran masih 
belum bisa dihilangkan sampai sekarang? Langkah apa yang akan 
dilakukan untuk menghindari kebocoran ini? Dalam hal ini jajaran 
Jakgung Arman, kepolisian dan kehakiman harus ikut bertanggung-
jawab, karenanya harus dilibatkan. Tentu kontrol media massa dan LSM 
harus juga diberi akses dengan menerapkan sistem keterbukaan yang 
penuh!

Selain Tapi yang dua yang saya ungkapkan di sini, tentu ada Tapi-
tapi yang lain. Nah, Tapi-tapi yang lain itu, silahkan giliran Anda 
mengungkapkannya!

Terus terang, saya kuatir apa yang sedang dilakukan pemerintah 
sekarang ini pada prinsip dan tujuannya baik dan bisa diterima, 
dalam pelaksanaan akan bisa berantakan, karena pada dasarnya ini 
akan hanyalah tambal sulam atas sistem yang ada. Maka bencana itu 
mungkin saja terjadi, karena pada dasarnya apa yang dilakukan 
pemerintah belumlah beradasarkan sikap yang tuntas ditinjau dari 
sudut political economy, sebab pemerintah masih tetap menganut "free 
trade" dan belumlah menggunakan "fair trade". Kalau keberantakan itu 
yang terjadi, maka sudah waktunya pemerintah untuk banting stir 
mencari jalan lain dalam usahanya untuk menciptakan pemerataan di 
bidang ekonomi ini. Sebab, di mana pun dilaksanakan, sistem 
Kapitalisme Neo-Liberal memang tidak punya sistem pemerataan yang 
organik di dalam sistemnya, kecuali tambal sulam itulah. sebab 
mereka percaya, jika terjadi pertumbauhan ekonomi tinggi maka "bim 
salabim! Sesam!" amaka pintu pemerataan pun terbuaka dengan 
sendirinya. Tapi itu tidak pernah terjadi di mana pun dan kapan pun, 
termasuk di AS sendiri, bukan? AS pun melakukan sistem tambal sulam!

Silahkan berdiskusi. Saya akan masuk ke dalam kesibukan saya 
kembali, menyiapkan pertunjukan drama "Dee-Oh-Tee" yang menampilkan 
tema "kekerasan dalam politik" itu.


Ikra.-






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Tentang subsidi lewat BBM